You're My Lady part 2
Youngmin
membayar makanan yang ia pesan lalu membawanya ke sebuah meja kosong didekat
jendela. Namun ia berubah fikiran saat matanya tertuju pada Jira yang sedang
menikmati pemandangan diluar cafe lewat jendela dengan secangkir cappucino
hangat. Youngmin menghampirinya.
“Annyeong
haseyo Jira-ya. Sudah lama kita tidak bertemu. Kau apa kabar?”
Jira terkejut
dengan kehadiran Youngmin. Ia menyunggingkan senyum lalu membalas sapaan
Youngmin, “Annyeong haseyo Youngmin-ah. Kabarku baik.”
“Maaf
jika aku tiba-tiba datang. Aku akan pergi jika kau merasa terganggu dengan
kehadiranku.”
“Gwaenchana.
Duduklah..”
Youngmin
pun tersenyum, lalu memandang kotak musik milik Jira dimeja, “Sepertinya aku
sering melihat kau selalu membawa kotak musik itu kemana-mana.”
Jira
menatap kotak musiknya. Ia mencoba tesenyum. “Ini pemberian kekasihku beberapa
minggu yang lalu sebelum ia kecelakaan.” Jira menggenggam kotak musiknya lalu
menatapnya dalam-dalam
“Pantas
saja. Sepertinya sangat berharga ya? Lalu, bagaimana keadaan kekasihmu saat
ini?”
“Ne.
Ini sangat berharga untukku. Dia..” Jira tak melanjutkan kata-katanya. Dadanya
terasa sangat sesak jika harus mengatakan yang berhubungan dengan sang
kekasihnya, yang kini berada tepat dihadapannya. Ia hanya tersenyum tipis lalu
menunduk.
“Baiklah
jika kau tidak ingin berbagi denganku.” Youngmin melanjutkan makannya
Jira
mengangkat kepalanya sambil tersenyum. Kini senyumnya lebih terlihat, “Dia
mengalami amnesia dan.. Dia tidak mengingatku sama sekali.” Youngmin terkejut
dan menghentikan makannya, sementara Jira menahan ari matanya agar tidak
menetes.
Youngmin
mengelus tangan Jira lalu menatapnya. Ada getaran yang terasa dihati keduanya.
“Mianhaeyo
sudah membuatmu sedih.”
Youngmin
tidak mengetahui jika orang yang dimaksud Jira adalah dirinya. Sebenarnya Jira
ingin sekali mengutarakan seluruh isi hatinya kepada Youngmin. Namun, Jira
tidak ingin membuat keadaan Youngmin jadi memburuk. Jira hanya bisa menahan
dirinya dan tetap memendamnya.
“Mian,
aku harus pergi. Gal geo ye yo..” Jira mengambil tas dan kotak musiknya lalu
pergi. Youngmin hanya menatapnya.
Eunri masuk
kedalam cafe saat Jira hendak keluar. Eunri langsung menghampiri kekasihnya
yang masih menjadi kekasih Jira. Eunri menghampiri Youngmin lalu mengecup pipi kekasihnya
itu kemudian duduk dibangku yang kosong, disamping Youngmin.
“Annyeong
haseyo chagiya. Ini milik siapa? Apa kau sedang makan bersama orang lain?”
tanya Eunri ketika ia melihat secangkir cappucino yang masih tersisa.
“Aaa
itu milik temanku. Tadi aku tidak sengaja melihatnya, lalu kita mengobrol
sebentar. Tapi ia sudah pergi.”
Eunri menganggukkan
kepalanya, lalu memesan beberapa makanan kecil dan minuman kepada pelayan cafe.
“Apa
kau sudah memesan baju pernikahan kita?”
“Ne.
Kemarin aku dan Kwangmin sudah memesan baju. Hari ini kau harus melihat baju
pemgantinnya.”
“Baiklah."
Eunri tersenyum.
Ada
perasaan aneh yang Youngmin rasakan saat Jira menceritakan tentang kekasihnya.
Ada yang berbeda, tapi Youngmin sendiripun masih bingung. Youngmin larut dalam
lamunannya tentang Jira. Dirinya selalu merasa nyaman saat berada disisi Jira.
Berbeda sekali saat sedang berada disisi Eunri. Jika dibandingkan, Jira lebih
masuk ke kriteria perempuan idamannya dibandingkan Eunri. Ia lebih menyukai wanita
sederhana namun terlihat sangat manis dan baik hati, dan sifat itu terdapat
pada Jira, bukan di Eunri. Youngmin merasa Eunri itu adalah perempuan yang agak
centil dan selalu memampilkan sisi mewahnya, dan Youngmin tidak
memyukainya
“
Youngmin-ah kenapa kau melamun seperti itu? Sedang melamunkan pernikahanmu
dengan Eunri!?”
“Aniya,
Kwangmin-ah. Kau tahu? Aku tidak mengerti dengan perasaanku saat ini.”
“Maksudmu
apa hyung? Aku sama sekali tidak mengerti.” Kwangmin menatap hyung nya.
“Aku
merasa jika berada didekat Jira, hatiku menjadi tenang dan aku merasa sangat
nyaman. Berbeda sekali saat aku berada disisi Eunri.”
Deg..
Jantung Kwangmin berdetak lebih kencang dari sebelumnya, matanya terbelakak.
“Dan
kau tau? Kriteria kekasih idamanku adalah seperti yang dimiliki oleh Jira,
bukan Eunri. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa menyukai Eunri dan akan
melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat ini.”
Kwangmin
tidak tau harus berbicara apa, ia terdiam. Berusaha mencari alasan
yang tepat untuk menjawab semua pertanyaan dari hyung nya.
“Aaaa
Youngmin-ah, aku baru ingat jika aku harus bertemu dengan temanku sore ini ditaman.
Kita bicarakan ini nanti saja, ne? Mianhae hyung. Gal geo ye yo.”
“Selalu
saja seperti itu. Dasar Kwangmin..”
*
Tidak
terasa waktu dengan cepat berlalu. Kecelakaan yang mengakibatkan Youngmin
amnesia sudah lewat selama tiga bulan yang lalu. Jira tidak percaya jika
kekasih yang sangat ia cintai harus bersanding dipelaminan bersama perempuan
lain. Ia sangat menyesal telah menyia-nyiakan waktunya selama ini. Tak ada lagi
yang bisa ia lakukan selain hanya pasrah.
Malam
ini Kwangmin menemui Jira yang sedang merenung dikamarnya. Ia duduk disamping
Jira ditepi tempat tidur.
“Mianhaeyo
Jira-ya, sejauh ini aku sudah gagal membantumu untuk mengembalikan
ingatan Youngmin tentangmu.”
“Kau
tidak perlu minta maaf Kwangmin-ah. Justru aku ingin berterima kasih karena
selama ini kau dan yang lain sudah membantuku, dan selama ini pun kalian yang
selalu membuat aku tersenyum bahkan tertawa untuk melupakan semua beban
hidupku.” Jira berusaha tersenyum walaupun hatinya terasa sakit.
“Kau
harus bisa menggagalkan pernikahan Youngmin dengan Eunri, Jira-ya!?”
“Untuk
apa? Aku tidak ada hak untuk menggagalkan pernikahan mereka. Walaupun aku
menggagalkannya, tapi Youngmin tetap saja tidak ingat siapa diriku kan? Itu
sama saja aku melakukan hal bodoh.”
Kwangmin menunduk.
Jira menyeka
air matanya yang berlinang. “Besok aku akan pergi ke Amerika. Mungkin aku akan
menetap disana dan tinggal bersama saudaraku. Aku titip salam untuk Youngmin.
Bilang padanya semoga ia bahagia dengan perempuan yang akan ia nikahi besok.
Aku pasti akan selalu merindukan kalian..”
“Mwo?”
Kwangmin mengangat kepalanya, menatap Jira dengan lekat, Kau gila? Kau akan
pergi dan meninggalkan Youngmin? Meninggalkan aku dan juga member Boyfriend
yang lain?”
“Mianhae
Kwangmin-ah. Tapi keputusanku sudah bulat. Jika aku terus berada disini, hatiku
pasti akan tambah sakit. Apalagi setelah melihatnya sudah menjadi seorang suami
perempuan lain. aku tidak sanggup menahan rasa sakitnya lagi Kwangmin-ah..”
Tangannya menyentuh dadanya.
Kwangmin
menghapus air mata Jira. Ia mendekap tubuh kekasih hyung nya itu dan berusaha
untuk menenangkannya.
“Jika
itu yang terbaik untukmu, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku akan selalu
mendoakanmu Jira-ya. Aku yakin kau pasti akan bahagia walau tidak bersama
hyung..”
Jira melepaskan
pelukan Kwangmin. “Ne Kwangmin-ah. Mianhae jika selama ini aku telah
merepotkanmu dan juga member Boyfriend yang lainnya. Salam juga untuk mereka.
Aku berjanji, aku tidak akan melupakan kebaikan kalian semua.”
Kwangmin
mengangguk lalu tersenyum.
Malam
semakin larut, namun Jira tak kunjung tertidur. Ia menata ke langit yang penuh
dengan bintang, ia memejamkan matanya.
Flashback
Youngmin
mengajak Jira untuk menikmati indahnya pemandangan langit malam disebuah bukit.
Dibawanya sebuah teropong agar Jira bisa melihat bintang-bintang dengan jelas.
Tangannya menyentuh pipi Jira dengan perlahan, wajahnya ia dekatkan ke wajah
Jira. Bibir mereka saling bersentuhan. Mata mereka terpejam sambil terus
menikmatinya. Lalu Youngmin memeluk Jira dengan erat. Jira membalas pelukan
Youngmin.
“Aku
berjanji untuk tidak akan pernah meninggalkanmu Jira-ya. Aku berjanji.”
“Saranghaeyo
Youngmin-ah.."
“Saranghaeyo
Jira-ya..”
Flashback
end
Air
mata kembali membasahi kedua pipinya. Sebuah kenyataan pahit yang harus ia
terima dengan sebuah kelapangan dada. Dengan berat hati, Jira mengorbankan
dirinya sendiri demi kondisi orang yang ia cintai. Jira rela jika hatinya sakit
demi menjaga kesehatan dan kondisi Youngmin, ia sangat tidak ingin jika
Youngmin harus merasakan sakit lagi.
Dengan
sangat terpaksa, Jira kembali membereskan barang-barangnya yang akan ia bawa ke
Amerika. Selesai mengecek barang-barang yang akan ia bawa besok, Jira memaksa
dirinya untuk tidur.
Dirumah Jo Twins.
Kwangmin
melihat hyung nya yang sedang gelisah. Kwangmin ingin sekali menjelaskan
semuanya yang Youngmin tidak ketahui, mengingat keadaan Jira yang sangat
memprihatinkan saat ini. Namun, ia juga tidak ingin membuat kondisi kesehatan
Youngmin memburuk.
“Aaa
Kwangmin-ah, dari mana saja kau. Aku sangat memerlukannmu..”
“Waeyo
hyung?”
“Sejak
tadi hatiku merasa sangat gelisah dan tidak tenang Kwang..”
“Kau
jangan terlalu memikirkan hal-hal yang berat hyung. Besok kan kau akan
melangsungkan pernikahan dengan Eunri.”
“Tapi
aku merasa hatiku...”
“Sudahlah
hyung, tak ada yang perlu kau khawatirkan.” Sela Kwangmin.
“Akhir-akhir
ini aku sering memimpikan Jira. Didalam mimpiku, aku dan dia seperti pasangan
kekasih yang saling mencintai satu sama lain.”
“Hyung,
sebaiknya kau istirahat. Aku juga ingin segera istirahat. Aku lelah. Jaljayo..”
Kwangmin meninggalkan Youngmin yang masih terdiam.
*
Youngmin
terlihat sangat tampan dengan kemeja putih dan jass berwarna hitam yang ia
kenakan. Ditatapnya bayangan dirinya dicermin, memastikan jika dirinya tidak
kekurangan apapun dari segi penampilan.
“Kau
sangat tampan hyung. Jika aku menjadi Eunri, aku sudah menikahimu dari dulu.”
“Aish,
jinjja!” Youngmin menjitak kepala kembarannya dengan pelan.
“Aduh..”
Kwangmin mengelus kepalanya yang kesakitan.
Youngmin
berjalan seiringan dengan Eunri. Eunri nampak cantik mengenakan gaun pengantin
dengan warna putih yang sepadan dengan kemeja yang dikenakan Youngmin. Tangan
mereka saling bergandengan. Ditangan kiri Eunri menggenggam buket bunga
pengantin miliknya. Eunri tersenyum bahagia, namun tidak dengan Youngmin. Ia
justru berusaha menutupi kegelisahannya dihari pernikahannya dengan Eunri.
Hatinya bimbang, gundah gulana. Apakah keputusannya menikah dengan Eunri
itu tepat? Batinnya.
Kwangmin
kembali memastikan jika Jira tidak benar-benar pergi ke Amerika. Namun, Jira
tetap pada pendiriannya. Tepat pukul 14.00 pesawat yang akan membawa Jira ke
Amerika lepas landas. Kwangmin mengendarai motor sportnya dengan kecepatan
maksimal menuju gereja tempat hyung nya akan mengikrarkan janjinya sehidup
semati bersama Eunri. Ia bersyukur karena apartemen Jira tidak terlalu jauh
dengan gereja itu.
Langkah
Youngmin dan Eunri terhenti dihadapan Pendeta. Pendeta itu mengucapkan beberapa
kalimat, lalu ia menanyakan sesuatu.
“Sebelumnya
saya ingin bertanya, apakah ada yang keberatan dengan pernikahan ini?”
Satu
menit, dua menit, tidak ada yang menjawab pertanyaan sang pendeta.
“Sekali lagi saya ingin bertanya. Apakah ada
yang keberatan dengan pernikahan ini?”
Dengan
penuh keyakinan, Youngmin berusaha mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
“Saya
keberatan!”
Jelas
semua tamu undangan yang menyaksikan pernikahan Youngmin dan Eunri terkejut,
termasuk para wartawan yang meliput. Tak ada satu pun yang percaya dengan
pernyataan Youngmin baru saja. Youngmin sendiri sangat yakin jika yang
dikatakan adik sekaligus kembarannya benar dan tidak mungkin salah.
Flashback
“Kwangmin
aku mohon padamu. Apa yang sebenarnya terjadi antara aku dengan Jira!? Aku mohon
jawab pertanyaanku Jo Kwang Min!” Pinta Youngmin dengan lirih. “Aku mohon..”
Kwangmin
menatap Youngmin dengan tatapan penuh arti.
“Sebenarnya
sudah dari awal aku ingin memberitahumu tentang ini hyung. Namun aku tidak
ingin membuat kondisi kesehatanmu menurun.”
“Sudahlah
Kwangmin, cepat jelaskan padaku! Sebelum semuanya benar-benar terlambat. Aku tidak
ingin menyesali semuanya. Meski ingatanku belum pulih..”
“Baiklah..
Sebenarnya kau dan Jira itu memang berpacaran. Dan kalian saling mencintai.
Mimpimu benar hyung. Dan Eunri, dia hanya teman biasa dihidupmu. Tidak lebih
dari itu. Eunri memintaku untuk berbohong padamu. Sejak dulu Eunri memang suka
padamu dan sangat ingin memilikimu. Namun, saat itu kau sudah dimiliki oleh
Jira. Pada saat kecelakaan itu, dia tau jika kau amnesia, dan dia memanfaatkan
kesempatan itu untuk memilikimu hyung. Dia mengancamku, juga mengancam yang
lainnya. Jika aku tidak menuruti permintaannya, dia tidak akan segan-segan
untuk menyakiti kami, bahkan ia bisa saja menyakitimu. Aku tidak ingin dia
menyakitimu, aku tidak mau kehilanganmu hyung..”
Tiba-tiba
saja kepala Youngmin terasa sangat sakit. Kedua tangannya menahan sakit
dikepalanya. Kwangmin pun merasakan hal yang sama, namun tidak sesakit yang
dirasakan hyung nya. Kwangmin berusaha melawan rasa sakit itu dan mendekap
kembarannya yang masih menahan sakit.
“Bertahanlah
hyung.. Mianhe.. Aku sudah membuatmu sakit seperti ini.. Mianhaeyo..”
“Nan
gwaenchana! Percayalah.. Kau tidak perlu minta maaf Kwangmin-ah.. Gomawo, kau
telah menceritakan semuanya padaku.” Youngmin berusaha berdiri dan meninggalkan
Kwangmin yang masih terduduk sambil memperhatikan Youngmin dari belakang.
Flashback
end
“Aku
juga keberatan!!”
Kwangmin
berusaha mengatur napasnya yang terengah-engah karena berlari. Ia masuk kedalam
ruangan dan menghampiri Hyung nya.
“Hyung,
kau harus mencegah Jira pergi. Sebentar lagi pesawatnya akan lepas landas.”
“Mwo?
Jira akan pergi?” Tatap Youngmin pada Kwangmin, lalu mereka berlari
meninggalkan gereja.
“Youngmin-ah,
kau akan menikah denganku. Aku ini calon istrimu!! Gajima!! Gajima!!"
“Anio!!”
bentak Youngmin kepada Eunri lalu meninggalkannya.
Sebentar
lagi, Jira akan meninggalkan Korea. Negara yang selama ini banyak menyimpan
kenangan. Ia akan segera melepas Youngmin untuk orang lain. Perasaan yang harus
ia korbankan selama ini demi orang yang ia cintai itu. Sesekali Jira menoleh ke
arah pintu masuk, berharap Youngmin akan datang untuk mengucapkan salam
perpisahan atau bahkan mencegah kepergiannya. Tapi Jira beranggapan bahwa yang
ia harapkan itu sangat mustahil.
Kwangmin
mengendarai motor sportnya dengan kecepatan maksimal. Mereka tidak ingin Jira benar-benar
pergi dari Korea dan meninggalkan mereka.
“Cepatlah
Kwang!!”
“Ini
sudah kecepatan maksimum Hyung.. Sabarlah..”
Jira beranjak
dari tempat duduknya lalu meraih sebuah koper dan tas tangannya. Sekali lagi ia
menoleh ke arah pintu masuk. Tidak ada orang yang ia kenal sama sekali.
Harapannya pupus untuk bertemu Youngmin yang terakhir kalinya sebelum ia
benar-benar pergi meninggalkan Korea dan juga Youngmin.
“Apa
kau akan benar-benar pergi dan meninggalkanku?”
Jira menoleh.
Seketika matanya membulat. Youngmin menghampirinya dengan perlahan.
“Kau!?
Kenapa kau ada disini? Bukankah kau akan menikah dengan Eunri?”
“Aku
tidak akan berada disana jika kau tidak ada. Dan tentu saja aku akan
melaksanakan pernikahan itu bersamamu. You’re my lady. Sampai kapanpun kau
tetap gadisku..” Youngmin menggenggam kedua tangan Jira lalu menciumnya.
“Aku
mohon jangan pernah pergi dan jangan pernah meninggalkanku. Mianhae.. Selama
ini aku sudah menghiraukanmu, aku sudah menjadi kekasih yang tidak baik untukmu
Jira-ya..”
“Semua
ini bukan salahmu Youngmin. Aku senang jika kau bisa kembali mengingatku.”
“My
Lady My Lady I’m yours.. I love you.. My Lady My Lady I’m yours.. I miss you.. My
Lady My Lady I’m yours.. I always think of you. Lady setsunai kisetsu sa.. Lady
kaze ni fukarete iku.. Lady mune wo tataku no wa.. Kimi he no omoi dake.. My
lady yuki ga tokete yuku.. Seishun jikan chikuchiku to hora yurete..”
youngmin menyanyikan sepenggal lagu
milik Boyfriend, juga lagu yang Jepang yang sering dinyanyikannya untuk Jira.
Jira memeluk kekasih yang sangat ia rindukan. Tangisnya pecah dipelukan
Youngmin. Yang dipeluk pun tak kuasa menahan haru dan tersenyum bahagia. Tak
jauh, Kwangmin menatap kebahagiaan sang kembarannya juga calon kakak iparnya.
Hatinya merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Ia menyungginggkan sebuah senyum
kebahagiaan.
The
end.................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar