Title:
Together With You
Author:
Han Rae Hwa
Rating:
G
Genre:
Friendship
Main
Cast:
-
Jo
Youngmin ‘Boyfriend’
-
Lee Seung
Jin (OC) - (Anggap aja anak kecil ini, Youngmin waktu masih kecil dulu ;) )
Seung
Jin
Aku
Seung Jin. Umurku masih tujuh tahun, dan duduk dibangku kelas dua sekolah dasar.
Dan aku tidak suka dengan hidupku yang seperti ini. Kehidupanku sangatlah tidak
enak. Aku merasa sendirian walaupun sedang berada di tengah keramaian.
Seharusnya anak seumurku itu dipenuhi dengan rasa senang, rasa bahagia dan
penuh kasih sayang. Tapi tidak denganku.
Hari
ini benar-benar menyebalkan. Teman-temanku banyak yang mengejekku setelah
mendapat surat pemberitahuan dari Songsaengnim. Aku sudah membaca isi surat
pemberitahuan itu. Kami akan mengadakan piknik ditaman, lusa besok. Dan harus
disertai dengan orang tua. Dan ini lah ejekkan mereka terhadapku,
“Memangnya
orang tuamu bisa datang? Mereka kan sibuk.”
“Kita
akan bersenang-senang bersama orang tua kita masing-masing. Tapi sepertinya
tidak denganmu Seung Jin..”
“Pasti
orang tua mu tidak bisa ikut lagi seperti tahun-tahun yang lalu. Kasihan sekali
kau Seung Jin.”
Huuahh
rasanya aku ingin pindah saja!!
Sepulang
sekolah, aku berjalan dengan murung menuju gerbang sekolah. Masih menggenggam
surat yang Songsaengnim berikan saat menjelang usainya pelajaran. Aku duduk
disebuah kursi disisi jalan dengan pohon rindang yang berdiri tegak
dibelakangnya. Sementara kedua mataku terus memandang surat yang ada dikedua
tanganku.
“Annyeonghaseyo..
Kau sendirian disini? Kemana orang tuamu?”
Aku
menoleh. Ada seorang anak remaja laki-laki yang menghampiriku. Ia terlihat
sangat manis dengan rambut pirangnya itu. Tentu saja dengan senyuman yang ia
tujukan kepadaku. Aku kembali menunduk lalu mengangguk pelan. Ia duduk
disebelahku, masih menatapku.
“Kau
belum menjawab pertanyaanku adik kecil.”
Salah
satu tangannya menyentuh daguku dan menaikkan kepalaku agar ia bisa melihat
wajahku dengan jelas.
“Mereka
sedang sibuk dengan pekerjaannya.” Jawabku agak ketus.
“Lantas,
kau pulang dengan siapa?”
“Sendirian.”
“Jinjja?
Kau pulang sendirian? Memangnya kau berani? Apa kau tidak takut jika pulang
sendiri?” Ia bertanya kepadaku dengan tutur kata yang sangat lembut.
“Aku
sudah biasa pulang sendirian. Lagi pula rumahku tidak terlalu jauh.”
Ia
mengangguk, lalu tatapan matanya tertuju ke surat pemberitahuan yang sedang aku
genggam.
“Itu
apa?”
“Surat
pemberitahuan untuk orang tua. Lusa, kami akan mengadakan piknik di taman
dengan orang tua masing-masing. Tapi sepertinya aku tidak akan ikut.”
“Mwo?
Memangnya kenapa? Bukankah piknik menjadi acara yang paling disenangi oleh
anak-anak seusiamu!?”
“Aku
memang senang sekali jika ada acara diluar sekolah seperti ini. Tapi orang
tuaku selalu sibuk dengan pekerjaannya. Jadi mana mungkin mereka bisa
menemaniku piknik bersama teman-temanku yang lain.”
“Hhmm..
Bagaimana kalau Hyung yang menggantikan orang tuamu? Untuk menemanimu ikut
acara piknik itu.”
Aku
mengerutkan keningku. Bagaimana ini, aku harus menjawab apa?
“Kau
tenang saja, Hyung bukan orang jahat. Hyung hanya ingin melihat kau bisa
merasakan apa yang teman-temanmu rasakan. Kau ingin bersenang-senang seperti
mereka, kan!?”
Aku
mengangguk. Sepertinya ia mengerti kalau sebenarnya aku agak takut karena kami
baru saja kenal. Tapi aku rasa ia memang orang yang baik. Akhirnya aku memberanikan
diri untuk tersenyum lebar dan menyetujui perkataannya.
“Aku
mau. Tapi, aku harus bilang apa ke Songsaengnim tentangmu? Kau kan bukan orang
tuaku!? Kau juga bukan keluargaku.”
“Mmhh..
Bilang saja kalau Hyung adalah kakak sepupu mu. Tapi janji ya, hanya sekali ini
saja kau berbohong kepada orang lain!?”
Ia
mengacungkan jari kelingkingnya. Aku mengangguk sambil mengacungkan jari
kelingkingku dan meraih jari kelingkingnya.
“Kalau
begitu aku pulang dulu.”
Aku
berdiri dan berjalan menjauhinya sambil melambaikan tangan kepadanya. Ia
membalas lambaian tanganku. Aku senang, akhirnya aku bisa ikut acara piknik
itu. Aku akan bersenang-senang bersamanya dan juga bersama teman-temanku yang
lain.
Ah
iya, tapi aku lupa menanyakan namanya. Aku juga lupa mengenalkan namaku
padanya. Tapi tak apa, besok kan aku masih bisa bertemu dengannya lagi. Aku
yakin ia pasti ada ditempat yang sama besok.
Keesokan harinya..
Aku
tersenyum lebar. Teman-temanku tidak mengejekku lagi. Karena aku sudah bilang
kepada Songsaengnim, kalau aku akan ikut piknik bersama Hyung itu. Aku akan
buktikan kepada teman-temanku kalau aku tidak sendirian. Dan aku berhak untuk
mendapatkan kebahagiaanku seperti yang lainnya.
Sepulang sekolah, aku duduk dikursi yang ada disisi jalan seperti kemarin. Ku tunggu Hyung itu hingga ia datang. Tapi sudah hampir satu jam ia tidak kunjung datang. Aku kecewa. Padahal aku ingin mengenalkan namaku padanya. Aku juga ingin tau nama Hyung itu. Dan aku ingin bilang padanya kalau besok ia harus datang pukul 06:30 di sekolahku. Lalu, apa besok ia akan datang? Tapi jika ia tidak datang bagaimana? Aku pasti sendirian lagi.
Kuharap
kau tidak mengecewakanku besok, Hyung.
Setelah
menunggunya selama satu jam, aku memutuskan untuk pulang. Mungkin Hyung itu
sedang ada urusan lain.
Seung
Jin POV end
*
Author
POV
Seung
Jin terus memperhatikan ke arah gerbang sekolahnya. Ia sedang menunggu
kehadiran seseorang. Padahal, ia sudah membiarkan kedua orang tuanya untuk
tidak ikut piknik yang diadakan oleh sekolahnya hari ini. Karena Seung Jin
ingin sekali bersenang-senang dengan Hyung yang bertemu dengannya dua hari
lalu.
“Ayo,
semuanya naik ke dalam bus. Jangan berebut yaa, baris yang rapih.” Ujar seorang
Songsaengnmin.
Baru
saja Seung Jin masuk ke dalam bus, orang yang ia tunggu pun datang.
“Annyeonghaseyo..
Mianhae, aku telat ya!? Aku sudah menyiapkan makanan untukmu.” Ia mengangkat
ranselnya dihadapan Seung Jin.
Senyum
Seung Jin merekah, sambil menggelengkan kepala. “Gwaenchana. Ayo naik! Bus nya
akan segera berangkat.”
Namja
itu mengangguk, dengan senyum manisnya.
Semua
murid kelas Seung Jin beserta orang tua mereka masing-masing turun dari dalam
bis. Termasuk para Songsaengnim. Seung Jin terus menampakan senyumnya sepanjang
perjalanan. Dengan bernyanyi ria bersama teman-temannya. Sesampainya ditempat
tujuan, semua murid berhamburan keluar bus. Mereka mengikuti langkah
Songsaengnim dengan barisan yang rapih dan beraturan. Seung Jin menggandeng
tangan namja itu menuju pelataran taman yang luas dengan hamparan rerumputan
yang berwarna hijau cerah.
“Ayo
kita duduk disana!” Ajak Seung Jin sembari menunjuk ke salah satu bagian taman.
Seung
Jin dan namja itu duduk berhadapan sembari mengambil makanan yang ada didalam
ransel mereka masing-masing.
“Aku
tau kau tidak akan mengecewakanku Hyung..”
“Tentu
saja. Aku kan ingin bersenang-senang bersamamu hari ini.”
Saat
sedang membuka makanannya, Seung Jin teringat akan sesuatu. “Ah iya.. Aku lupa
kalau kita belum berkenalan sejak pertama kali kita bertemu.”
Namja
itu pun berpikir sejenak lalu tertawa kecil.
“Ah,
ne.. Namaku Youngmin. Sedangkan namamu?”
“Aku
Seung Jin. Karena terlalu bersemangat, aku jadi lupa menanyakannya saat kita
bertemu tadi pagi disekolah.”
“Tak
apa. Yang penting kan kita sudah saling tau. Ayo, kita makan! Aku sudah
membuatkan berbagai macam makanan khusus untukmu.”
“Jinjja?”
Namja
bernama Youngmin itu mengangguk.
Setelah
makan, mereka bermain bersama. Melepas rasa bahagia disekitar area taman. Seung
Jin dan Youngmin terlihat sangat bahagia. Seung Jin bermain bersama Youngmin
juga berama teman-temannya. Mereka berlarian kesana-kemari tanpa beban. Tanpa
perasaan canggung. Mereka nampak terlihat lucu dan polos.
“Aku
lelah..” Ujar Youngmin sambil mengatur napasnya.
“Kau
payah Youngmin Hyung! Ayo kita bermain lagi!” Seung Jin agak meronta dengan
menarik-narik tangan Youngmin. Raut wajahnya berubah. Ia memperhatikan wajah
Youngmin yang mulai pucat, melepaskan genggaman tangannya dari lengan Youngmin.
“Wajahmu
terlihat pucat. Apa kau tidak apa-apa Hyung?”
“Aku
baik-baik saja. Mungkin aku hanya kelelahan. Kalau begitu, kau tunggu disini
dulu ya!? Aku ingin ke toilet sebentar. Lanjutkan saja bermain dengan
teman-temanmu yang lain.”
Seung
Jin mengangguk sembari memperhatikan kepergian Youngmin, kemudian ia berlari
mengejar teman-temannya lagi.
Selesainya
dari acara piknik, Seung Jin tertidur pulas saat perjalanan pulang, dalam
dekapan Youngmin. youngmin tersenyum. Ia senang karena Seung Jin bisa
bersenang-senang hari ini bersamanya juga bersama teman-temannya. Meskipun
orang tua nya tidak ikut serta saat acara piknik hari ini.
*
Seperti
biasa, sepulang sekolah Seung Jin selalu menyempatkan diri untuk duduk dikursi
yang ada diseberang sekolahnya. Tepat disisi jalan, tak jauh dari sebuah restoran.
Tapi siang ini kursi itu ramai, tengah diduduki oleh beberapa siswa berseragam
dengan bet yang menandakan kalau mereka adalah murid SMP.
Seung
Jin berjalan mendekati restoran itu dan tidak sengaja bertemu dengan Youngmin.
“Seung
Jin!? Sedang apa kau disini? Kau tidak pulang?”
“Aku
malas pulang. Lagi pula di rumah sepi. Hanya ada pembantu dan supir saja. Lagi
pula aku ingin bertemu denganmu, Youngmin Hyung.”
“Geuraeyo?
Kalau begitu ayo masuk.”
Mereka
masuk ke dalam restoran secara bersamaan.
“Memangnya
kau tidak memiliki kakak atau adik?” Tanya Youngmin. Seung Jin menggelengkan
kepalanya.
“Kau
sendiri sedang apa di restoran ini?”
“Aku
bekerja disini. Kebetulan restoran ini adalah milik orang tua ku. Jadi aku
membantu mereka.”
“Memangnya
kau tidak sekolah?”
“Aku
baru saja lulus SMA.”
“Lalu,
apa kau tidak ingin melanjutkan pendidikanmu? Biasanya orang yang baru lulus
SMA akan melanjutkan kuliah.”
Seung
Jin dan Youngmin duduk disalah satu kursi dan meja yang kosong disudut
restoran.
“Sebenarnya
aku ingin kuliah. Tapi ada sebuah alasan mengapa aku harus mengurungkan niatku
untuk itu.”
“Memangnya
apa alasannya?”
Youngmin
tersenyum lebar sambil mengusap kepala Seung Jin.
“Kau
masih terlalu kecil untuk mengetahui alasannya.”
“Apa
jangan-jangan kau ingin segera menikah ya?” Tuduh Seung Jin dengan tertawa
kecil.
“Hahaha
kau ini ada-ada saja.” Ujar Youngmin sembari berdiri, “Aku ingin mengambil
makanan dulu untukmu. Kau pasti lapar.”
“Kau
tau saja..”
Tak
lama Youngmin kembali dengan membawakan Seung Jin beberapa makanan juga
minumannya. Seung Jin terlihat sangat sumringah.
“Makanlah..
Setelah itu, kau harus memberitahuku kenapa kau ingin bertemu denganku.”
Seung
Jin mengangguk sembari memulai makan siangnya.
“Saat
piknik kemarin, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Tapi aku lupa.” Ujar Seung
Jin setelah selesai makan.
“Apa
yang ingin kau katakan padaku?”
“Aku
ingin menjadi temanmu. Apa kau mau menjadi temanku, Youngmin Hyung?”
Youngmin
tersenyum. “Tak ada alasan mengapa aku harus menolaknya. Tentu saja aku mau
menjadi temanmu.”
“Jinjja?
Yeeayy Aku punya teman baru..”
Youngmin
tertawa kecil. “Kau ini.. Baiklah, kaja! Biar aku antar kau pulang.
Seung
Jin mengangguk.
Youngmin
menggendong Seung Jin dipunggungnya. Ia berlari sambil menggenggam lengan Seung
Jin dengan erat. Sementara Seung Jin hanya tertawa bahagia.
*
Sejak
pertemuannya dengan Youngmin, Seung Jin jadi sering pergi ke restoran milik
Youngmin. Seperti saat ini. Ia membawa beberapa buku dan menaruhnya dimeja yang
kosong sesampainya di restoran. Tak butuh menunggu lama, Youngmin menemuinya
dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajah manisnya.
“Jadi,
apa yang harus kubantu?”
“Ada
banyak PR yang belum sempat kukerjakan dirumah. Karena ada beberapa pelajaran
yang kurang aku mengerti. Apa kau mau membantuku untuk mengajarkannya?”
“Memangnya
dirumahmu tidak ada yang bisa mengajarkannya untukmu?”
Seung
Jin menggelengkan kepala. “Semuanya sibuk.”
“Baiklah,
aku akan membantumu asalkan kau..” Youngmin tersenyum jail, “Jangan cemberut
lagi seperti itu..” Youngmin menggelitiki Seung Jin hingga ia tertawa
terbahak-bahak.
Dengan
penuh kesabaran, Youngmin mengajarkan beberapa pelajaran yang Seung Jin kurang
mengerti. Seung Jin nampak antusias mendengarkan penjelasan dari ‘guru baru’
nya itu. Sesekali ia menyuap potongan cake ke dalam mulutnya atau hanya sekedar
menyeruput sedikit minuman yang sudah disiapkan oleh Youngmin untuknya.
Setelah
dua jam berlalu, Seung Jin pamit untuk pulang karena ia rasa pelajaran yang
kurang ia mengerti menjadi terlihat lebih mudah setelah diajarkan oleh
Youngmin.
“Siapa
dia, Youngmin-ah?” Tanya Eomma Youngmin saat Seung Jin sudah tidak terlihat di
restorannya.
“Namanya
Seung Jin. Salah satu murid kelas dua disekolah yang ada diseberang jalan.”
“Apa
kau dekat dengannya?”
Youngmin
mengangguk. “Akhirnya kami jadi dekat. Karena aku pikir ia anak yang lucu jika
aku ajak bermain. Dia juga anak yang baik. Lagi pula kasihan dia, Eomma. Orang
tuanya selalu sibuk dengan pekerjaannya hingga ia tercampakkan. Seharusnya,
anak seusia dia harus mendapatkan perhatian yang berlebih dari orang tuanya.
Aku hanya takut ia salah bergaul. Apa lagi menjadi anak yang penyendiri dan
tidak mau berteman dengan siapapun.”
Eomma
Youngmin tersenyum lalu menepuk pelan pundak Youngmin.
“Kau
memang anak yang baik Youngmin. Kalau begitu, ajaklah ia bermain sepuasnya
bersamamu. Buatlah ia merasakan bahagia di masa kecilnya. Tapi ingat, tetap
jaga kesehatanmu, ne!”
Youngmin
mengangguk. “Ne, Eomma.”
Author
POV end
*
Seung
Jin POV
Sepulang
sekolah, aku ingin berkunjung ke restoran Youngmin Hyung. Aku ingin mengerjakan
tugas menggambarku disana. Siapa tau Youngmin Hyung bisa mengajariku menggambar
yang bagus.
Dengan
penuh semangat, aku berjalan menuju gerbang sekolah lalu menyeberang jalan.
Untung saja satpam disekolahku selalu menyebrangiku setiap pulang sekolah. Jadi
aku tidak kesulitan. Aku terus berjalan menuju restoran Youngmin Hyung dan
masuk ke dalamnya.
“Annyeonghaseyo..”
Sapaku pada seorang pelayan.
“Annyeonghaseyo..
Kau pasti Seung Jin!? Ingin bertemu dengan Youngmin, ya!?”
Aku
mengangguk. Ia sungguh ramah padaku. Dan ia juga mengetahui namaku. Pasti
Youngmin Hyung yang memberitahunya.
“Kalau
begitu, duduklah. Aku akan memanggil Youngmin untukmu.”
“Gomawo
Ahjumma.”
Sesuai
yang disuruh olehnya, aku duduk dikursi kosong dan mengeluarkan perlengkapan
menggambarku. Tak lama Youngmin Hyung datang bersama Ahjumma tadi dengan
membawakanku makanan dan minuman kesukaanku.
“Annyeonghaseyo
Seung Jin. Bagaimana kabarmu hari ini? Apa ada lagi yang bisa kubantu untukmu?”
“Ini
makanan dan minumannya. Ahjumma taruh disini yaa!?” Kata Ahjumma sambil menaruh
makanan dan minuman di atas mejaku.
Aku
mengangguk. “Gomawo Ahjumma.”
“Cheonmaneyo.”
Jawabnya lalu pergi berlalu dari kami.
“Ada
tugas menggambar dari Songsaengnim. Katanya, aku harus meggambar orang yang aku
sayang.”
“Lalu,
kau akan menggambar siapa?”
“Tentu
saja menggambar aku dan kau, Hyung.”
“Mwo?
Kenapa harus menggambar aku juga? Kenapa kau tidak menggambar orang tuamu
saja?”
“Aku
tidak sayang pada mereka. Mereka selalu sibuk dan tidak pernah punya waktu
untukku. Hanya kau yang selalu ada untukku.” Kataku sambil memulai menggambar.
Youngmin
Hyung meraih kedua pipiku dan menghadapkannya ke wajahnya.
“Kau
tidak boleh berbicara seperti itu. Walau bagaimanapun juga, mereka adalah orang
tuamu. Eomma yang melahirkanmu. Dan yang mengurusmu dari kau masih bayi. Mereka
menyayangimu Seung Jin.”
“Kalau
mereka menyayangiku, lalu kenapa mereka selalu tidak pernah punya waktu
untukku?”
“Mereka
bekerja keras, hanya demi kau Seung Jin. Mereka ingin kau bahagia dan hidup
berkecukupan.”
“Aku
tidak perlu semuanya. Aku hanya ingin waktu bersama mereka!”
Aku
menangis didepan Youngmin Hyung. Karena kesal, akhirnya aku berlari ke jalan
raya. Tak peduli dengan apapun yang ada disekitarku.
“Seung
Jin tunggu!”
Youngmin
Hyung mendekapku lalu membawaku kepinggir jalan, sementara aku masih menangis.
“Kau
tidak boleh seperti ini! Lihat, jalan raya itu berbahaya. Kau bisa tertabrak!”
“Aku
tidak peduli! Tidak ada yang akan peduli padaku kalau aku tertabrak! Sekalipun
aku harus mati!”
“Seung
Jin, dengarkan aku! Orang tuamu pasti akan sedih jika mereka harus
kehilanganmu! Percayalah padaku! Mereka menyayangimu Seung Jin!”
Ia
menghapus air mata di pipiku.
“Kaja!
Kita kembali ke restoran. Kau kan belum makan siang. Setelah itu kita lanjutkan
tugas menggambarmu.”
“Tapi
aku tidak mau menggambar mereka!” Ketus Seung Jin.
“Hhh..”
Youngmin Hyung mendesah, “Baiklah.. Gambarlah sesuka hatimu. Aku tidak akan
memaksamu.”
Aku
hanya mengangguk dan menggenggam tangannya lalu kembali ke restoran.
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar