Minggu, 22 Februari 2015
[FF] ERASE
Title: ERASE
Author: Han Rae Hwa
Rating: PG/?
Genre: Romance, Songfic
Main Cast: Joo Young, Hyorin and other cast after you read
‘(Hello)Kau sudah banyak berubah, termasuk rambut pendekmu
(Hello)Riasanmu yang tebal, kau seperti orang lain
(Hello)Aku tahu itu aku sudah tak berarti apa-apa bagimu, aku merasakan itu.’
Joo Young memperhatikan seorang yeoja yang amat ia cintai.Yeoja itu sedang bergandengan mesra dibawah lampu penerangan jalan, tepatnya didepan sebuah taman kota yang biasa Joo Young kunjungi bersama yeoja itu.
Ia mengepalkan kedua tangannya. Berusaha untuk menahan air mata yang akan jatuh dari sudut matanya. Namun ia tidak bisa. Bukannya Joo Young namja yang lemah. Hanya saja ia sudah tidak tahan dengan amarah dihatinya yang kian menggebu.
Dia sudah berubah. Ya, yeoja itu. Hyun Jae namanya. Seseorang yang dulu pernah menghiasi hidup Joo Young, saling melengkapi seluruh puzzle-puzzle cinta mereka. Saling memberi warna satu sama lain dalam kisah cinta mereka. Namun sekarang tidak lagi.
Rambut itu, riasan wajah itu membuat Joo Young tak lagimengenal sosok yeoja yang dulunya terlihat sangat polos. Membuat Joo Young tak lagi merasakan kehadirannya yang kini tak lagi dihargai. Joo Young sangat merasakannya.
‘Kau akan melupakanku, terserah, aku hanya akan bertemu wanita lain
Aku hanya akan bermaksud bertemu lelaki lain, itu yg akan menjadi sesuatu
Jangan melihat ke belakang jadi aku tidak akan bisa mengenggammu, tidak akan’
Dirumah Hyorin.
Hyorin menatap penuh kerinduan ke sebuah bingkai foto yang ada di meja tepat disamping tempat tidurnya. Diusapnya bingkai itu. Ia tersenyum melihat dua orang yang saling mencinta sedang saling merangkul kekasihnya dengan penuh kemesraan. Senyuman lebar itu terlihat sangat indah. Bahkan Hyorin tak bisa melupakan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi bersama namja-chingunya ketika ia melihat foto itu. Ketika sebuah cinta yang menggebu mereka rasakan. Berbagai kebahagiaan sangat terasa ketika mereka tengah bersama. Tapi tak yang dirasakan oleh Hyorin saat ini.
Dua tahun menjalani kisah cinta tak membuatnya merasakan kebahagiaan seperti awal dimana mereka baru memadu kasih. Semakin waktu berjalan, semakin terkikis sedikit demi sedikit rasa cinta itu. Bukan cintanya Hyorin pada namja itu. Melainkan cintanya namja itu kepada Hyorin. Cinta seorang namja yang dimiliki oleh Hyorin dua tahun lalu.
Tak ada lagi rasa manis yang ia rasakan sekarang. Hanya ada tangis, rasa perih dan pedih yang selalu menusuk ke dalam hati. Hyorin tak mengerti kenapa namja-chingu nya kian lama kian berubah. Tak seperti namja-chingu yang ia kenal dulu. Perlahan, sosok manis namja-chingu nya mulai memudar.
*
‘Aku bukanlah orang yang hebat
Jangan berfikir terlalu keras, tidak
Jangan berpura-pura menjadi baik
Kita selalu punya cinta seperti itu, jangan katakan’
Joo Young POV
Aku terduduk disalah satu kursi café yang kosong. Kuseruput sedikit cappuccino yang sudah hampir mendingin, tak lagi hangat. Seperti kisah cintaku. Aku membuka buku gambarku dan hendak memulai membuat sebuah sketsa.Tapi seketika aku bingung ingin membuat sketsa apa atau siapa. Pandanganku tak sengaja melihat ke arah bunga mawar yang terpajang dimeja saat aku belum menemukan ide. Aku tersenyum kecil. Kemudian tanganku perlahan mulai menari-nari lincah diatas buku gambarku mengunakan sebuah pensil. Bunga mawar itu memberiku sebuah ide untuk menggammbar. Ya, menggambar yeoja yang sekarang sudah menjadi bagian dari masa laluku. Dia sangat menyukai mawar merah. Aku selalu memberikan mawar merah padanya, dulu. Sekarang bahkan aku tak bisa memberinya mawar merah lagi seperti dulu. Ya, sekarang aku hanyalah sebuah kepingan dari masa lalunya yang akan ia lupakan. Tapi entah kenapa aku masih bisa merasakan hangatnya cinta yang kumiliki padanya. Dan hal itu bisa membuatnya semakin berada dekat denganku. Ya, itu yang kurasakan.
“Permisi, ini kembalian atas pesanan yang kau pesan tadi.”
Seseorang membuyarkan konsentrasiku. Alhasil sketsaku agak tercoret sedikit. Aku menoleh ke arahnya. Ternyata seorang pelayan yeoja yang mengantarkan kembalian uangku.
“Mianhae, aku mengganggumu, ya!?” Ia bertanya padaku sembari menaruh kembalian di atas meja.
“Gwaenchana. Gomawo..”
Ia mengintip sedikit ke arah sketsaku, tanpa aku larang.
“Gambar yang bagus. Pasti ia kekasihmu ya!?”
Aku hanya tersenyum tipis dan tidak menjawab pertanyaannya.
“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Permisi.”
Aku kembali tersenyum tipis sambil memandang sketsa buatanku. Tanpa terasa air mataku perlahan menetes diatas sketsa itu. Awalnya aku ingin menghapus air mataku pada gambar itu. Tapi aku tau, jika aku melakukannya gambar yang kubuat itu bisa menjadi rusak. Kuputuskan untuk membiarkannya tetap basah dan luntur seperti itu. Seperti lunturnya sebuah cinta seorang yeoja padaku. Hingga perlahan gambar itu mulai pudar. Aku merobek kertas yang terdapat sketsa itu dibuku gambarku, kemudian aku menaruhnya dimeja dan membiarkan kertas itu tergeletak begitu saja lalu aku bergegas pergi setelah mengambil uang kembalian dimeja.
Joo Young POV end
Hyorin POV
Aku membersihkan meja yang baru saja ditinggal pergi oleh seorang namja. Dan aku tidak sengaja menemukan selembar kertas dengan gambar seorang yeoja. Namun polesan pensil itu terlihat luntur karena air yang membasahi kertas itu. Entah dari mana datangnya air itu, hingga membuat gambar dikertasitu memudar. Padahal gambar yeoja itu sangat cantik. Ya, sebelum gambar itu memudar. Saat aku menanyakan pada sang empunya gambar. Menanyakan siapa yeoja canik ini. Tapi ia hanya tersenyum tipis. Aku membawa pergi kertas itu menuju dapur beserta cucian kotor yang lainnya.
Setelah menaruh semua cucian kotor di tempatnya, aku kembali menatap kertas itu. Sungguh, yeoja ini sangat cantik bak model terkenal yang selalu melakukan perawatan tubuh setiap minggunya. Meskipun tak terlihat jelas,tapi aku bisa menerawangnya lewat gambar yeoja ini. Ya, itu menurutku. Aku memandang diriku sendiri. Aku tersenyum tipis.
Seketika aku mulai terpikir untuk membandingkan antara dirikudengan yeoja yang ada di gambar itu. Kuperhatikan seluruh tubuhku, mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Aku mendesah, “Ya ya.. Siapa aku? Hanya seorang pelayan café yang sangat sederhana.”
Akhirnya aku berusaha melupakan hal itu dan kembali bekerja.
Hyorin POV end
Author POV
‘Aku akan menghapus cintaku padamu (hapus) kau
Aku akan menghapus nomormu (hapus) diam-diam
Kita tidak pernah bisa, tidak tidak
Itulah bagaimana kita selalu ada’
Joo Young merebahkan tubuhnya ditempat tidur kamarnya. Membiarkan kedua matanya terpejam. Sekelebat bayangan seorang yeoja memenuhi pikirannya. Ia membiarkan bayangan itu memenuhi pikirannya. Namun seketika ia teringat akan kenangan indah bersama yeoja-chingunya beberapa waktu yang lalu, sebelum ada kata 'putus' yang terucap.
Flashback
Joo Young menghampiri Hyun Jae yang sedang berdiri dibalkon rumahnya. Ia menutup mata Hyun Jae dari belakang. Hyun Jae tersenyum lebar saat mengetahui sang namja-chingunya sudah datang menemuinya. Ia menarik tangan Joo Young, hingga posisi Joo Young berada tepat disisi kirinya.
"Mawar merah untuk gadis secantik dirimu." Joo Youngmin memberikan setangkai mawar merah tanpa duri kepada Hyun Jae yang langsung meraihnya lalu mencium harumnya mawar itu. Seperti harumnya cinta mereka berdua. Kemudian Joo Young memeluk Hyun Jae dari belakang.
"Aku mencintaimu.."
"Aku juga mencintaimu Joo Young." Hyun Jae meraih lengan Joo Young lalu mengusapnya.
"Mereka berdua tersenyum lalu saling memejamkan kedua mata."
Flashback end
Joo Young seketika membuka kedua matanya lalu menghela napas panjang.
“Semoga kau bahagia.. Park Hyun Jae..”
Joo Young kembali membiarkan kedua matanya terpejam. Hingga akhirnya ia pun terlelap.
*
‘(Selamat tinggal) Aku sakit dengan kata-kata yang sama setiap waktu, sayang
(Selamat tinggal) Kita lagi dan lagi lengah
(Selamat tinggal) Aku tahu itu aku sudah tak berarti apa-apa bagimu, aku merasakan itu’
Hyorin duduk dikursi taman sambil memainkan kedua tangannya. Ia mendesah dengan mata yang terpejam. Sudah hampir satu jam ia menunggu seseorang untuk datang menemuinya, seperti yang ia minta. Namun sekelebat bayangan tiba-tiba muncul, ketika ia mengingat namja-chingunya itu.
Flashback
Sepulang kerja, Hyorin menyempatkan untuk mampir ke rumah Kyung Soo sembari membawa makanan untuknya. Hyorin berpikir kalau Kyung Soo sangat menunggu kedatangannya dengan makanan yang ia bawa. Kyung Soo tinggal sendiri,jadi Hyorin selalu membawakan atau bahkan memasakkan langsung makanan untukKyung Soo.
Hyorin membuka pintu yang tidak terkunci. Senyum sumringah tertera diwajah cantiknya. Ia terus berjalan masuk ke dalam rumah yang tidakterlalu besar. Dengan perlahan namun pasti, ia hendak membuka pintu kamar KyungSoo yang terbuka sedikit, saat tidak menemukan Kyung Soo di ruang tengah, tempat Kyung Soo menghabiskan waktu santainya. Namun Hyorin yang sudah menggenggam erat pegangan pintu kamar Kyung Soo, mengurungkan niatnya. Dadanya terasa sesak hingga membuat Hyorin kesulitan bernapas. Samar-samar, telinganya mendengar sebuah percakapan kecil dari dalam kamar.
Hyorin tersenyum masam. Kemudian melepas genggaman tangan daripegangan pintu. Ia melangkahkah kakinya mundur kebelakang, lalu terjatuh duduk disamping meja. Air matanya tumpah namun tak bersuara. Kini pandanganya menjadi buram.
Tak lama, pintu yang tadi hendak dibuka oleh Hyorin terbuka dari dalam oleh seorang namja. Kyung Soo tersenyum lebar sambil merangkul dengan manja pinggang seorang yeoja disampingnya. Namun pandangan Kyung Soo beralih ke arah Hyorin yang menangis sambil menutupi mulutnya dengan sebelah tangannya.
“H-hyorin!? S-sedang apa kau disini?” Kyung Soo beralih pandang ke arah yeoja disampingnya, lalu berbisik, “Pergi sekarang. Aku akan menemuimu nanti malam.”
Yeoja itu mengangguk, sempat memandang Hyorin dengan tatapan iba, lalu ia pergi meninggalkan rumah Kyung Soo. Sementara Kyung Soo menghampiri Hyorin yang sedang berusaha berdiri. Mereka saling bertatapan.
Parrr…
Hyorin menampar Kyung Soo dengan kencang. Amarahnya mulau tak terkendali. Tanpa menunggu penjelasan dari Kyung Soo, Hyorin langsung bergegas pergi sambil membuang makanan yang ia bawa begitu saja ke lantai.
Kyung Soo memandang kepergian Hyorin dengan tatapan agak menyesal. Ia berteriak sekencang mungkin lalu mengacak-acak rambutnya sendiri setelah Hyorin pergi.
Flashback end
Air mata Hyorin jatuh, namun ia menepisnya. Kenangan buruk yang terjadi beberapa hari yang lalu tak mampu terlupakan olehnya. Cinta dan kesetiaan yang selama ini ia jaga berbuah pahit atas terungkapnya kejadian memalukan itu. Kini Hyorin sudah membuat sebuah keputusan untuk hubungannya bersama Kyung Soo. Meski berat, tapi Hyorin tetap akan mengambil keputusan yang sudah ia pilih itu. demi kehidupannya mendatang, demi hatinya dan demi perasaannya.
Kyung Soo datang lalu menghampiri Hyorin “Ada apa? Apa kaumerindukanku?”
Hyorin membuka kedua matanya. Ia berdiri dan tersenyum kepada Kyung Soo. Tepatnya sebuah senyuman yang terpaksa.
“Ya! kemana saja kau selama ini? aku mencarimu kemana-mana.”Kyung Soo melipat kedua tangan didadanya.
“Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu.”
“Apa yang ingin kau katakan padaku? Apa kau akan memaafkanku?”
“Aku ingin agar kita mengakhiri hubungan ini.”
Kedua mata Kyung Soo terbelalak. Ia mengulurkan kedua tangannya sambil menatap Hyorin dengan lekat, “Mwoya? Kau bercanda, eoh!? Tidak mungkin kau berbicara seperti itu padaku!?”
“Aku tidak bercanda Kyung Soo. Aku serius.”
“…”
“Aku sudah berusaha menjaga kesetiaanku padamu. Aku juga sudah bertahan sekuat yang aku bisa. Namun semua orang memiliki titik paling lelah dalam hidupnya. Kurasa aku sedang berada diposisi itu. Dan.. Mianhae.. Aku tidak bisa memaafkanmu.” Perlahan air mata Hyorin mulai jatuh.
“Kau tau? Aku hanya khilaf pada saat waktu itu. Kau harus tauitu!”
“Mwoya? Bahkan aku sering kali memergokimu sedang berdua dengan yeoja itu!”
Kyung Soo terdiam. Tak dapat berkata apa-apa setelah mendengar pengakuan dari Hyorin.
“Apa kau belum puas menyakitiku selama ini, eoh!? Apa kau pikirdengan berkata kalau kau khilaf saat melakukan itu, lantas aku akan langsung memaafkanmu? Kau pikir hatiku bagaimana?” Air mata Hyorin makin derasnya membasahi wajahnya yang kini terlihat pucat. “Kau sudah berkali-kali menyakitiku dengan tanganmu itu. Bahkan sebagian besaar tubuhku terluka atas semua pukulan-pukulanmu. Dan bahkan sekarang kau sudah melukai luar dan dalamdari tubuhku. Hatiku..” Sambungnya lagi.
Kyung Soo menggenggam kedua lengan Hyorin dengan erat.“Dengarkan aku dulu.. Mianhaeyo. Aku janji tak akan berbuat seperti itu lagi. Jebal.. Maafkan aku Hyorin..”
“Lepas!” Hyorin berusaha melepaskan genggaman tangan Kyung Soo.Namun kedua tangan kokoh Kyung Soo tak membiarkan yeoja dihadapannya itu terlepas. “Mian, aku tidak bisa memaafkanmu Kyung Soo! Aku tidak mau tau! Mulai sekarang kita tidak ada hubungan apa-apa lagi! Dan aku tidak mau bertemu denganmu lagi!!” Hyorin meninggikan nada suaranya pada kalimat terakhir, tepat dihadapan Kyung Soo. Hal itu membuat Kyung Soo terkejut setengah mati, hingga kedua tangannya lemas dan mengulurkan genggamannya pada lengan Hyorin.Sementara Hyorin berlari menjauh dari Kyung Soo.
‘Kau tahu bahwa aku selalu seperti ini tipe pria
aku pura-pura tidak bersalah tapi aku selalu buruk di belakangmu
Kita bahkan tidak akan menikah, apa itu cinta?
Kau hanya mainan yang berada di musim lalu
Aku minum sepanjang malam dan pesta dengan gadis lain
Kemudian di pagi hari, aku melemparkan semuanya, fotomu, kenangan tentangmu
aku akan terbuang jauh seperti ini
Kau akan jatuh cinta dengan pria lain’
Hari ini adalah hari dimana hati Joo Young akan merasakan sakityang luar biasa. Seperti ada beribu-ribu jarum yang mulai menusuk kedalam hatinya yang masih mneyimpan sebuah nama. Joo Young melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah gereja yang sudah dihias dengan banyak bunga juga hiasan-hiasan lainya. Bahkan dipelataran hingga memasuki gereja pun banyak mawar putih dan merah bertebaran dimana-mana. Dengan harum mewangi yang membuat siapapun beradadi dalam ruangan itu menjadi nyaman. Tapi tidak dengan Joo Young. Ia berusaha menahan rasa sakit yang semakin ia rasakan.
Ia menghela napas panjang dan terus melangkahkan kakinya menuju kursi yang terdapat dipaling depan. Meskipun pedih, tapi Joo Young tidak ingin mengingkari janjinya kepada Hyun Jae. Janji untuk hadir dihari pernikahan mantannya. Mantan kekasihnya yang sebentar lagi akan mengikrarkan janji atas pernikahan sucinya bersama calon suaminya. Tentu saja bukan Joo Young.
Kedua mata yang mulai berbinar itu menatap sendu kedua mempelai yang baru saja tiba dihadapan pendeta.
Dan inilah saat-saat yang membuat Joo Young seakan langsung terhenyak dan tidak mampu untuk melakukan apapun. Dadanya terasa sangat sesak,matanya perih. Dalam hatinya, ia berucap untuk ingin segera pergi dari sana.Tapi nyatanya, kakinya justru terasa lemas dan tidak kuat untuk beranjak.
Hyun Jae dan calon suaminya kini mengikrarkan janji sehidup semati dalam ikatan pernikahan dihadapan pendeta. Mereka dan para tamu undangan tersenyum bahagia. Terkecuali Joo Young yang hanya bisa terdiam. Mencoba untuk tersenyum, namun senyumnya seakan tak berarti apa-apa.
Hyun Jae menoleh ke arah Joo Young seperti mengisyaratkan sesuatu. Joo Young berjalan menuju sisi kiri kedua mempelai, tepat berada disudut kanan ruangan. Ia berdiri tak jauh dari Hyun Jae juga calon suaminya. Ia mengambil microfon dan mulai mengeluarkan suara merdunya.
“…Nan geureoke joheun sarami anya
Neomu eoryeopge saenggakhajineunmara no
Chakhan cheok doo doo roo doo dooroo
Urin wollae geureon sarang don’t say yeah
Neol saranghangeol jiwo (jiwo) You
Ni jeonhwabeonho jiwo (jiwo) moreuge
Urin andwae No No
Wollae geureon sai…”
Semua tamu bertepuk tangan memuji suara merdu Joo Young. Sementara Joo Young hanya tersenyum tipis. Pandangannya kembali tertuju ke Hyun Jae yang sedang menggenggam erat lengan namja yang sudah resmi menjadi suaminya.
Dijalan.
Hyorin terus berlari, namun Kyung Soo pun terus mengejarnya. Ini bukan yang diinginkan oleh Hyorin. Bukan. Ia selalu mengharapkan kisah cinta yang indah bak cerita di dongeng, hidup selamanya dengan ikatan tali percintaan dan sebuah janji suci yang telahdi ikrarkan. Namun sekian lamanya ia berpacaran dengan Kyung Soo, justru penderitaanlah yang selalu Hyorin rasakan.
Cinta memang manis pada awalnya. Namun rasa manis itu berubahmenjadi kecut, kemudian pahit. Seperti itulah yang dapat diibaratkan dalam kisah cintanya.
Ia menghentikan langkahnya, saat merasa kalau dirinya sudah berada jauh dari Kyung Soo. Sembari mengatur napas, ia mengusap keningnya yang penuh dengan peluh yang bercucuran. Angin berhembus sangat kencang. Anting-antingnya bergerak kesana-kemari. Juga rambut panjangnya yang ikal pada bagian bawahnya.
Di Gereja.
Joo Young berjalan menghampiri Hyun Jae dan suaminya. Ia menyalami tangan Hyun Jae dan suaminya secara bergantian. Ia berusaha menarik sudut bibirnya. Berusaha terlihat bahagia atas pernikahan mereka.
“Selamat atas pernikahan kalian.”
“Terimakasih banyak karena kau sudah mau datang dipernikahanku Joo Young..” Ujar Hyun Jae.
“Tak masalah. Jaga Hyun Jae baik-baik. Jangan sampai kalian saling menyakiti satu sama lain. Mmhh, maaf, sepertinya aku tidak bisa berlama-lama disini. Aku harus pergi.”
Hyun Jae dan suaminya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian mereka saling bertukar pandang. Sementara Joo Young berjalan menjauh dari mereka. Langkahnya semakin menjauh dari Gereja. Namun ia menghentikan langkahnya, menoleh sebentar ke Gereja besar dibelakangnya, kemudian ia memutar kepalanya dan kembali melanjutkan langkahnya. Dengan kedua tangan yang terselip di saku celananya.
‘(Byebye) Aku diam-diam berjalan di belakangmu
Seperti kau berbalik semakin gelap
Semakin jauh kau ku raih, aku selalu memikirkanmu
Tanpa kau tahui, mengapa? Aku terus merindukanmu, bye’
Hyorin berjalan dengan perlahan, tak ada tujuan yang membuatnya terus berjalan tanpa henti entah kemana. Ia menyisir rambutnya dari depan kebelakang, dengan menggunakan jari-jari salah satu tangannya. Hatinya sedikitlega saat ia mengatakan untuk mengakhiri hubungannya dengan Kyung Soo. Namja-chingunya yang selalu main kasar padanya. juga yang sudah melukai perasaannya begitudalam, dengan mengingkari cinta Hyorin, mengingkari ketulusannya. Hingga membuat Hyorin akhirnya tak tahan.
Joo Young terus berjalan sambil menundukkan kepalanya. Tak tau entah sampai dimana langkah kakinya terhenti. Entah sampai kapan ia merasa lelah dan memutuskan untuk berhenti. Ia mengadahkan kepalanya saat seorangyeoja berdiri tepat dihadapannya. Membuat langkahnya kini terhenti karena yeoja itu menghalangi jalannya.
Hyorin menghentikan langkahnya, saat seorang namja berhenti tepat dihadapannya. Menghalangi jalannya. Namun Hyorin nampak mengenali namja itu. Namja yang selalu menghabiskan waktu luangnya di sebuah café tempat Hyorin bekerja. Ia tersenyum kecil, seakan menyapa Joo Young yang juga tersenyum kecil, karena ia pun mengenali wajah Hyorin.
Mereka saling melempar senyum. Juga saling melempar pandang.Sedikit rasa canggung pun hinggak di diri mereka. Namun sepertinya mereka inginsegera menepis kecanggungan diantara mereka.
“Hello..”
“Hello..”
The end……………
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
My Strength

Tidak ada komentar:
Posting Komentar