Jumat, 04 Juli 2014

[FF] How Many Times



Title: How Many Times
Author: Han Rae Hwa
Rating: T
Genre: Family, Hurt/Comfort, Bromance
Main cast:
- Jo Youngmin 'Boyfriend' as Youngmin
- Jo Kwangmin 'Boyfriend' as Kwangmin
Other Cast:
- You as Hyojin

   Kwangmin POV

   Aku segera membereskan buku pelajaranku dan memasukkannya ke dalam tas. Ku pandang diriku dicermin. Kurasa tidak ada atribut yang kurang satu pun. Aku segera memakai sepatu dan meraih tas ku lalu menyambangi ruang makan untuk sarapan. Mataku tertuju ke arah Youngmin hyung yang sudah sarapan terlebih dahulu.
   "Annyeonghaseyo hyung.."
   "Annyeonghaseyo.." Jawab Youngmin hyung tanpa menoleh ke arahku.
   Aku menyuap beberapa kali sarapanku hingga aku merasa kenyang. Youngmin hyung yang terlebih dahulu selesai sarapan meninggalkan meja makan tanpa sepatah kata pun.
   "Hyung.. Aku berangkat bersama mu ya hari ini!?"
   "Kau kan sudah besar. Jadi kau bisa berangkat sendiri. Dan kau harus membiasakannya!" Jawab Youngmin hyung sambil berlalu dariku.
   "Tapi kan hyung.. Kita bersekolah disekolah yang sama. Apa salahnya jika kita berangkat bersama-sama!?"
   "Kubilang kau harus berangkat sendiri Kwangmin-ah! Kau mengerti tidak!?" Bentak Youngmin tepat dihadapanku.
   Aku hanya bisa terdiam jika ia sudah marah seperti itu. Aku ini sangat bodoh. Lagi-lagi aku membuatnya marah karena hal sepele.

   Aku menutup pintu rumahku lalu berangkat ke sekolah sendirian. Untung saja jarak antara rumahku dan sekolah tidak terlalu jauh. Jadi aku bisa berjalan kaki setiap harinya tanpa harus mengeluarkan uang lebih untuk biaya transportasi ke sekolah.

   "Annyeonghaseyo Kwangmin-ah.." Sapa Hyojin kepadaku.
   Aku menoleh ke arahnya yang tepat berada disampingku. Ia tersenyum sangat manis. Dengan rambut ikal nya yang ia ikat menambah manis yeoja ini yang satu kelas dengan Youngmin hyung.
   "Annyeong haseyo Hyojin." Aku membalas sapaannya lalu mengalihkan pandanganku.
   Dari kejauhan sepasang mata memperhatikanku dengan tajam. Aku menunduk agar tidak melihat tatapan mata itu lagi.
   "Mianhae Hyojin-ah.. Aku harus segera ke kelas."
   Hyojin hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun.
  

   Hari ini aku pulang agak sore karena ada latihan dance bersama grup dance ku disekolah. Satu bulan lagi ada perlombaan dance yang akan kami ikuti. Maka dari itu mulai dari minggu ini kami mulai berlatih dengan giat dan menciptakan koreografi yang bagus untuk perlombaan itu.
   Aku agak terkejut melihat Youngmin hyung menatapku saat aku masuk kedalam rumah.
   "Woaahh.. Hyung.. Kau mengagetkanku saja. Kenapa kau menatapku seperti itu?" Ku elus dadaku beberapa kali
   "Kau dari mana? Kenapa jam segini baru pulang? Kenapa kau tidak mengabariku? Jika Eomma dan Appa tau, justru yang akan mereka marahi adalah aku. Bukannya memarahimu!"
   "Mianhaeyo hyung.. Tadi aku habis latihan dance. Satu bulan lagi ada perlombaan. Maka dari itu grup dance ku harus berlatih lebih giat lagi agar kami bisa menang."
   "Sebulan lagi? Aaa.. Sepertinya grup dance ku juga akan mengikuti perlombaan."
   "Geuraeyo? Apa grup dance kalian akan mengikuti perlombaan yang sama dengan grup dance ku?"
   "Tentu saja tidak! Grup dance ku sudah tingkat internasional. Tentu saja berbeda dengan grup dance di sekolah. Maka dari itu aku malas mengikuti grup dance di sekolah."
   Youngmin hyung berlalu dariku dan masuk ke dalam kamarnya. Aku mengikutinya dari belakang lalu masuk ke dalam kamarku. Youngmin hyung memang hebat. Ia mampu menjadi anggota tetap di tempat dance yang ia ikuti. Tempat dance yang sangat terkenal dan mempunyai akreditasi yang sangat bagus. Aku bangga memiliki hyung seperti Youngmin hyung.

***

   Perlombaan dance itu membuatku semakin gila untuk berlatih. Tidak hanya menyempatkan latihan disekolah, aku pun memanfaatkan waktu senggangku dirumah untuk latihan.

   Aku mencoba beberapa gerakan yang diajarkan songsaengnim disekolah. Beberapa kali aku coba namun yang terakhir, tubuhku kehilangan keseimbangan. Aku terjatuh dan terguling keluar kamar.
   Brukk..
   Aku melihat seorang namja terjatuh. Sepertinya karena terselingkat kakiku. Aku segera bangkit dan membantunya untuk berdiri.
   "Kwangmin-ah!! Bisakah kau berhenti latihan dance dirumah!?" Lagi-lagi Youngmin hyung membentakku. Ia menahan sakit di sikut sebelah kirinya.
   "Mianhaeyo hyung.. Aku kan hanya ingin latihan lebih giat lagi agar grup dance ku bisa menang diperlombaan itu. Aku juga ingin membuat bangga sekolah.."
   "Terserah kau saja!" Youngmin hyung tidak berkutik. Ia hanya pergi meninggalkanku.


   Kubuka buku catatanku yang masih kosong. Sembari menonton acara televisi kesukaaanku diruang tengah, aku menulis beberapa kalimat yang selama ini bersarang dipikiranku. Karena mulai jenuh, akhirnya ku tulis semua beban yang ingin ku lepas. Aku mulai menulis saat acara televisi kesukaanku iklan.

Kwangmin POV end~

Author POV

   Kwangmin yang mulai mengantuk menguap beberapa kali sambil terus menulis. Matanya yang mulai sayu kini terpejam. Dengan tangan yang masih menggenggam pulpen kesayangannya.
   Youngmin terbangun karena ia merasa haus. Ia pergi ke dapur untuk mengambil minuman dingin lalu meminumnya. Setelah dirasa haus nya sudah hilang, ia kembali ke kamar. Namun saat melewati ruang tengah, Youngmin tersadar kalau adik kembarnya tertidur disana. Dengan televisi yang masih menyala. Dengan tangan yang masih menggenggam pulpen di atas buku catatannya.

Flashback on~

   "Kwangmin-ah.. Ireona!! Ayo pindah tidurnya!! Aku tidak bisa menggendongmu Kwangie.." Youngmin berusaha menggoyang-goyangkan tubuh Kwangmin yang mungil, sama seperti dirinya.
   "Tunggu Youngie.. Film kartun pikachu nya belum habis. Lagi iklan.." Jawab Kwangmin sambil mengusap-usap kedua matanya yang mengantuk
   "Kwangie.. Film kartun nya sudah habis. Kau lihat, channel nya sudah menampilkan acara televisi lainnya."
   "Mwo? Ah sial.. Aku ketiduran lagi.." Kwangmin terkejut dan langsung bangun, "Baiklah.. Aku akan pindah. Tapi kita tidur berdua dikamarmu yaa hyung.."
   "Baiklah.."
   Youngmin merangkul pundak Kwangmin dan pergi kekamarnya. Mereka menyelimuti tubuh mereka masing-masing. Tak lama mereka merentangkan tangan mereka lalu saling berpelukan satu sama lain.

Flashback end~

   Youngmin tersenyum sambil mengelus kepala Kwangmin yang tertidur. Tiba-tiba ia membuyarkan lamunannya. Diraihnya remot televisi lalu mematikannya. Ia juga menyimpan dengan rapih buku catatan dan pulpen Kwangmin dimeja. Sekali lagi ia mengelus kepala adik kembarnya itu lalu menggendongnya kekamar dan membaringkannya ditempat tidur.
   Tanpa sepatah kata yang keluar dari mulut Youngmin, ia segera mematikan lampu kamar Kwangmin dan menutup pintu kamarnya lalu berlalu ke kamarnya. Saat melewati ruang tengah, ia menoleh ke arah buku catatan Kwangmin. Awalnya ia ingin sekali membaca tulisannya. Namun terlintas dipikirannya kalau tulisan Kwangmin di buku itu tidak penting baginya. Ia mengalihkan pandangannya dan berlalu ke kamarnya.


   Pagi harinya...

   Kwangmin mencari-cari buku catatannya yang tadi malam sempat ia tulis.
   "Kau sedang mencari apa?" Tanya Youngmin saat melihat adik kembarnya yang sedang kebingungan
   "Mencari buku catatanku. Kau melihatnya tidak?" Kwangmin menoleh ke arah Hyung nya.
   Youngmin memandang ke atas sembari berpikir.
   "Sepertinya kusimpan di meja ruang tengah."
   Kwangmin segera menyambar buku catatannya yang tergeletak di meja bersama dengan sebuah pulpen.
   "Ng.. Apa kau sempat membacanya Hyung?" Tanya Kwangmin dengan ragu
   "Ani."
   "Syukurlah kau belum membacanya"
   "Pasti tulisanmu itu tidak penting kan!?
   "Ah," Kwangmin mengangguk pelan.
   Youngmin berlalu dari Kwangmin. Sementara Kwangmin hanya tersenyum kecut.

Author POV end ~

***

Kwangmin POV

   Malam semakin larut, tapi Youngmin hyung belum kunjung pulang. Beberapa kali aku mengintip keluar jendela untuk memastikan. Tapi sudah jam 10 malam Youngmin hyung belum menampakan batang hidungnya.
   Aku mulai mengantuk. Ku tepuk-tepuk kedua pipiku untuk mengusir rasa kantukku.
   "Kwangmin.. Kau harus tahan!! Kau harus menunggu hyung mu pulang!!"

   Selang lima belas menit Youngmin hyung pulang dengan baju seragam yang berantakan.
   "Youngmin hyung.. Kau kemana saja? Kenapa kau pulang selarut ini?"
   Youngmin menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arahku.
   "Hhh.. Urus saja dirimu sendiri!" Gumam Youngmin pelan
   "Tapi aku berhak peduli padamu hyung!"
   Youngmin tidak menjawab. Ia justru melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Namun tak lama, tubuh Youngmin terhuyung ke lantai.
   "Youngmin hyung.." Aku menghampiri Youngmin yang tergeletak di lantai. Ku raih kepalanya dan sedikit ku angkat, "Hyung.. ireona!! Kau kenapa? Hyung.. Jawab aku!!"
   "Kwang..min-ah.." Hanya namaku yang ia ucap. Matanya terlihat sayu dan sendu.
   Aku berusaha mengangkat tubuhnya dan membawanya ke kamar.

   Ku buka pintu kamarnya lalu aku membaringkannya di tempat tidur. Youngmin sempat membuka matanya saat aku menyelimutinya.
   "Kwangmin-ah.."
   "Ne hyung!?"
   Youngmin tidak menjawab apa-apa. Tapi hyung hanya menatapku selama beberapa menit lalu memejamkan matanya. Aku tersenyum sembari menatap wajahnya yang mirip denganku. Sempat ku elus kepalanya sebentar lalu Aku membiarkan hyung tidur tanpa mengganggunya.

***

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength