Author: Han Rae Hwa
Rating:
T
Genre:
Romance
Main
Cast:
- Kim Jiyeon a.k.a Kei 'Lovelyz' as Kang Jira
- Jo Youngmin 'Boyfriend' as Youngmin
- Bang Minah 'Girl's Day' as Eunri
You're My Lady part 1
Hujan
dengan derasnya mengguyur tubuh Jira yang sedang merenung disebuah taman tak
jauh dari RS, tempat Youngmin dirawat. Tetesan air mata Jira tak terlihat
jelas, tersapu air hujan yang membasahi wajah dan seluruh tubuhnya. Ditangannya
digenggam sebuah kotak musik berwarna merah muda pemberian Youngmin beberapa
hari yang lalu. Seketika ia menatap langit yang masih hujan, matanya terpejam.
Sebuah bayangan tentangnya dan Youngmin sekilas terlintas. Ia merindukan sosok
laki-laki itu. Seseorang yang selalu ada untuknya setiap saat.
Jira menundukkan
kepalanya, tangisnya mulai mereda. Ia menutup kotak musik itu lalu beranjak
dari kursi taman itu.
Seorang
wanita paruh baya itu membuka pintu yang diketuk oleh Jira. Ia menatap Jira dengan
prihatin sekaligus khawatir, lalu membawanya keruang tengah. Wanita itu
memberikannya handuk dan secangkir teh hangat agar Jira tidak kedinginan.
“Ceritakanlah padaku Jira. Apa yang sedang
terjadi?”
“Youngmin...”
Gumam Jira pelan.
“Youngmin?
Ada apa dengannya?”
“Youngmin
mengalami amnesia dan...” Jira terisak. “Dan Youngmin sama sekali tidak
mengingat diriku Ahjumma. Dia hanya ingat dengan keluarganya saja dan juga
Boyfriend. Sedangkan aku? Dia sama sekali tak mengingatku.”
Mata
Jung Ah, Ahjumma yang sedang duduk dihadapan Jira membulat, bagai tak percaya
dengan yang dikatan oleh Jira. Jung Ah membelai dengan lembut rambut Sakura
yang basah. Seketika matanya berbinar.
“Kau
jangan pernah berputus asa Jira. Kau juga harus mencoba untuk mengingatkan
Youngmin tentangmu. Tentang kalian. Aku yakin, Youngmin akan mengingatmu
kembali. Percayalah..”
Jira tak
yakin dengan apa yang dikatan oleh Jung Ah. Ia bangkit lalu berpamitan pada
Jung Ah untuk kembali ke RS.
Kwangmin
menyunggingkan sebuah senyuman saat Jira datang. Keempat member Boyfriend yang
lain pun ikut tersenyum menyambut kedatangan Jira.
Raut
wajah Kwangmin seketika berubah saat menatap Jira. “Kau sakit? Wajahmu sangat
pucat Jira-ya.”
“Gwaenchana. Bagaimana dengan keadaan
Youngmin?” Jira mengalihkan pembicaraan.
“Youngmin
makin membaik. Ia sedang istirahat. Kau pasti belum makan. Bagaimana jika aku
menemanimu untuk makan malam?”
“Aku
tidak lapar. Syukurlah jika keadaan Youngmin membaik.”
“Kau
harus makan Jira. Kalau tidak kau akan sakit! Youngmin akan sedih jika
melihatmu seperti ini.”
“Youngmin
akan sedih jika melihatku tidak makan? Bagaimana bisa Youngmin akan sedih
dengan keadaanku jika sekarang Youngmin sama sekali tidak mengingatku?” Ujar
Jira dengan lirih.
Butiran
air mata jatuh berlinang kembali dipipi Jira. Ia tidak tahan dengan situasi
yang sedang ia alami sekarang. Baginya ini beban terberat didalam hidupnya.
Bagaimana tidak, orang yang amat ia cintai sama sekali tidak mengingat
sosoknya. Setelah orang tuanya meninggal karena kecelakaan, hanya Youngmin lah
harapan satu-satunya Jira. Hanya Youngmin yang dapat membuat Jira menjadi lebih
tegar dan bisa hidup mandiri seperti sekarang ini. Tapi penyemangat hidup Jira
kini tak mengingatnya sama sekali.
Kwangmin
terdiam. “Aku yakin, Youngmin tak akan sepenuhnya melupakanmu Jira-ya. Kau
dengar kan apa yang dibicarakan oleh dokter satu hari yang lalu? Youngmin hanya
amnesia sementara. Jadi masih ada harapan jika Youngmin bisa mengingatmu
kembali.”
“Tapi
sampai kapan Kwangmin? Sampai kapan aku harus menunggu? Berapa lama lagi aku
harus menunggu?”
Kwangmin
kembali terdiam.
“Kau
tak perlu untuk mencoba menghiburku.” Jira menyeka air matanya lalu membalikkan
badannya dan berjalan menjauhi kelima namja itu.
“Kau
mau kemana?”
“Entahlah..”
jawab Jira pelan
“Aku
akan menemaninya.” Jeongmin berlari mengejar Jira, hingga dirinya tepat berada
disamping tubuh Jira, “Biar aku antar pulang.”
Mobil
Jeongmin berhenti dipelataran halaman rumahnya. Jira mengikuti langkah Jeongmin
dengan pelan.
“Malam
ini kau tidur dirumahku saja. Keadaanmu sedang tidak baik. Tadi Eomma menghubungiku.
Eomma bilang, ia pergi ke rumah adiknya, dan dia akan menginap. Kau bisa tidur
di kamar adikku. Kau juga bisa memakai baju-bajunya jika kau perlu.” Jeongmin
mengelus kepala Jira.
“Mianhae,
aku telah merepotkanmu Jeongmin-ah” Jira membungkukkan badan.“
“Aniya.
Kau sama sekali tidak merepotkanku Jira. Aku senang jika kau bisa tinggal
bersamaku disini. Karena secara tidak langsung kau sudah menggantikan adikku
yang sudah meninggal.”
“Mwo,
jeongmal?”
Jeongmin
mengangguk sambil tersenyum.
“Gomawo
Jeongmin-ah.”
*
Jira melangkahkan
kakinya masuk kedalam ruangan yang familiar baginya. Ia melihat Youngmin yang
sedang terduduk diranjangnya. Jira senang melihat keadaan Youngmin yang sudah
membaik.
“Annyeong
haseyo Youngmin-ah.”
“Annyeong
haseyo. Kau, yeoja yang waktu itu diantar pulang oleh Kwangmin kan?” Youngmin
berusaha mengingat Jira.
“Ne.
Mianhae, aku telah menganggu
waktumu.”
“Ani.
Jika kau tidak keberatan, bisakah kau menemaniku disini? Aku merasa bosan, dan
aku membutuhkan teman untuk mengobrol.”
“Memangnya
Kwangmin dan orang tuamu kemana?” Tanya Jira sambil memperhatikan ke sekitarnya
yang tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua.
“Orang
tuaku sedang ada urusan dan Kwangmin seharusnya sudah ada disini. Tapi aku
tidak tau kenapa sampai saat ini dia belum kunjung datang.” Youngmin
mengalihkan pandangannya ke jendela. Ia memperhatikan seluruh pemandangan yang
ada diluar. Matanya tertuju pada keindahan bunga Cherry yang bermekaran.
“Diluar
bunga Cherry sedang bermekaran. Kau keberatan tidak, jika menemaniku kebawah
untuk menikmati keindahannya?”
Jira
menggelengkan kepalanya. Jauh dilubuk hatinya, ia senang sekali saat Youngmin
mengajaknya untuk melihat bunga Cherry.
Mereka
duduk dibawah sebuah pohon bunga Cherry yang berada ditaman Rumah Sakit.
Youngmin sangat menikmati keindahannya. Jira tersenyum melihat sang kekasihnya
yang kini kehilangan seluruh ingatan akan dirinya.
“Waah,
indah sekali ya.. Apa kau menyukainya juga Jira-ya!?"
Jira terdiam
sejenak. Ia ingat betul jika dirinya pernah mengatakan bahwa Jira sangat
menyukai bunga Cherry. Terlebih saat menikmati keindahannya bersama Youngmin
seperti dulu, saat Youngmin belum mengalami kecelakaan. Kenapa Youngmin harus
menanyakannya lagi!? Batin Jira. Tapi Jira tersadar, jika kekasihnya sekarang
tidak mengingat siapa dirinya dalam kehidupannya. Jira merasa jika dirinya
sedang menjalankan sebuah drama didalam kehidupannya.
Jira
mengangguk sembari tersenyum. ”Aku sangat menyukainya. Terlebih jika
menikmatinya bersamamu."
Youngmin
menoleh karena terkejut dengan perkataan Jira baru saja. Jira yang salah
tingkah berusaha untuk mencari alasan.
“Ah,
m-maksudku jika menikmatinya bersama orang lain.."
Youngmin hanya mengangguk lalu kembali menikmati bunga Cherry yang
beberapa darinya berguguran lalu terbang terbawa angin.
*
Jira masih
enggan untuk berpaling dari Youngmin walaupun hanya dianggap sebagai teman
biasa oleh Youngmin. Ia tak pernah berputus asa untuk membuat Youngmin kembali
mengingatnya. Kini dikedua tangannya terdapat sebuah bucket bunga yang indah
untuk diberikan kepada Youngmin. Jira tidak sabar untuk memberikan bucket bunga
ini untuk Youngmin. Dengan penuh semangat, Jira melangkahkan kakinya ke dalam
rumah Youngmin. Jira melihat sesuatu yang membuat hatinya kini menjadi pilu.
Kekasih yang amat ia cintai sedang bersama dengan perempuan lain disebuah
ayunan besar dihalaman belakang rumah Youngmin.
Jira mengenal
perempuan itu. Semua orang pun pasti mengenalnya. Perempuan itu adalah salah
satu penyanyi yang terkenal, namanya Eunri. Semua namja pasti akan tertarik
dengan kecantikannya. Selain cantik, Eunri pun terkenal. Youngmin adalah salah
satu member dari Boyfreind, dan Eunri adalah salah satu penyanyi terkenal.
Mereka berdua sama-sama artis terkenal dan disenangi banyak orang. Sedangkan
Jira, hanyalah seorang gadis biasa dan tentu saja tidak terkenal seperti
mereka.
Jira
menjatuhkan bucket bunga yang ia pegang. Dengan tenaga yang masih tersisa
ditambah emosi dan amarah, Jira berlari meninggalkan kediaman
Youngmin. Berlari sekuat tenaga tanpa tujuan yang pasti. Emosinya masih tidak
terkendalikan. Sakura menghentikan langkahnya disebuah jalan raya yang saat itu
sedang sepi. Namun, sebuah mobil melaju dengan kecepatan maksimal dan hampir
menabrak Jira yang sedang menangis.
“Jira,
awas!!” Jeongmin menangkap tubuh Jira dan membantingkan tubuhnya ke aspal.
“Neo
gwaenchanayo Jira-ya?”
“Jeongmin..”
Jira tidak menjawab pertanyaan Jeongmin. Ia justru menangis dipelukkan sahabat
yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri.
Jeongmin
membantu Jira berdiri dan membawanya kesebuah taman.
“Waeyo
Jira-ya?” tanya Jeongmin dengan lembut
Jira berusaha
mengontrol emosinya lalu menceritakan apa yang baru saja ia lihat. Ia pun
kembali menangis.
“Uljima
Jira. Aku akan membantumu mengembalikan Youngmin untukmu. Bagaimana?”
Jira tidak
menjawab. Ia hanya bisa menangis saat ini. Jeongmin sangat mengerti perasaan
Jira sekarang ini. Ia hanya bisa memeluk Jira untuk menenangkannya.
Dirumah
Youngmin.
Eunri berpamitan
dengan kedua orang tua Youngmin. Eunri memang sudah dekat dengan keluarga
Youngmin, karena orang tua mereka bersahabat sejak mereka masih SMA. Youngmin
mengantarkan Jira ke halaman depan lewat pintu samping. Saat Youngmin hendak ke
kamarnya, ia tidak sengaja menendang dengan pelan bucket bunga tak jauh dari
tangga.
“Bucket
bunga!? Dari siapa?” Youngmin melihat ke arah sekitar. Tidak ada orang,
batinnya.
Youngmin membuka memo yang diselipkan di buket bunga itu.
“Dari Jira? Kapan Jira kesini? Dan, kenapa buket bunganya tergeletak
dilantai!?” Youngmin membawa buket bunga itu ke kamarnya. Ia mencium
bunga-bunga yang indah itu sembari tersenyum.
*
Kwangmin
membawa sebuah gitar lalu duduk disebelah Jira. Kwangmin menyanyikan beberapa
lagu Boyfriend untuk menghibur Jira. Semenjak Youngmin amnesia, hanya Kwangmin
dan Jeongmin lah yang bisa membuat Jira kembali ceria dan melupakan bebannya.
Jira dan Kwangmin terduduk disebuah ayunan besar dihalaman belakang rumah
Kwangmin. Dihadapannya terlihat sebuah kolam renang yang luas.
“Neoraneun
sesang geu ane na seoisseo.. Chueog sodeul hemaeimyeonseo na.. Neoye
hyanggireul tto neukkinda.. Neon geugose seoseo nareul tto bulleonaenda.. Nareul
bogo seulpeoneun mallago.. Neoye barami nae eolgureul manjigo ganda.”
Jira menyunggingkan
senyumannya yang manis. Kwangmin pun ikut tersenyum.
“Suaraku tak sebagus Youngmin ya?”
Jira menggelenggengkan
kepalanya. “Suaramu sama bagusnya seperti Youngmin. Yaa, hanya saja kau memang
lebih pantas untuk nge-rapp. Tapi aku menyukai saat kau bernyanyi.” Jira
mengacungkan kedua ibu jarinya. Kwangmin tertawa.
“Kau
ini bisa saja.” Raut wajah Kwangmin berubah
“Ada
apa?”
“Mianhae
Jira-ya, aku tinggal sebentar ya!? Aku akan segera kembali. Kau jangan
kemana-mana.”
Jira mengerutkan
kedua alisnya sambil menatap kepergian Kwangmin.
Di ruang tengah.
“Ya!
Hyung, dari mana saja kau? Aku menunggumu dari tadi.”
“Aku
habis membeli cincin pernikahanku dengan Eunri. Waeyo?”
“Cepat
kau ke halaman belakang. Tolong temani Jira. Aku harus segera pergi.”
“Mwo!?
Kenapa aku harus menemaninya?”
“Hyung,
bantu aku! Aku tidak ingin mengecewakannya. Kau tau kan, kekasihnya baru sja
mengalami kecelakaan? Kau harus membantuku untuk menghiburnya. Gal geo ye yo
Hyung..”
Youngmin
menatap Kwangmin yang berlari menjauh darinya. Ia pun berjalan menuju halaman
belakang. Langkah kakinya berhenti lalu duduk tepat disebelah Jira.
“Annyeong
haseyo Jira-ya. Kwangmin meminta ku untuk menggantikannya menemanimu.”
Jira terlihat
bingung dengan kehadiran Youngmin. Itu tandanya Youngmin akan bersamanya
disini. Ia pun merasa senang karena masih bisa berada dekat dengan Youngmin.
“Mwo
hago isseumnika?”
“Tadinya
sedang mendengarkan Kwangmin bernyanyi dengan gitarnya.”
Youngmin
melirik gitar yang ada dihadapannya lalu memainkannya. Ia menyanyikan lagu
Boyfriend berjudul Don't Touch My Girl yang diikuti Jira.
“Suaramu
indah..”
“Gomawo
Youngmin-ah. Aku hanya menyesuaikan saja dengan suaramu.”
Tiba-tiba
handphone Jira berdering. Ia hendak mengambilnya diatas meja. Namun tubuhnya
hilang keseimbangan dan hampir terjatuh. Youngmin dengan sigap menahan tubuh
Jira agar tidak jatuh ke lantai. Mata mereka saling bertatapan. Jantung
Youngmin berdegup lebih kencang dari yang biasanya. Ada perasaan aneh saat
Youngmin menatap mata Jira lebih dalam lagi. Ada perasaan yang sebelumnya
pernah ia rasakan. Jira berusaha bangkit dan segera meraih handphonenya. Ia
berlalu dari Youngmin dan segera mengangkat telepon.
Youngmin
masih terdiam. Jantungnya masih berdegup kencang dan pandangannya lurus
kedepan. Tiba-tiba kepalanya merasakan sakit. Ia berusaha menahan rasa
sakitnya. Terlintas sebuah bayangan dirinya bersama Jira yang sedang
bermesraan. Menjalin kisah cinta dengan tulus dan apa adanya. Bayangan Jira
terngiang-ngiang dikepalanya. Youngmin tidak mengerti, kenapa selalu ada
bayang-bayang Jira dalam benaknya. Youngmin tak kuat menahan sakitnya, tubuhnya
seketika rapuh saat Jira kembali. Dengan sigap, Jira menangkap tubuh Youngmin
dan meminta bantuan.
“Biarkan
dia istirahat. Mungkin dia kelelahan. Gal geo ye yo.”
“Kau
mau kemana Jira-ya? Kenapa kau tidak menjaga Hyung ku disini?” Ujar Kwangmin.
“Aku
kan bukan siapa-siapanya lagi.”
“Ani!!
Kau adalah calon kakak ipar ku Jira!"
Jira tersenyum
kecut. “Calon kakak iparmu adalah Eunri. Bukan aku! Aku permisi dulu ya..
Semoga keadaan Youngmin cepat pulih..”
*
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar