Title : Go Back
Author : Han Rae Hwa
Rating: T
Genre : RomanceMain cast :
- You as Kireina
- Jo Youngmin 'BoyFriend' as Youngmin
- Jo Kwangmin 'BoyFriend' as Kwangmin
- Other Boyfriend member
Go Back part 2
Kubuka lapotopku dan segera
kusambungkan ke wifi yang ada dirumahku. Dengan cepat, aku mengetik
nama Jo Kwangmin di internet. Aku membuka sebuah halaman yang berisi tentang
profil dan latar belakang kehidupannya. Dengan seksama, aku membacanya dari
awal hingga akhir.
Kubuka
lagi halaman yang baru dengan mengetik nama kembarannya Kwangmin, yaitu Jo
Youngmin. Kubuka halaman yang memuat tentang profil dan latar belakangnya sama
seperti tadi. Dan kuulangi ketiga kalinya dengan membaca profil dan berbagai
fakta tentang Jo Twins.
“Apa
jangan-jangan.. Nggak! Ini nggak mungkin!”
*****
“Kwangmin,
nanti siang makan Pizza yuk.” Rayuku kepada Kwangmin saat ia sedang
mencatat materi Kimia yang ada dipapan tulis.
Kwangmin
mengangguk sambil terus meneruskan mencatat.
Aku
memesan Pizza satu loyang dengan berbagai macam rasa. Kwangmin hanya
mengambil Pizza dengan rasa daging asap dan taburan keju mozzarella diatasnya.
“Kau
tidak suka jamur ne?” tanyaku sembari menatapnya.
Kwangmin
menggeleng sambil terus memakan Pizza nya, “Seumur hidupku, aku sangat membenci
makanan itu!”
Aku
terus memperhatikan laki-laki yang ada dihadapanku ini. Kwangmin mulai
menyadari jika dari tadi aku terus memperhatikannya.
“Waeyo
Kireina-ya? Kenapa kau melihatku seperti itu?”
Ia
mendekatkan sepiring penuh pasta yang ada dihadapannya dan langsung melahapnya.
“Kau
sangat suka pasta ya?”
Kwangmin
tersenyum, “Ne. Aku sangat menyukainya. Waeyo?” Jawab Kwangmin dengan mulut
penuh pasta.
Aku
menggeleng, “Tak apa. Kau makan pasta lahap sekali Kwangmin-ah.”
Aku
terus memperhatikannya. Kwangmin sepertinya sama sekali tidak merasa terganggu
dengan hal itu.
*****
Tepat
pukul 09.00 pagi, Kwangmin menjemputku. Kami janjian untuk jalan-jalan hari
ini. Ia mengenakan kaos lengan pendek, jeans biru dan dengan jaket
kesayangannya. Kali ini ia membawa mobil, tidak dengan motornya. Aku pamit pada
orangtua ku lalu menghampiri Kwangmin. Ia menyambutku dengan senyuman manisnya.
Aku membalas senyumannya.
Kami
menelusuri perjalanan sudah hampir satu setengah jam. Hingga tepat dua jam
penuh, Kwangmin menghentikan mobilnya disebuah perkebunan teh dengan pemandangan
yang sangat indah. Kwangmin meraih tanganku dan mengajakku untuk naik kuda
berkeliling kebun teh. Awalnya aku ragu, namun Kwangmin meyakiniku
bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan. Kami menaiki kuda bersama. Kwangmin lah
yang mengendalikan kuda itu. Kami berkeliling kebun teh dan menikmati
pemandangan disekeliling kami. Kwangmin mendekap tubuhku dari belakang. Rasanya
sangat nyaman.
Kwangmin
menarikku ke salah satu bukit yang ada disini. Kami berdua duduk berdampingan.
Kwangmin menatap kedepan dengan tatapan kosong. Aku bingung harus melakukan
apa. Sepertinya Kwangmin sedang tak ingin mengobrol. Akhirnya aku hanya ikutan
terdiam seperti Kwangmin.
“Kau
tau? Belum pernah ada seorang yeoja pun yang bisa membuatku merasa nyaman
seperti sekarang ini. Aku senang dan aku tak pernah menyesal sudah mengenalmu.
Aku sangat bersyukur karena Tuhan telah mempertemukan aku denganmu
Kireina-ya..” Kwangmin menoleh kearahku sambil tersenyum.
Aku
bersyukur masih bisa melihat Kwangmin tersenyum dihadapanku.
“Aku
juga merasakan seperti itu Kwangmin-ah.” Aku mencoba untuk tersenyum.
“Ah,
aku tak suka dengan senyumanmu yang seperti itu.” Kwangmin cemberut.
Aku
kembali tersenyum. Yaa, benar-benar tersenyum dan tak dibuat-buat.
Kwangmin
melebarkan senyumannya, “Nah, aku sangat suka dengan senyumanmu yang tulus
seperti itu.” Kwangmin mencubit pipiku.
Kwangmin
beranjak dari tempatnya.
“Tujuan
kita kesini kan untuk menghabiskan waktu bersama. Aku tak mau
menyia-nyiakannya. Ayo kita bersenang-senang!” Kwangmin merangkulku dan
membawaku ke perkebunan teh yang luas.
Aku
mengikuti Kwangmin yang berbaring ditengah hamparan ilalang, tak jauh dari
perkebunan teh. Ia memejamkan matanya. Aku pun mengikutinya lagi. Aku bisa
merasakan hembusan nafas Kwangmin.
“Aku
tak ingin hari ini berakhir.” Kwangmin masih memejamkan matanya, “Aku masih
ingin bersamamu Kireina-ya..” Kwangmin menatapku.
“Yaa..
Aku juga Kwangmin. Aku pun masih ingin bersamamu.”
Aku
dan Kwangmin beranjak bangun lalu duduk, masih ditempat kami berbaring beberapa
menit yang lalu. Kwangmin mendekatkan wajahnya ke wajahku. Hembusan nafasnya
semakin terasa. Bibirnya seakan ingin menyentuh bibirku. Aku pasrah dan mencoba
menikmati suasana disini. Mataku kembali terpejam untuk yang kesekian kalinya.
Kecupan pertama yang Kwangmin berikan untukku. Aku membuka mata dengan
perlahan. Kwangmin menjadi salah tingkah.
“Mianhaeyo..”
Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dengan
spontanitas, aku mencium pipinya. Kwangmin melihatku dengan menampakkan wajah
polosnya. Pipinya menjadi merah, lalu ia tersenyum dan balik mencium pipiku.
Kwangmin memelukku dengan erat.
“Aku
berharap pelukkanku ini bisa menghilangkan rasa kehilangan saat kita berpisah
nanti.”
Aku
tak peduli dengan apa yang dikatakan Kwangmin barusan. Aku pun membalas
pelukkannya. Aku tersenyum sangat bahagia.
*****
Sore
ini aku mengajaknya makan ice cream ditaman tak jauh dari rumahku. Kwangmin
menyetujui ajakanku. Awalnya Kwangmin ingin menjemputku. Namun aku menolaknya
dan pergi sendiri dengan sepeda kesayanganku.
Kami
janjian di taman pukul 15.00 sore, dan Kwangmin tepat waktu. Aku mengajaknya
untuk membeli ice cream di kedai yang ada diseberang jalan.
Kami
menyantap ice cream dengan lahap, sampai wajah kami kotor. Aku mencoba
membersihkan dengan tanganku, namun Kwangmin mencegahnya.
“Jangan!
Itu kotor.” Kwangmin mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Kecupan
itu begitu hangat dan berhasil membuat jantungku berdetak lebih kencang dari
sebelumnya. Kwangmin menatapku dan menjauh.
“Mianhaeyo..”
“A,
g-gomawo..”
Kami
terdiam beberapa saat. Semilir angin membuat suasana ditaman semakin teduh.
“Kwangmin-ah.
Aku ingin menanyakan sesuatu padamu.” Kataku memecah keheningan.
Kwangmin
menoleh tanpa berkata apapun.
“Apa
yang kau sembunyikan dariku Kwangmin?”
Wajah
Kwangmin seperti menampakan aura ketakutan dan panik. Dan dia menjadi salah
tingkah.
“M-maksudmu
apa Kireina-ya?”
“Jawab
pertanyaanku Jo Youngmin!!” aku membentaknya, “Kau ini Youngmin kan?”
Kwangmin
menundukkan kepalanya dan terus terdiam.
“Setiap
perilakumu dan Setiap yang kau lakukan, semua itu menunjukkan kalau kau adalah
Youngmin. Bukan Kwangmin!” aku berdiri dan menatap Youngmin, “Youngmin yang
selalu mencuci tangannya saat stress. Kau melakukan itu berkali-kali
dihadapanku. Youngmin yang sangat menyukai kucing. Saat kau bermain dengan anak
kucing dirumahku dan melupakan tugas kelompok kita. Youngmin yang sangat
menyukai Kim Hyun Joong SS501. Youngmin yang menyukai Winnie the Pooh. Youngmin
yang sangat menyukai pasta dan membenci jamur. Youngmin yang bilang kalau
pacarnya itu adalah kamera. Dan Youngmin yang selalu membawa kotak P3K
ditasnya. Apa itu bukanlah bukti kalau kau memang benar2 Youngmin!?”
Youngmin
berdiri dan berjalan beberapa langkah menjauhiku. Ia menunduk.
“Ne..
Aku.. Youngmin, bukan Kwangmin.”
Youngmin
menatapku. “Mianhaeyo karena selama ini aku telah membohongi kalian semua.
Termasuk kau Kireina.. Jeosong hamnida.”
“Tapi
kenapa Youngmin? Kenapa kau tega membohongi kami semua termasuk aku? Waeyo
Youngmin-ah?” aku membentak Youngmin lagi.
Jujur
ada sedikit rasa sakit dan kekecewaan dihati kecilku. Youngmin telah
membohongiku termasuk teman-teman dan semua guru-guruku. Aku berusaha menyeka
air mataku yang jatuh berlinang.
“Aku
bisa menjelaskan semuanya Kireina-ya. Jebal! Dengarkan aku dulu!”
Aku
menggeleng. “Kau jahat Youngmin-ah!!” Aku pergi dan berlari menjauhi Youngmin.
Air mataku semakin deras membanjiri pipiku hingga basah. Benar-benar tidak
terduga. Aku sangat kecewa dengan Youngmin yang telah membohongi kami semua
terutama aku.
Ternyata
semua yang kuperkirakan benar. Bahwa Kwangmin yang selama ini bersamaku, yang
selalu mengisi hari-hariku adalah Youngmin. Saudara kembar Kwangmin. Aku terus
berlari menjauh dari Kwangmin. Tanpa sadar, ada sebuah mobil yang menabrakku.
Aku terjatuh dan beberapa terguling. Dan setelah itu, aku tidak tau apa-apa
lagi.
Author
POV
Youngmin
terus menatap perempuan yang terbaring lemah dihadapannya. Digenggamnya tangan
Kireina yang halus. Ia terus menunggui Kireina yang masih tak sadarkan diri di
RS. Akibat kecelakaan yang menimpa Kireina dua hari yang lalu, kini Kireina
mengalami kritis.
“Youngmin-ah..”
Wulan, ibu Kireina menepuk pundak Youngmin.
Youngmin
menoleh kearah Wulan yang tersenyum kepadanya.
“Lusa
kau jadi kembali ke Korea Youngmin-ah?”
Youngmin
menundukkan kepalanya lalu menatap ke arah Kireina.
“Nae
mollayo ahjumma.”
Wulan
tersenyum dan duduk disalah satu sofa.
Youngmin
mundar-mandir dikamarnya dengan gelisah. Ibunya tidak sengaja melihat Youngmin
dari balik pintu.
“Waeyo
Youngmin-ah?” Ibunya menghampiri Youngmin
“Aku
tidak bisa kembali ke Korea sebelum keadaan Kireina membaik Eomma!”
“Mwo?
Apa kau benar-benar yakin? Kau serius Youngmin-ah”
“Ne,
aku berkata seperti itu karena aku serius.” Youngmin menatap ibunya.
Sudah
lima hari Kireina dirawat dan Youngmin masih tetap menemani Kireina.
“Kireina-ya..
Ireona.. Ireona.. Mianhaeyo Kireina-ya..”
Youngmin
meneteskan air matanya untuk yang kesekian kalinya.
Handphone
Youngmin bordering. Ada email yang masuk dari Donghyun, sang leader BoyFriend.
‘Kapan
kau akan kembali ke Korea? Minggu depan kita harus menghadiri showcase di USA.
Kami tidak akan mungkin bisa pergi tanpa kau Youngmin. Seluruh Bestfriend,
terlebih fans-fansmu pasti akan kecewa jika kau tidak ada diantara kami nanti.
Tolong pikirkan baik-baik Youngmin. Demi BoyFriend, demi Bestfriend, demi
Starship Entertainment. Gomawo.’
Youngmin
semakin bingung. Seminggu lagi BoyFriend akan mengadakan showchase itu.
Sementara itu, BoyFriend pasti akan melakukan banyak latihan sebelum tampil
showchase di USA nanti. Dan itu membuat Youngmin semakin serba salah. Ia tidak
mungkin meninggalkan Kireina yang masih kritis. Sementara Youngmin juga tidak
bisa meninggalkan grup yang sudah membesarkan namanya itu untuk showchase di
USA minggu depan.
“Kireina-ya,
apa yang harus aku perbuat? Sementara aku harus menjelaskan semuanya Kireina..”
youngmin menggenggam tangan Kireina dengan erat. Ia berusaha memejamkan matanya
*****
Kireina
POV
Awalnya
gelap. Namun aku berusaha membuka mataku secara perlahan, dan semuanya putih.
Aku sama sekali tidak tau keberadaanku sekarang. Yang jelas, kepalaku masih
terasa sakit. Aku mengelus kepalaku yang masih diperban. Kulihat tangan kiriku
yang di infuse. Sementara tangan kananku terasa hangat. Ada yang menggenggam
tanganku kananku dengan erat. Kulirik seorang namja yang sedang tertidur. Aku
berusaha melepaskan genggamanku dan mengelus kepala namja berambut pirang itu.
“Youngmin..
Youngmin..” panggilku dengan pelan, tapi Youngmin tak kunjung bangun.
Kuusap
keningnya yang mulai panas. Sepertinya Youngmin demam. Dari balik pintu, Mamah
dan Papah dating dengan senyuman diwajah mereka.
“Kamu
sudah sadar sayang..” Mamah mengelus keningku
“Mah,
Youngmin sakit. Keningnya panas.” Ucapku agak keras.
Mamah
memegang kening Youngmin. Raut wajahnya seketika berubah. Mamah membangunkan
Youngmin dengan lembut. Namun Youngmin tidak bangun. Mamah meminta bantuan Papah
untuk memindahkan tubuh Youngmin ke sofa. Papah membaringkannya.
Beberapa
perawat memindahkan Youngmin ke ruang rawat semalam. Youngmin terpaksa harus
dirawat karena panasnya tak kunjung turun. Aku sangat khawatir dengan
keadaannya.
“Bagaimana
keadaan Youngmin?”
“Kata
dokter, Youngmin hanya demam biasa. Orang tuanya juga sudah datang. Bagaimana
dengan keadaan kamu?”
“Sudah
lebih membaik. Mah.. Apa Youngmin akan baik-baik saja? Aku takut dia
kenapa-kenapa. Aku takut kalau.. Kalau Youngmin..” aku meneteskan air mata.
Jujur, aku tidak mau kehilangannya sekalipun dia sudah membohongiku.
“Youngmin
akan baik-baik saja. Kamu nggak perlu khawatir. Kan udah ada orang tuanya yang
jagain Youngmin. Sekarang, kamu fokus sama kesembuhan kamu Kireina.”
Aku
mengalihkan pandanganku kejendela
“Mah,
kapan Youngmin pulang ke Korea?” aku menatap Mamah
“Seharusnya,
dua hari setelah kamu kecelakaan Youngmin sudah kembali ke Korea. Karena masa
pertukaran pelajarnya sudah habis. Tapi, karena kamu masih kritis, jadi
Youngmin nggak tega buat meninggalkan kamu dalam keadaan seperti ini. Makanya
sampai hari ini, Youngmin belum kembali ke Korea.”
“Apa
selama ini Youngmin menjagaku disini? Hingga dia sakit seperti ini Mah?”
Mamah
mengangguk sambil tersenyum.
Papah
membuka pintu dengan perlahan, “Lusa Youngmin akan kembali ke Korea.”
Aku
meneteskan air mataku lagi, “Papah lagi becanda kan? Papah nggak serius kan?”
“Papah
serius. Tadi orang tuanya Youngmin yang bilang langsung sama Papah. Youngmin
juga udah sadar. Dan dia bilang, dia harus kembali ke Korea.”
Mamah
memelukku dengan erat. Mamah tau banget kalau aku lagi sedih seperti ini, aku
pasti akan membutuhkan pelukkannya.
Author POV
Ternyata
Youngmin sudah kembali kerumahnya siang ini. Dokter mengatakan kalau keadaannya
sudah jauh lebih baik. Youngmin dan orang tuanya mengemas semua
barang-barangnya dirumah, sebelum mereka kembali ke Negara asal mereka.
Eomma
Youngmin tak sengaja melihat anaknya yang sedang melamun dikamarnya. Ia
menghampiri Youngmin lalu duduk disebelahnya. Youngmin memeluk Eommanya.
“Kenapa
waktu terlalu cepat berlalu? Aku tak ingin mengakhiri semua ini. Aku masih
ingin terus bersamanya.”
Eomma
mengelus kepala Youngmin dengan lembut.
“Kalau
kalian berjodoh, walaupun bertahun-tahun kalian dipisahkan, suatu hari nanti
kalian pasti akan bertemu kembali. Kamu sangat mencintainya ne?”
Youngmin
mengangguk pelan. “Kireina adalah yeoja yang sangat berbeda dari yeoja-yeoja
yang aku pernah kenal. Hanya bersama Kireina aku bisa merasa nyaman jika berada
disisinya.”
Eomma
Youngmin melepaskan pelukkannya, “Jangan lupa kembali berkemas. Jangan sampai
ada barang yang tertinggal ne!?”
Youngmin
kembali terdiam. Bagaimana bisa ia akan meninggalkan gadis yang ia cintai
sepenuh hati, walaupun pertemuan mereka cukup singkat namun berkesan.
Kireina POV
Youngmin
dan kedua orang tuanya kembali ke RS bertemu kami untuk berpamitan. Youngmin
mendekatiku yang sedang tertidur. Tepatnya berpura-pura tidur. Aku tidak
sanggup melihat sosoknya untuk yang terakhir kalinya sebelum Youngmin kembali
ke Korea.
“Mianhaeyo
Kireina-ya. Seharusnya aku masih ada disini untuk menjagamu. Tapi, aku harus
kembali ke Korea untuk meneruskan karirku bersama BoyFriend. Aku tidak mungkin
meninggalkan kewajibanku di BoyFriend.” Youngmin menghela nafas panjang,
“Mianhaeyo karena aku telah membohongimu Kireina-ya. Jujur, aku tidak pernah
punya niatan seperti itu. Mianhaeyo.. Aku harus pergi sekarang. Kuharap, kau
mengerti itu.”
Youngmin
mengecup keningku. Kurasakan air matanya yang jatuh berlinang. Youngmin pun
mengecup bibirku cukup lama.
“Sarang..hae..yo
Kireina-ya..” Youngmin pergi meninggalkan kami bertiga setelah berpamitan.
Aku
tidak sanggup membendung air mataku. Kubuka mataku dan menangis sejadi nya saat
Youngmin pergi. Mamah dan papah menghampiriku dan memelukku dengan erat.
Berkali-kali Mamah dan Papah mengecup keningku juga pipiku yang basah.
*****