Kamis, 01 Mei 2014

[FF] Go Back part 3



Title : Go Back
Author : Han Rae Hwa
Rating: T
Genre : RomanceMain cast :
- You as Kireina
- Jo Youngmin 'BoyFriend' as Youngmin
- Jo Kwangmin 'BoyFriend' as Kwangmin
- Other Boyfriend member

Go Back part 3

Author POV
            Tepat pukul 11.00, pesawat yang Youngmin tumpangi akan lepas landas menuju Korea. Youngmin memejamkan matanya saat pesawat mulai lepas landas. Air matanya berlinang begitu deras. Hatinya merasa sangat sakit. Dada nya pun terasa sangat sesak.
            “Gwaenchanayo Youngmin-ah?”
            “Ne, Eomma.” Youngmin mengalihkan pandangannya ke jendela.
            Eomma Youngmin mengelus-elus pundak anak pertamanya itu, dan kembali sibuk dengan majalah nya.
*****
Kireina POV
            Sudah dua tahun berlalu sejak Youngmin kembali ke Korea. Aku sering melihatnya ditelevisi dalam acara musik Korea yang disiarkan  secara langsung maupun tidak langsung. Youngmin tidak berubah, ia tetap Youngmin yang aku kenal selama ini. Dan dia masih tetap sendiri, belum ada satu gadis pun yang mendampinginya dua tahun terakhir ini.
            Sebuah acara tivi swasta menyiarkan acara variety show yang dibintangi oleh BoyFriend. Youngmin terlihat sangat lucu dengan kekonyolan yang ia buat dengan kembarannya, Kwangmin. Donghyun, Minwoo, Jeongmin, dan Hyunseong hanya geleng-geleng kepala melihat Jo Twins beradu dance yang entah itu dance macam apa hingga bisa mengundang gelak tawa yang melihatnya.
            Aku senyum-senyum sendiri melihat tingkah Youngmin lewat televisi. Ah, senyumnya masih seperti dulu. Andai saja aku bisa melihat senyum itu lagi secara langsung. Namun, kejadian terakhir saat Youngmin masih disini membuatku kembali menangis. Kembali membuat hatiku terasa sakit. Walaupun sudah dua tahun berlalu.
            Tidak lama, handphone ku berdering. Ada panggilan masuk dari nomor yang tidak aku kenal. Aku segera menghapus air mataku.
            “Hallo..” Sapa ku dengan sopan
            “Yeoboseyo. Mianhae, benarkah ini nomor ponselnya Kireina?”
            “Iya benar. Youngmin-ah?” mataku terbelalak
            “Syukurlah ini benar nomor ponselmu Kireina-ya. Oh ya, aku Kwangmin. Mianhae jika aku mengganggumu.”
            Aku tersenyum dengan terpaksa, A, Kwangmin-ah. Kufikir kau Youngmin. Habis suaramu agak mirip dengan Hyungmu.”
            “Ahahaha ya jelas saja mirip. Kami berdua kan kembar. Oh ya Kirei, aku hanya ingin mengabarimu kalau handphone Hyung terjatuh dan rusak saat selesai shooting video clip terbarunya Boyfriend beberapa minggu yang lalu. Maka dari itu Youngmin agak kesulitan untuk menghubungimu. Dia tidak melupakanmu. Justru dia selalu ingat dengamu Kireina-ya. Bagaimana tidak, Hyung setiap hari selalu saja melihat fotomu.” Kwangmin menjelaskan panjang kebar.
            Syukurlah Youngmin tidak melupakanku. Aku senang mendengar apa yang dikatakan oleh Kwangmin barusan.
            “Kireina-ya, apa kau masih disana?”
            A, ne Kwangmin, aku masih disini. Ng.. Bagaimana dengan keadaan Youngmin disana?” aku sangat antusias
            “Hyung baru saja keluar dari rumah sakit tadi pagi. Ia demam tinggi dua hari terakhir. Dan selama ia sakit, ia selalu mengigau dan memanggil namamu terus Kireina-ya..”
            “Youngmin sakit? Lalu bagaimana keadaannya sekarang? Ng.. Apa benar Youngmin memanggil namaku terus saat ia sakit?”
            “Sekarang keadaannya baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir dengan Hyung ku. Aku kan selalu menjaganya. Kau tidak percaya? Apa aku berbicara seperti orang berbohong?”
            Aku tertawa kecil, Ne aku percaya. Baiklah jika sekarang keadaannya tidak apa-apa. Aku tak akan mengkhawatirkannya jika kau mau menjaga Youngmin untukku.”
            “Hahahah sebelum kau meminta aku untuk menjaga Hyung, aku sudah melakukannya terlebih dahulu sejak lama. Aku kan adik sekaligus kembarannya Hyung. Mana mungkin aku tak peduli dengannya.”
            Aku tertawa mendengarnya.
            “Oh ya, aku sudah mendengar tentang kejadian itu. Mmhh.. Sebenarnya, yang mendapat beasiswa itu memang Youngmin. Tapi, pihak sekolahku salah mengirim profil Youngmin. Yang mereka kirim adalah profilku. Youngmin takut jika pihak sekolahmu tidak percaya dengan pernyataannya. Makanya, ia tetap menyamar menjadi diriku. Dan pihak sekolahku baru menyadarinya saat aku mengkonfirmasikannya sejak Youngmin kembali ke Korea. Karena, itu permintaan hyung sendiri. Mianhae Kireina-ya. Dan, maafkan Youngmin hyung. Ia sama sekali tidak bermaksud apa-apa kepadamu dan juga yang lainnya.”
            Aku terdiam sejenak. Ternyata aku yang salah. Aku sudah membuat Youngmin kecewa karena sikapku. Tidak seharusnya aku seperti ini. Tidak seharusnya aku marah padanya. Mianhaeyo Youngmin.
            “Kwangmin...” terdengar suara samar-samar yang memanggil Kwangmin
            “Kireina-ya, sudah dulu ya, Youngmin memanggilku. Aku tidak enak dengannya jika kita mengobrol seperti ini. Aku takut Hyung salah paham denganku. Oh ya, jika kau ingin tau kabar tentang Youngmin, hubungi saja ke ponselku. Oke? Bye..” Kwangmin dengan cepat menutup teleponnya.
            Ternyata suara yang tadi memanggil Kwangmin itu adalah Youngmin. Aku tidak tau jika itu Youngmin, karna saat Youngmin memanggil Kwangmin, suaranya samar-samar ditelingaku. Youngmin, aku merindukanmu. Sangat merindukanmu.
*****
            Ini sudah memasuki tahun ketiga Youngmin kembali ke Korea. Dan selama tiga tahun, Youngmin tidak pernah menghubungiku. Aku selalu mengetahui kabarnya melalui Kwangmin. Apa semua yang dibilang Kwangmin itu benar? Apa Youngmin memang setiap hari selalu memandangi fotoku? Apa Youngmin selalu merindukanku? Lalu kenapa dia tidak pernah lagi menghubungiku? Apakah terlalu padatnya jadwal manggung mereka dan tak ada sedikit waktu pun untuk meluangkan waktunya untukku? Walau hanya sebatas berbalas email lewat ponsel. Atau Youngmin marah padaku karena kejadian terakhir itu? Hmmm.. Entahlah. Youngmin, aku selalu merindukanmu.

            Entah kenapa hari ini aku merasa sangat lelah sekali, tak seperti hari-hari biasanya. Kepalaku terasa sangat pusing. Aku berusaha menahannya. Namun, seorang laki-laki mengalihkan pandanganku. Ia terlihat seperti Youngmin. Aku berusaha berlari mengejar laki-laki itu, tapi saat menyebrang, sebuah motor menyerempetku hingga aku pingsan.
            “Youngmin..”
            Sebelum aku tak sadarkan diri, aku melihat seseorang yang menggendong tubuhku. Ia tersenyum kepadaku dan bilang sesuatu. Tapi aku tidak sempat mendengar kata-katanya karena aku mulai tak sadarkan diri.
*****
            Kwangmin memberiku kabar jika Boyfriend kini sedang mempersiapkan showchase ketiganya. Showchase keduanya sudah mereka gelar dinegaranya tahun kemarin, yang menyebabkan Youngmin harus dirawat selama tiga hari karena kelelahan. Tapi Kwangmin tidak memberitahuku dinegara mana Boyfriend akan menggelar showchase ketiganya.
            Jika mereka akan melakukan showchase, itu tandanya akan lebih banyak waktu yang mereka pakai untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Semoga saja showchase ketiga Boyfriend ini tidak membuat keadaan Youngmin memburuk lagi. Aku tak mau jika ia sakit.
            Aku tertegun dalam lamunanku. Aku jadi teringat saat aku kecelakaan beberapa hari yang lalu. Andai saja dia tau kalau waktu itu aku kecelakaan karena berusaha untuk mengejarnya. Dan ternyata itu hanya halusinasi ku saja, karena aku terlalu sering memikirkannya. Kubiarkan Kwangmin tau tentang hal ini. Tapi aku memintanya agar ia tidak memceritakannya kepada Youngmin.


            Lagi-lagi badanku ngedrop. Kepalaku kunang-kunang, badanku terasa sangat lemas. Tak peduli aku sekarang ada dimana, yang jelas kepalaku sangat berat. Mataku kembali terpejam dengan mimisan yang keluar dari hidungku. Sebelum mataku benar-benar terpejam, aku melihat seorang laki-laki yang menahan tubuhku agar benar-benar tak jatuh ke lantai.
            “Youngmin-oppa..”
            Aku tidak tau bagaimana caranya aku bisa ada dikamarku sendiri. Apa tadi aku hanya bermimpi? Tidak mungkin, karena badanku masih terasa sangat lemas. Kulirik jam dinding yang menggantung diatas televisi. Ponselku bergetar. Dengan pelan aku raih ponselku dimeja.
          Jaga kesehatanmu yeodhongsaeng. Jangan sampai kau sakit lagi. Percayalah, aku tak mau kau sakit. Aku akan sedih jika kau sakit. Youngmin :)
            “Youngmin?”
            Youngmin mengirim aku email lewat akun milik Kwangmin. Tapi bagaimana dia bisa tau jika aku sedang sakit? Padahal, aku sama sekali tidak bercerita kepada Kwangmin. Aku kan baru saja sadar dari pingsanku. Apa Mamah atau Papahku yang memberitahu Youngmin? Entahlah. Dari manapun Youngmin tau, aku senang membaca email yang ia kirimkan untukku. Ternyata Youngmin masih peduli padaku. Aku sangat bersyukur.

            Hari ini aku sudah kembali sehat seperti semula. Rupanya kemarin aku hanya kelelahan saja dan lupa meminum vitamin. Jam dindingku menunjukkan pukul 09.00 pagi. Hari Sabtu seperti ini rasanya aku sangat malas bangkit dari tempat tidur.
            “Kireinaaaa.... Banguuuuuun...”
            Sarah, Agitha dan Sinthya dengan bawel membangunkan aku dan menggoyang-goyangkan tubuhku yang masih tertutup oleh selimut.
            “Apaan sih gue masih ngantuk ahh, jangan ganggu!!” aku menarik selimut dari tangan mereka
            “Lo harus bangun. Kita kan mau ke salon. Ayo buruan!!!”
            “Salon? Lo mau ngapain ke salon. Males ah..”
            “Ihh, susah amat sih dibanguninnya. Ayo bangun!!”
            Ternyata susah juga ya melawan tiga cewek super kuat kayak mereka. Akhirnya aku mengalah. Aku bangkit dari tempat tidur lalu mengambil handuk dan berlalu ke kamar mandi.

            Sesampainya disalon langgangan, kami berempat disambut oleh pemilik salon yang tidak lain adalah Tante ku sendiri. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan mereka bertiga. Tak heran jika pelayanan yang ditujukan padaku lebih special dari mereka bertiga. Saat aku tanya, mereka hanya menjawab,
            “Kita tuh cuma mau manjain lo aja. Selama ini kan lo galauin Youngmin terus. Nah, kita ngajak lo ke salon supaya lo bisa lebih fresh dari sebelumnya.”
            “Yap. Bener banget!” Jawab Sarah dengan semangat
            “Nanti lo cobain baju-baju yang udah kita pilihin ya. Awas lo kalo gak dicoba. Gue pites lo..” ancam Agitha

            Aku hanya pasrah dan mencoba mengikuti semua perkataan dan suruhan ketiga sahabatku itu. Wajahku dipoles sedemikian rupa oleh Tante ku sendiri. Seorang hair stylist merubah rambutku menjadi agak ikal pada bagian bawahnya, dan dibiarkan menjuntai kebawah. Masih dengan warna alami rambutku, hitam berkilau.
             Aku melihat baju-baju yang mereka pilihkan untukku. Ternyata selera mereka tinggi juga. Pilihan baju-baju nya bagus-bagus semua. Aku bingung harus pilih yang mana. Semuanya aku suka. Tapi, ada satu baju yang sedari tadi sudah menarik perhatianku. Sebuah simple dress berwarna soft pink yang panjangnya selutut. Dibagian roknya bermotif bunga masih dengan warna soft pink. Dibagian kerahnya juga bermotifkan bunga yang sama seperti roknya. Simple namun tetap cantik.
            “Gimana?” aku memutar tubuhku dengan anggun.
            Beautiful!!” Agitha mengacungkan kedua ibu jarinya, diikuti Sarah dan juga Sinthya.
            Mamah, Papah dan kak Yoga menjemputku dengan mobil pribadi milik Papah. Mereka mengenakan pakaian yang selaras dengan yang digunakan aku dan ketiga sahabatku. Non-formal namun tetap sopan dan menarik.
            “Sebenernya kita mau kemana sih?”
            “Ma-u non-ton kon-ser.” Kak Yoga menegaskan
            “Hahahah sejak kapan kalian suka nonton konser begini..”
            “KEPO..” semua menjawab serentak. Aku langsung cemberut menanggapinya.
            Setelah kurang lebih satu setengah jam berada didalam mobil, kami sampai ditempat yang kami tuju. Ternyata disini sudah sangat ramai. Aku dan yang lainnya mengikuti langkah Mamah dan Papah.
            Ternyata kami duduk dibagian VVIP, tentu saja yang paling depan. Dikepala bangku yang berwarna merah marun ini sudah tertera nama kami semua. Aku duduk dibangku yang sudah ada namaku, tepatnya disamping Mamah dan ketiga sahabatku. Sampai sekarang aku masih tak mengerti, siapa yang akan kami tonton konsernya, karena mereka semua merahasiakannya padaku.
            Seorang pembawa acara yang tak aku kenal membuka acaranya. Terdengar suara meriah dari penonton yang ada dibelakangku. Tidak sedikit penonton yang membawa poster, foto dan papan nama yang selalu mereka pamerkan. Sepertinya aku mengenali wajah-wajah yang ada di poster yang mereka bawa. Aku tak begitu jelas melihatnya.
            Konser pun dimulai. Penonton makin bersorak ramai ketika 6 orang laki-laki memasuki panggung dengan pakaian yang tidak sama namun serupa.

“Would you be my girlfriend?
Nan neoui Boy friend
Noun naui Boy friend
Nan neoui Girl friend
Noun naui Girl friend..

            “Boyfriend? Youngmin-ah?”
            Aku terkejut dengan apa yang aku lihat sekarang ini. Dengan refleks aku berdiri. Menatapi keenam namja yang ada diatas panggung. Namun hanya satu namja yang aku perhatikan sejak tadi. Youngmin-oppa. Dia kembali. Walau dengan konsernya bersama Boyfriend, tapi dia kembali.

“Ojik nan noui Boy friend e e e
Neomanaui Boy friend e e e
Naega neol jikyeojulge neol hangsang
Akkyeojulge ojik neol wihan naega dwae julge

Neon naui Gir friend e e e
Namanui Girl friend e e e
Naman barabwajullae neol wihan byeori doelge
Neo hanamaneul wihan nan neoui Boy Friend..

            Aku kembali terduduk dan langsung menikmatinya. Senyuman yang aku rindukan dulu telah kembali. Tiga setengah tahun aku menunggunya. Sekarang ia kembali. Youngmin-oppa.
            Setelah usai menyanyikan lagu pertama, para namja itu menyambut semua penonton yang sudah mau hadir dalam showchasenya hari ini, termasuk keluarga kami. Dengan secara pribadi, Youngmin menyapaku dan memberi sambutan khusus untukku. Namja-namja itu pun meledekki Youngmin. Aku tertawa melihat Youngmin yang menjadi salah tingkah. Setelah itu, mereka menyanyikan beberapa lagu lagi.
            Youngmin menaiki panggung bersama saudara kembarnya dengan membawa bucket bunga mawar berwarna merah muda. Lalu menyanyikan lagu dari Boyfriend yang berjudul My I. Mereka sedikit memeragakan beberapa adegan lucu dalam lagu ini. Semua penonton yang mengaku sebagai para Bestfriend –sebutan untuk para fans Boyfriend- ikut menyanyikan lagu tersebut.
            Youngmin menuruni panggung dan menemuiku. Ia menggenggam tanganku dengan lembut. Kwangmin masih melanjutkan lagu yang ia nyanyikan. Aku mengikuti langkah Youngmin keatas panggung. Youngmin memberikan bucket bunga itu kepadaku lalu ia melanjutkan penggalan lagu itu tepat dihadapanku. Saat lagu selesai dilantunkan, Jo Twins merangkulku dan Youngmin mencium pipi kananku dengan lembut.
             Perlahan member Boyfriend yang lain datang dan membawa papan nama dengan masing-masing bertuliskan “WILL YOU BE MY GIRLFRIEND?” yang sudah dihias sedemikian rupa dan berwarna-warni.
            “Would you be my girl friend Kireina-ya?”
            Member Boyfriend yang lain perlahan menyanyikan lagu My Lady dengan lembut.
            Semua penonton yang hadir disini menyoraki kami berdua. Beberapa Bestfriend ada yang menatapku sinis, ada yang terus berteriak hingga kupingku agak sakit, dan sampai ada yang menangis. Tapi kebanyakan ya fans-fans nya Youngmin. Aku mengetahuinya dari papan nama yang mereka bawa.
            Aku menjadi salah tingkah dibuatnya. Aku bingung harus berbuat apa sekarang. Youngmin hanya tersenyum dan menatapku dengan senyuman yang tulus.
            Ne.. Aku mau..”
            Aku tersenyum dan membalas tatapan Youngmin. Youngmin memelukku dengan erat. Tak peduli banyak berjuta pasang mata yang melihatnya. Aku bahagia, dan aku yakin, Youngmin lebih dari bahagia. Senyumnya makin melebar ketika aku menjawab pertanyaannya. Youngmin terus merangkulku hingga lagu Boyfriend My Lady selesai dinyanyikan kembali.
            “Aku tak akan pernah membuatmu kecewa lagi Kireina-ya.. Aku senang kau baik-baik saja. Dan, aku senang kau mau menerimaku. Mianhaeyo atas kejadian tiga setengah tahun yang lalu.
            Aku juga minta maaf Youngmin-ah. Karena saat itu aku langsung marah padamu dan aku tidak mau mendengarkan penjelasanmu dulu. Aku sudah tau semuanya dari Kwangmin, aku benar-benar minta maaf Youngmin-ah.”
            “Ne. Algesseoyo. Aku senang karena kau sudah tidak marah lagi padaku.” Youngmin tersenyum
            “Terima kasih karena kau telah mempercayai hatimu untukku Youngmin. Aku bahagia telah memilikimu utuh untukku. Aku berjanji dalam hidupku, tak akan pernah mengecewakanmu lagi.”
            Kami berdua terus berbicara tanpa menggunakan microphone. Aku dan Youngmin justru larut dalam obrolan kami berdua.
            “Aku tak akan pernah meninggalkanmu lagi Kireina-ya.Yaksok!! Saranghaeyo Kireina-ya.. kali ini Youngmin menggunakan microphone nya.
            Aku mengangguk lalu tersenyum menatap Youngmin.
            “Saranghaeyo Youngmin-ah..” akupun kembali menggunakan microphone ku.
            Mereka kembali menyanyi. Entah ada atmosfer apa disini, sehingga suasana malam ini menjadi sangat indah ditambah lagu Be My Shine yang baru saja dinyanyikan oleh keenam namja diatas panggung menambah gairahku. Semua member Boyfriend terus menatap aku dan Youngmin dengan bahagia sambil terus menyanyi. Aku bahagia, karena pada akhirnya aku telah mendapatkannya utuh untukku. Youngmin-oppa. My Boyfriend! ~Ppyong

            The end............................................................



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength