Selasa, 03 Juni 2014

[FF] Tried To Walk



[FF] Tried To Walk

Title: Tried To Walk
Author: Han Rae Hwa
Rating: T
Genre: Romance
Main cast:
-         Jo Youngmin ‘Boyfriend' as Youngmin
-          Lee Se Young as Hyeonjae
-          Jung Eunji ‘A Pink’ as Eunji
-          And other cast

            Kwangmin terus menatap Hyung nya yang masih tak sadarkan diri dengan perban yang menutupi sebagian kepalanya. Perlahan ia meraih tangan kanan Youngmin. Berkali-kali ia mengelusnya hingga ia mengembalikan tangan Youngmin ke posisi semula.

***

            Youngmin terus membelai rambut kekasihnya dengan lembut sembari tersenyum. Kekasihnya yang bernama Hyeonjae itu terus menyunggingkan senyumnya kehadapan Youngmin. Ia menggenggam tangan Youngmin sembari memejamkan matanya, hingga ia benar-benar terlelap. Youngmin melepaskan rangkulannya dan membawa Hyeonjae ke kamar dengan membaringkannya ditempat tidur. Ia meraih selimut dan menyelimuti tubuh Hyeonjae. Ia tersenyum melihat yeoja yang sedang tidur itu. Youngmin mendekatkan wajahnya lalu mencium dengan lembut pipi Hyeonjae.


            “Kau baru pulang?” Tanya Kwangmin lalu menutup buku yang sedang ia baca.
            Youngmin menghampiri Kwangmin dan duduk disamping saudara kembarnya itu.
            “Ne Dongsaeng. Aku pulang saat Hyeonjae sudah tertidur. Kau sendiri kenapa belum tidur?”
            “Aku menunggumu pulang. Dan sekarang kau kan sudah pulang, sebaiknya kau mandi lalu segera tidur.”
            “Baiklah. Sebaiknya kau juga tidur Kwangmin-ah. Annyeonghi jumuseyo.”
            Kwangmin mengangguk dan mengikuti langkah Youngmin menuju kamar masing-masing.

            Kwangmin lebih banyak menghabiskan waktu dirumah semenjak kelulusan SMA nya bersama Youngmin. Justru Youngmin lah yang sering keluar rumah untuk menemui Hyeonjae. Hyeonjae adalah pacar Youngmin sejak mereka masih kelas dua SMA. Hyonjae adalah anak satu-satunya seorang pengusaha terkenal di kota Seoul. Dan Youngmin sangat mencintai Hyeonjae.

            Kwangmin menoleh kearah Youngmin yang sedang berjalan menuju halaman depan.
            “Mau menemui Hyeonjae lagi?”
            Youngmin hanya mengangguk dan membenarkan tali sepatunya yang sedikit terlepas.
            “Aku pergi dulu.” Pamit Youngmin pada Kwangmin.

            Youngmin mengendarai mobilnya menuju rumah Hyonjae. Mobilnya berhenti dihalaman rumah besar bercat putih. Ia menuruni mobilnya dan menghampiri Hyeonjae diruang tengah.
            “Annyeonghaseyo chagiya..” Hyeonjae mencium pipi Youngmin.
            “Hari ini kita mau kemana?” Tanya Youngmin saat ia sudah duduk disamping Hyeonjae.
            Hyeonjae merangkul lengan Youngmin dengan manja, “Aku ingin membeli baju di butik langgananku. Bagaimana?”
            “Membeli baju lagi? Bukankah dua hari yang lalu kau sudah membeli baju baru?”
            “Ne Youngmin-ah.. Tapi aku ingin membeli baju dengan model yang lain. Ayolah temani aku. Kau mau kan?”
            “Baiklah..” Youngmin mengangguk.
            Hyeonjae tersenyum dan merangkul lengan Youngmin dengan manja.

            Youngmin selalu setia menemani kemanapun Hyeonjae pergi. Mereka tidak pernah menghabiskan waktu sesering seperti sekarang ini. Maklum saja, selain bersekolah Youngmin dan adik kembarnya harus bekerja. Mereka adalah dua member boy-group Boyfriend. Mereka tidak punya banyak waktu untuk melakukan hal lain diluar sekolah dan manggung. Jadwal mereka sangat padat. Terlebih jika Boyfriend sedang merelease single terbaru atau bahkan merelease album baru. Itu akan menyita banyak waktunya dan keempatr member Boyfriend lainnya.
            Hyeonjae menghampiri Youngmin sembari tersenyum.
            “Aku sudah selesai. Kita mau kemana lagi?”
            “Bagaimana jika kita langsung pulang ke rumahmu!?”
            Hyeonjae mengadahkan kepalanya sembari berpikir.
            “Baiklah. Setelah itu kita menonton film. Bagaimana?”
            Youngmin mengangguk sembari tersenyum. Ia merangkul pundak Hyeonjae. Rasa bahagia mengiringinya karena bisa menghabiskan waktu berdua dengan Hyeonjae yang kebetulan Boyfriend sedang hiatus untuk beberapa waktu kedepan. Youngmin sangat senang saat mendengar kabar menyenangkan itu. Ia tidak perlu bersusah-susah lagi untuk bertemu dengan Hyeonjae. Tapi tidak dengan Kwangmin yang justru merasa kesepian.
            Hyeonjae mneyiapkan makanan sementara Youngmin menyiapkan film yang akan mereka tonton. Youngmin memilah-milih film drama yang menurutnya bagus.
            “Drama yang ini bagaimana?” Youngmin mengangkat sebuah drama Korea dan menoleh ke arah Hyeonjae.
            Hyeonjae melihat sekilas judul drama Korea yang dipegang Youngmin. Ia mengangguk dan meneruskan menyiapkan makananya. Tak lama Hyeonjae menghampiri Youngmin dan duduk disebelahnya dengan menaruh makanan dimeja. Youngmin menyetel drama Korea pilihannya. Hyeonjae tersenyum dan menyenderkan kepalanya kepundak Youngmin.

            Kwangmin menatap layar phandphone nya dengan earphone yang terpasang dikedua daun telinganya. Ia menoleh ke arah Youngmin yang hendak pergi.
            “Sudah dua minggu terakhir liburan dan kau selalu menemuinya. Apa tidak ada hal lain yang kau lakukan?”
            “Bagiku ini adalah liburan emas ku Kwangmin. Sejak dulu aku selalu mengharapkan waktu luang yang panjang ini. Dan tentu saja aku sama sekali tidak mau menyia-nyiakannya.”
            “Dan kau selalu meninggalkanku dirumah sendirian dan kesepian seperti ini?”
            “Kan ada Hyunmin. Kau bisa memintanya untuk menemanimu Kwangmin! Aku pergi dulu.” Youngmin berlalu dan meninggalkan Kwangmin.
            Kwangmin menatap kepergiannya dan berlalu ke kamar.

            Hyeonjae meminta Youngmin untuk menemuinya di café yang biasa mereka kunjungi. Youngmin mengiyakan permintaan Hyeonjae. Ia memarkir mobilnya tidak jauh dari café yang ada diseberang jalan. Ia turun dari mobil dan berjalan hendak ke café.

           Kwangmin menyeruput cappuccino hangat buatannya. Ia hendak menaruh gelas itu ke meja. Namun tangannya tak sengaja menyenggol salah satu bingkai foto dirinya bersama Youngmin. Kwangmin meraih bingkai foto yang pecah itu. Ia menatap namja yang tengah tersenyum disebelahnya difoto itu. Jantung nya berdegup lebih kencang.
            Mata Youngmin terbelakak saat melihat perempuan yang familiar baginya ada ditengah jalan. Dari arah sebelah kiri, sebuah mobil melaju dengan cepat menghampiri perempuan itu. Jantung Youngmin berdetak sangat kencang. Ia berlari dengan sekuat tenaga menghampiri Hyeonjae yang tidak menyadari bahwa ada mobil yang akan menabraknya. Youngmin mendorong tubuh Hyeonjae dan menoleh ke arah mobil yang percis berada dihadapannya. Mobil itu tidak sempat menghalang dan akhirnya menabrak tubuh Youngmin. Tubuhnya menghantap kaca depan mobil lalu terjatuh dan terguling berkali-kali. Darah mulai bercucuran dari kepala, mulut dan matanya. Hyeonjae berteriak histeris sambil memegangi tangan kirinya yang terluka. Ia berlari menghampiri Youngmin yang tak sadarkan diri. Didekapnya tubuh namjachingu nya yang berlumuran darah.mobil yang menabrak Youngmin bersama pemiliknya berhasil melarikan diri.

            Kwangmin berlari menyusuri lorong RS bersama Hyunmin dan kedua orang tuanya. Dari arah sebelah kiri, keempat member Boyfriend lainnya tak sengaja hampir menabrak Hyunmin, adik dari si kembar Youngmin dan Kwangmin. Lantas mereka berlari menuju UGD bersamaan.
            “Hyeonjae.. Bagaimana keadaan Youngin hyung?” Tanya Kwangmin tergesa-gesa
            “M-mollayo..” jawab Hyeonjae pelan sembari menangis.
            Eomma Youngmin memeluk gadis cantik itu dan berkali-kali membelai rambut panjangnya.

***
            Kwangmin terus menatap hyung nya yang masih tak sadarkan diri dengan perban yang menutupi sebagian kepalanya. Perlahan ia meraih tangan kanan Youngmin. Berkali-kali ia mengelusnya hingga ia mengembalikan tangan Youngmin ke posisi semula.
            Ia tidak bisa mencerna apa yang telah terjadi dengan Hyung nya. Semua terjadi begitu saja. Dan Kwangmin ingat betul saat sebelum Youngmin kecelakaan, kalau mereka sempat bertengkar kecil. Kwangmin menyesali hal itu. Ia menenggelakan wajahnya. Berusaha untuk menerima semuanya.
            Donghyun menghampiri Kwangmin lalu mengelus pundaknya. Kwangmin menoleh dan berusaha tersenyum dengan wajah yang sudah mulai pucat.
            “Sebaiknya kau istirahat Kwangmin. Kami semua yang akan menggantikanmu untuk menjaga Youngmin.”
            “Ne Kwangmin. Sebaiknya kau istirahat.” Sambung Jeongmin
            “Gomawo. Tapi kurasa tidak perlu. Aku ingin selalu berada disisi Hyung. Aku ingin menjaganya.”
            Donghyun menoleh ke arah Jeongmin, Hyunseong dan Minwoo lalu menatap Kwangmin.
            “Kau bisa mengandalkan kami jika kau memerlukan bantuan. Kami akan menjaganya juga disini.”
            Kwangmin mengangguk. “Gomawo Hyung..”
            Sudah lima hari Youngmin dirawat di RS. Namun belum ada perkembangan apapun mengenai keadaan Youngmin. Kwangmin terus berharap agar Youngmin bisa secepatnya sadar, dan sembuh.

***
            Hyeonjae terpaksa dirawat selama dua hari setelah kecelakaan karena ia mengalami trauma akibat kecelakaan yang menimpa Youngmin. Dan hari ini Hyeonjae sudah diperbolehkan pulang karena keadaannya mulai membaik. Sayangnya Hyeonjae dirawat di RS yang berbeda dengan Youngmin. Dan Hyeonjae tidak bisa bertemu dengannya.

            Keempat member Boyfriend menatap khawatir ke arah dua anak kembar dihadapan mereka. Liburan yang seharusnya menyenangkan justru berubah menjadi kesedihan.
            “Jika salah satu dari si kembar sakit, pasti kembarannya yang lain akan merasakan hal yang sama.” Gumam Jeongmin pelan.
            Minwoo mengangguk. Hyunseong menoleh ke arah Jeongmin.
            “Bahkan sepertinya yang dirasakan Kwangmin lebih sakit.” Sambung Hyunseong
            Kali in Minwoo dan Jeongmin yang menoleh kea rah Hyunseong sembari mengangguk.

            Kwangmin terus memperhatikan keadaan hyung nya. Ia mengusap-usap kepala Youngmin dengan pelan. Tak lama, tangan Youngmin bergerak. Mata Kwangmin terbelakak.
            “Y-Youngmin hyung..”
            “Hyeonjae..” Gumam Youngmin dengan pelan
            “Hyung.. Kau sudah sadar!?”
            “Cepat panggil dokter!” perintah Donghyun.
            Minwoo dan Jeongmin keluar dan segera berlari ke ruang dokter dan menyuruhnya untuk memeriksa keadaan Youngmin. Kedua orang tua Youngmin dan juga Hyunmin tak sengaja bertemu dengan Jeongmin, Minwoo dan seorang dokter yang hendak masuk ke kamar rawat Youngmin.
            Minwoo menoleh ke arah mereka bertiga, “Youngmin hyung sudah sadar.”
            Mereka semua masuk kedalam.

            Dokter yang dipanggil oleh Jeongmin dan Minwoo dengan perlahan memerikasa keadaan Youngmin dibantu oleh seorang perawat.
            “Kwangmin-ah..”
            “Ne, hyung. Aku disini.”
            “K-kau dimana? A-aku tidak bisa melihatmu. Terlalu gelap.”
            “M-mwo?” semua sontak kaget tanpa terkecuali.
            Youngmin berusaha meraba-raba yang ada disekitarnya. Ia berhasil meraih tangan Kwangmin dan menggenggamnya.
            “Kwangmin.. Eomma, Appa, Hyunmin.. Kenapa disini gelap sekali? Aku sama sekali tidak bisa melihat kalian!”
            “Biar saya periksa lagi.”
            Dokter berusaha memeriksa bagian mata Youngmin. Berkali-kali hingga ia benar-benar memastikan keadaan yang sesungguhnya.
            “Kau.. Buta Youngmin-ah. Kau tidak bisa melihat lagi.”
            “M-mworago? A-andwaee!!” teriak Youngmin
            Youngmin meronta-ronta, tidak terima atas kebutaan yang menimpa pada kedua matanya. Perawat yang ada disamping Dokter menyuntikan obat penenang ke lengan Youngmin. Youngmin pun langsung terlelap.
            Dokter beserta seorang perawat permisi untuk keluar ruangan.

            Kwangmin menangis sambil terus memeluk Hyung nya yang kembali tak sadarkan diri.
            “Kau harus sabar Kwangmin.”
            “Bagaimana bisa aku bersabar jika keadaan hyungku seperti ini!? Aku tidak tega dengan keadaannya, Hyung!! Aku tidak tega!!”
            “Kami mengerti apa yang kau rasakan Kwangmin. Apa kau tidak peduli dengan perasaan kamu semua? Kalau kau tidak bisa menerima kenyataan ini bagaimana dengan hyung mu?”
            “Ne, Kwangmin. Sekarang kau harus bisa menerima cobaan ini. Dan kau juga Hyunmin harus menjaga Youngmin Hyung dengan baik. Kami akan membantu kalian. Percayalah..” ucap Minwoo bijak.
            Tangis Kwangmin mulai mereda. Meskipun ia terus mendekap tubuh Hyung nya.

Malamnya..
            Kwangmin mengeluarkan handphone dari saku celananya. Ia memencet beberapa tombol dilayar sentuhnya.
            “Yeoboseyo Kwangmin-ah…” Ucap Hyeonjae dengan lembut.
            “Youngmin Hyung sudah sadar. Tapi.. Dia.. Buta..” Jawab Kwangmin terbata-bata
            Mata Hyeonjae berkaca, air matanya mulai menetes. Tak lama ia mematikan telpon dari Kwangmin. Namun Hyeonjae segera menghapus air mata dipipinya dan menatap ke arah depan dengan tatapan tajam.
            “Ahjussi, putar balik arah!” Perintah Hyeonjae kepada supir pribadinya
            “Waeyo? Bukankah kita akan ke RS untuk menjenguk Youngmin?”
            “Tidak usah! Mulai sekarang, aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa lagi. Dia sudah buta. Dan mana mungkin bisa aku berpacaran dengan orang buta!? Aku tidak mau memiliki pacar yang tidak bisa melihat lagi!”
            “B-baiklah..”

            “Yeoboseyo.. Hyeonjae.. Hyeonjae..” Kwangmin menatap layar handphone nya, “Ia mematikan teleponya.”
            “Mwo? Kenapa dia mematikan teleponnya? Tidak sopan!”  Ucap Minwoo.
            Kwangmin menoleh ke arah Youngmin dan terus memperhatikannya.

***
            Satu minggu berlalu dan Youngmin masih belum bisa melupakan kecelakaan yang menyebabkan kedua matanya buta.

            Youngmin merasa menjadi orang tak berguna semenjak dirinya dinyatakan buta. Dan Youngmin benar-benar kehilangan dunianya, dan cintanya.
            ‘Hyeonjae tiba-tiba menghilang semenjak kecelakaan itu. Jika aku tidak menolong Hyeonjae, mungkin dia akan merasakan seperti apa sulitnya jika berada diposisiku sekarang ini. Tapi aku tidak akan meninggalkannya sekalipun ia buta. Tidak seperti dia yang tiba-tiba mengjhilang dari hidupku dan sama sekali tidak pernah menemuiku. Bahkan menghubungiku saja tidak pernah.’ Batin Youngmin.

            Youngmin merasa haus dan air minum yang biasanya tersedia dimeja kamarnya sudah habis. Ia berusaha ke dapur sendiri tanpa dibantu oleh kwangmin maupun Hyunmin. Dengan sebuah tongkat yang sudah disiapkan oleh Eomma dan Appa nya, Youngmin berusaha meraba sekelilingnya dengan tongkat itu. Setelah sampai di dapur, Youngmin berusaha meraih gelas yang ada diatas meja. Tapi akhirnya gelas itu justru terjatuh dan pecarh karena Youngmin menyenggolnya, bukan meraihnya. Ia mendengar langkah kaki yang gemuruh ditangga tak jauh dari dapur.
            Kwangmin memperhatikan pecahan gelas dilantai lalu menatap Youngmin.
            “Youngmin, kau sedang apa disini?”
            “Ada apa hyung?” Tanya Hyunmin
            “Mianhae.. Tadi aku ingin mengambil gelas itu. Aku haus dan ingin mengambil air minum. Tapi nyatanya aku malah menjatuhkan gelas itu hingga pecah..” Youngmin menundukkan kepalanya.
            “Seharusnya kau minta tolong padaku atau pada Hyunmin, Hyung!”
            “Aku tidak mau terus menerus menyusahkan kalian semua! Semenjak aku buta, aku merasa jika aku sudah tidak ada gunanya lagi. Aku selalu menyusahkan kalian semua. Kalian pikir menjadi orang buta itu enak? Tidak sama sekali!” Youngmin menegaskan kalimat terakhir dan berlalu menuju kamar.
            Semuanya berpandangan dengan rasa penyesalan.

            Pagi menjelang, dan matahari masih malu-malu untuk menampakkan dirinya dilangit. Setelah mandi, Kwangmin membantu Youngmin untuk sarapan, dan semaunya seakan sudah melupakan kejadian semalam.
            “Kwangmin-ah, aku ingin ke taman. Bisakah kau menemaniku?”
            “Tentu saja. Nanti biar ku antar.”

            Sesuai janjinya, Kwangmin menemani Youngmin ke taman agak siang. Youngmin menikmati semilir angin sembari duduk disalah satu kursi taman. Kwangmin tersenyum melihat Youngmin, walau dihati kecilnya, ia merasa tidak tega dengan keadaan Youngmin yang sudah tidak bisa melihat lagi.
            “Youngmin-ah, apa kau ingin ku belikan sesuatu?” tawar Kwangmin
            “Sepertinya aku ingin minum. Bisakah kau membelikanku minuman untukku?”
            “Baiklah. Kau tunggu disini dan jangan kemana-mana!” Perintah Kwangmin.
            Youngmin mengangguk. Ia mengambil mp3 dan earphone disaku sweaternya lalu memasangkan earphone ke telinganya. Belum sempat ia menyalakan musik lewat mp3 nya, ia merasakan ada seseorang yang duduk disampingnya.
            “Kau siapa?”
            “Ah, aku Eunji. Kau sendiri siapa?” Tanya Eunji dengan ragu.
            “Jo Youngmin. Apa aku mengenalmu?”
            Eunji menggeleng dengan pelan, “Kau sedang apa disini? Apa kau sendirian?”
            “Apa urusanmu mengetahui urusanku?” Tanya Youngmin dengan ketus.
            “Aku kan hanya ingin tau saja. Memangnya tidak boleh ya? Hey, bisakah kau menoleh ke arahku? Aku kan sedang berbicara padamu!”
            “Aku tidak akan pernah bisa melihatmu sekalipun aku menoleh ke arahmu..”
            “Mwoya? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau maksud.”
            “Aku buta.” Jawab Youngmin singkat.
            Mata Eunji terbelakak. Ia menelan ludah. Jantungnya seakan berhenti berdetak.
            “Youngmin-ah, ini minumannya..”
            Kwangmin memperhatikan Eunji, “Kau siapa?”
            “Ng.. A-aku bukan siapa-siapa.”
            Youngmin berdiri, “Aku ingin pulang..”
            Kwangmin mengangguk dan menuntun lengan Youngmin, menjauh dari Eunji. Dari jauh Eunji menatap kepergiannya. Youngmin menoleh kebelakang sebentar. Ia ingin menatap gadis itu sebelum ia pergi dan mungkin tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Namun tatapannya seakan tidak berarti.

***
            Semenjak saat itu, Youngmin menjadi sering mengunjungi taman. Dan itulah awal pertemuannya dengan Eunji. Wanita yang akhirnya memikat hati Youngmin walaupun Youngmin sendiri tidak pernah mengetahui seperti apa gadis itu.

            Eunji  duduk disamping Youngmin yang sedang duduk dibawah pohon yang rindang. Youngmin menyadari kehadiran Eunji dan mencubit lengan Eunji dengan pelan.
            “Aww.. Kenapa kau mencubitku?” ucap Eunji sembari mengusap-usap lengannya
            “Dua kali kau menghampiriku secara diam-diam. Kau pikir, jika aku buta, aku tidak bisa merasakan apa yang ada disekitarku!?”
            “Mianhae.. Aku tidak bermaksud seperti itu. Mmhh, mau kuajak bersenang-senang tidak?”
            Youngmin mengerutkan kedua alisnya.

            Eunji mengeluarkan kertas origami dari dalam tasnya. Ia tersenyum sembari member Youngmin beberapa lembar kertas origami miliknya.
            “Untuk apa kertas origami ini?” Tanya Youngmin sambil meraba-raba kertas origami ditangannya
            “Kita akan membuat bentuk bintang dengan kertas origami ini.”
            Lagi-lagi Youngmin mengerutkan kedua alisnya.
            “Sini, biar kubantu.”
            Dengan perlahan Eunji meraih kedua tangan Youngmin dan menggenggamnya. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Begitu juga dengan Youngmin. Keduanya seakan tidak bisa berkata apa-apa. Tak lama, Eunji membuyarkan lamunannya.
            “Ah, begini caranya. Kita lipat kertas ini menjadi dua bagian. Setelah itu kita lipat lagi seperti ini. Lalu……”
            Dengan perlahan Eunji mengajarkan Youngmin membuat origami binatang melalui tangannya. Eunji tersenyum saat Youngmin sudah bisa membuat satu bentuk bintang dengan kertas origaminya. Lalu Eunji beberapa kali mengajarkannya dengan bentuk yang lain. Mereka menghabiskan hari itu dengan membuat sebanyak seratus buah origami. Dan Youngmin sangat terlihat bahagia.

            Dirumah, Youngmin menceritakan peristiwa hari ini bersama Eunji kepada Kwangmin. Perempuan yang belum lama ia kenal. Kwangmin merasa sangat senang karena kakak kembarnya sudah bisa tersenyum dan tertawa.

***
            Hari-hari Youngmin semakin lebih berwarna semenjak Eunji hadir didalam hidupnya. Ia sudah tidak pernah lagi mengngkit-ungkit kecelakaan yang membuatnya buta. Dan Youngmin pun sepertinya sudah melupakan Hyeonjae, cinta pertamanya.
            Eunji selalu memberikan kejutan untuk Youngmin, dan Eunji merasa bahagia karena ia bisa mengembalikan kebahagiaan Youngmin yang sempat menghilang. Dan semua itu ia lakukan demi Youngmin.
            “Ayo cari dimana aku. Kau pasti bisa.” Ucap Eunji dengan lantang sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
            Youngmin terus meraba sekelilingnya dengan kedua tangannya.
            “Kau dimana?” Tanya Youngmin
            “Aku disini..”
            Tak lama, Youngmin menemukan Eunji. Ia mendekap tubuh Eunji dari depan. Jantung nya kembali berdetak kencang. Eunji berusaha membuka matanya.
            “Aku.. Sudah menemukanmu.. Eunji..” ucap Youngmin terbata-bata.
            Youngmin mengeratkan pelukkannya. Ia menempelkan dagunya ke bahu Eunji.
            “Jangan pernah pergi..”
            Eunji menjadi salah tingkah dan kini ia bingung harus berbuat apa.

            Eunji mengajak Youngmin bertemu ditaman seperti biasa. Eunji bilang, ada yang ingin ia katakana pada Youngmin. Tentu saja Youngmin tidak dapat menolak ajakan gadis cantik dan lucu itu.
            “Aku ingin membantumu unttuk kembali melihat lagi seperti dulu. Kau mau kan?”
            “Mwo? Apa kau tidak salah bicara?”
            “Tentu saja tidak. Aku sudah menemukan pendonor mata untukmu. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan membiayai semuanya. Mulai dari operasi, rawat inap, dan obat-obatannya. Kau mau kan?”
            “Kenapa kau selalu baik padaku Eunji? Kenapa kau melakukan semua ini padaku? Kita belum lama kenal, tapi kau sudah membuatku merasa berguna kembali. Dan kau sudah mengembalikan kebahagiaanku.”
            “Aku melakukan semua itu semata-mata demi kau Youngmin. Hanya dengan hal ini aku bisa membuatmu bahagia.”
            “Tapi apa harus dengan semua ini?” Tanya Youngmin lagi
            “Ne Youngmin. Dan, aku akan segera menghubungi dokter untuk secepatnya melakukan operasi itu.”
            Youngmin memeluk Eunji dengan erat. Eunji membalas pelukkan Youngmin dengan menghela napas panjang. Ia merekahkan senyum kecilnya. Namun matanya kini bebinar. Tak lama air mata jatuh dari sudut matanya. Eunji memejamkan kedua matanya yang mulai basah. Ia tetap memeluk Youngmin dan tak melepasnya.
***
            Beberapa jam lagi mata Youngmin akan terganti dengan mata baru. Mata yang bisa membuat Youngmin bisa melihat dunianya yang sempat hilang. Dan melihat cintanya yang baru.
            Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan mata, hari ini Youngmin akan melaksanakan operasi pada matanya.
            “Jika operasinya berhasil, aku mau orang yang pertama kali aku lihat adalah kau Eunji.”
            Semuanya tersenyum. Termasuk Eunji yang merasa tersipu.
            “Ne Youngmin-ah. Aku janji akan selalu menemanimu disini.”
            “Aku akan menunggu pernyataan dari dokter jika kau bisa melihat lagi Hyung..” Ujar Kwangmin
            Youngmin mengangguk sembari ntersenyum.
            Beberapa perawat membawa Youngmin masuk ke dalam ruang operasi. Keluarga Youngmin, Eunji dan juga keempat member Boyfriend menunggunya dengan perasaan gundah gulana disertai kekhawatiran yang mendalam. Mereka semua hanya bisa berdoa agar operasinya berjalan dengan lancar dan Youngmin bisa melihat kembali.

             Setelah kurang lebih tiga jam, lampu yang ada dibagian atas pintu ruang operasi dimatikan. Tak lama seorang perawat dan Dokter keluar dari ruang operasi. Kwangmin dan yang lain menghampiri mereka berdua dan menanyakan pertanyaan yang sama.
            “Bagaimana keadaan Youngmin?” Tanya Kwangmin dengan kekhawatiran yang masih ia rasakan
            “Operasinya berjalan dengan lancar. Tapi kita harus menunggu hingga satu atau dua hari terlebih dahulu sebelum perbannya dibuka.”
***
            “Ku kira aku bisa langsung mendengarnya setelah kau selesai operasi.” Ucap Kwangmin sembari mendorong kursi roda Youngmin
            “Mendengar apa?” Tanya Youngmin
            “Mendengar kalau kau sudah bisa melihat lagi. Ternyata, aku harus menunggunya hingga dua hari.”
            “Maafkan aku Kwangmin..”
            Kwangmin berhenti mendorong kursi roda Youngmin dan tertegun.
            “Maafkan aku karena selama ini aku sudah menghiraukanmu selama liburan ini. Aku justru hanya mementingkan Hyeonjae saja. Memikirkan orang yang sepertinya sudah tak peduli lagi denganku. Tapi aku justru menghiraukan orang yang selama ini sudah banyak membantuku. Aku sangat menyesal.. Maafkan aku Kwangmin..” Youngmin menundukkan kepalanya
            “Jika aku berada diposisimu, mungkin aku akan melakukan hal yang sama. Aku mengerti kau memang ingin sekali menghabiskan waktu berdua dengan Hyeonjae. Karena kupikir kalian kan memang jarang bertemu karena jadwal Boyfriend yang sangat padat. Lagi pula.. Sebelum kau meminta maaf, aku sudah memaafkanmu terlebih dahulu. Dan selama aku menjaga juga membantumu, itu kan memang sudah kewajibanku sebagai saudara kembaranmu. Aku mencintaimu Youngmin..”
            “Terimakasih banyak Kwangmin. Aku bangga memiliki saudara kembar sepertimu. Aku juga mencintaimu Kwangmin. Sangat mencintaimu.”
            Mereka berdua tertawa kecil dan Kwangmin meneruskan mendorong kursi roda Youngmin menuju kamar rawatnya.
***
            Dua hari berlalu dan inilah saat-saat yang sangat dinantikan oleh Youngmin. Perbannya akan segera dibuka untuk segera memastikan apakah Youngmin bisa melihat kembali atau tidak. Jantung Youngmin mulai berdetak tak karuan. Didalam hati kecilnya, ia tidak benar-benar yakin jika matanya akan melihat kembali seperti dulu. Namun, dukungan dari keluarga dan Boyfriend lah yang membuatnya sangat yakin.
            Seorang perawat meraih perban dimata Youngmin.
            “Tunggu.. Apa, Eunji sudah datang?”
            “Belum Youngmin. Apa kau akan tetap menunggunya hingga ia datang?”
            “Kita tunggu lima belas menit lagi ya? Jika lewat dari lima belas menit Eunji belum datang, kalian bisa langsung membuka perbannya.”

            Sudah lebih dari lima belas menit Eunji tak kunjung datang. Sesuai perjanjiannya, Youngmin menyuruh perawat itu untuk kembali membuka perban dimatanya.

(Ditaman)
            Eunji sangat gelisah. Berkali-kali ia bulak-balik sembari menggigit bibirnya. Ia mengepalkan kedua tangannya dan menyatukannya. Ia berusaha menenangkan hatinya sambil duduk dikursi taman tepat dimana ia dan Youngmin bertemu pertama kalinya.

(Di Rumah Sakit)
            “Buka matamu dengan perlahan Youngmin!” Ujar Dokter.
            Sesuai yang diperintahkan oleh Dokter, Youngmin membuka kedua kelopak matanya dengan perlahan. Ia teringat saat kecelakaan itu terjadi. Saat ia membuka matanya dan semuanya terlihat gelap. Namun, yang terlihat dimatanya sekarang adalah sekumpulan orang-orang yang sangat ia kenal dan sangat ia sayangi. Semuanya terang dan tidak gelap seperti saat itu. Youngmin merekahkan senyumnya, lalu ia menoleh ke arah Kwangmin yang berada disampingnya. Ia memeluk saudara kembarnya itu. Perasaan lega juga bahagia menyelimuti mereka semua.

            Setelah dirawat satu hari lagi sejak perbannya dibuka, Dokter memperbolehkan Youngmin untuk pulang namun tetap berhati-hati dan menjaga kesehatan matanya. Dan Youngmin berjanji atas semua itu. Ia segera mengunjungi taman bersama Kwangmin dan Hyunmin. Dilihatnya seorang gadis yang sedang duduk dikursi taman dengan memakai baju putih dan berkerah biru. Ia terlihat sangat anggun dengan bandana berbentuk bunga yang terpasang diatas kepalanya dengan rambut tergerai.
           “Dia..” Tunjuk Kwangmin ke arah Eunji, “Yang bernama Eunji.”

            “Eunji-ya…” Panggil Youngmin.
            Eunji menoleh ke arah seseorang yang memanggil namanya. Ia terkejut saat melihat Youngmin yang sedang menghampirinya dengan tersenyum. Youngmin duduk disamping Eunji.
            “Kenapa kemarin kau tidak datang saat perban dimataku dibuka? Kau tidak menepati janjimu Eunji!”
            “K-kau.. Kau sudah melihat lagi, ya!? Ng.. A-aku senang. M-mianhaeyo.. Au tidak menepati j-janjiku..” Ucap Eunji terbata-bata dengan menundukkan wajahnya.
            “Ada apa denganmu Eunji? Kau seperti merasa takut saat melihatku!? Apa kau baik-baik saja?” Tanya Youngmin sembari menyentuh pundak kiri Eunji.
            ‘Memang itu yang sedang kurasakan sekarang Youngmin. Aku benar-benar takut..’ Batin Eunji.
            “S-sebenarnya, a-ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu..”
            Kwangmin dan Hyunmin duduk dikursi terpisah dan membiarkan Youngmin berdua dengan Eunji.
            “Waeyo Eunji-ya?”
            “S-sebenar.. Sebenarnya.. A-aku.. Yang..”
            “Hey, kau kenapa? Kenapa kau terbata-bata seperti itu?”
            Eunji menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya, “Sebenarnya aku yang menabrak kau hingga kau buta. Dan saat itu aku langsung melarikan diri karena aku sangat takut masuk penjara. Aku benar-benar minta maaf Youngmin.. Aku benar-benar minta maaf..”
            Kwangmin dan Hyunmin yang mendengarnya sontak menoleh ke arah Eunji.

            Youngmin terdiam, ia menundukkan kepalanya. Entah apa yang harus ia katakana kepada Eunji. Entah apa Youngmin harus berterimakasih karena Eunji sudah mengembalikan kebahagiaannya yang sempat hilang atau justru memaki dan membencinya karena ternyata Eunji lah yang sudah membuat matanya buta dan ia harus kehilangan cintanya.

           "Saat itu.. Aku tidak sengaja melihatmu ditaman. Kau duduk disini sendirian. Dan aku menghampirimu karena aku sempat mengenal wajahmu saat aku menabrakmu. Saat itu aku sempat ragu dan takut saat aku menghampirimu. Tapi, aku berusaha untuk menenangkan diriku agar aku bisa berinteraksi denganmu.."
            Eunji menarik nafas panjang lalu membuangnya.
            "Saat perban dimatamu hendak dibuka.. Saat itu lah aku merasa sangat takut.. Aku takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu Youngmin-ah.. Aku benar-benar minta maaf Youngmin-ah. Maafkan aku.." Eunji menangis.
            “Lantas.. Kenapa kau justru mengembalikan penglihatanku?”
            “Mianhae.. Aku melakukan itu karena setidaknya aku bisa menghilangkan rasa bersalahku selama ini kepadamu Youngmin.”
            “Termasuk semua yang kau lakukan padaku hingga aku merasa bahagia?”
            “I-iya.. Iya Youngmin..”
            Kwangmin dan Hyunmin mendekati Eunji dan Youngmin.
            “Mwo? Kau benar-benar jahat Eunji!!”
            “Kukira selama ini kau benar-benar tulus untuk membuat Youngmin bahagia. Nyatanya, kau sama saja dengan Hyeonjae yang meninggalkan Youngmin saat ia buta!!”
           Youngmin bangkit dan menatap Eunji yang justru tidak berani melihat Youngmin. juga melihat tatapan matanya.
            “Kenapa kau tidak pergi saja!? Kenapa kau tidak pergi saat kau melihatku di taman, eoh!?”
           Eunji mengangkat kepalanya.
           “Kenapa kau memaksa untuk datang dikehidupanku!? Membuatku merasakan kebahagiaanku yang hilang. Membuatku merasa berharga kembali saat aku buta. Dan.. Membuatku jatuh cinta padamu!?”
           Eunji mulai berani menatap kedua mata Youngmin. Air matanya seketika jatuh membasahi pipinya.
            “M-mwo? Mworago?” Gumam Eunji pelan.
            Youngmin menngepalkan kedua tangannya. Tak lama ia mengayunkan salah satu tangannya dan hendak menampar Eunji. Tapi ia berusaha menahan emosinya.
            Youngmin mengalihkan pandangannya. “Pabo! Tidak seharusnya aku jatuh cinta padamu! Aku benar-benar menyesal!” Ia berlalu dari mereka bertiga dan berlari menjauh dari taman.
            “Youngmin-ah!!” Panggil Kwangmin
            Eunji tak mampu memperhatikan kepergian Youngmin. Ia kembali menunduk dan terus menangis.
            “Mian-hae..”
            ‘Aku benar-benar minta maaf atas semuanya. Seharusnya, kau tidak perlu membatalkan tamparanmu padaku. Aku pantas mendapatkan tamparan itu. Kalau perlu, buat aku buta sepertimu! Buat aku merasakan apa yang selama ini kau rasakan. Dan seharusnya aku berada dipenjara sekarang.. Tanpa harus pernah bertemu denganmu. Tanpa harus memiliki perasaan lebih padamu. Tanpa harus jatuh cinta padamu.. Jeongmal mianhaeyo..' Batin Eunji.

            Youngmin terus berlari dan berhenti tepat ditengah jalan. Ia mengatur nafasnya. Air mata yang mengumpul disudut matanya akhirnya tumpah.
          "Youngmin-ah.. Tunggu!!" Teriak Kwangmin. 

            Kwangmin dan Hyunmin menghentikan langkahnya. Seketika matanya terbelalak.
            "Youngmin-ah.." Gumam Hyunmin.

             Youngmin menoleh ke arah sebelah kirinya. Sebuah cahaya yang sangat terang mendekatinya. Karena silau, ia akhirnya berusaha menutupi wajah dengan kedua tangannya. Dan cahaya itu semakin mendekati dirinya..........

The end……….

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength