Kamis, 22 Januari 2015

[FF] Together With You Part 1



Title: Together With You
Author: Han Rae Hwa
Rating: G
Genre: Friendship
Main Cast:
-          Jo Youngmin ‘Boyfriend’
-          Lee Seung Jin (OC) - (Anggap aja anak kecil ini, Youngmin waktu masih kecil dulu ;) )

     
Seung Jin
   Aku Seung Jin. Umurku masih tujuh tahun, dan duduk dibangku kelas dua sekolah dasar. Dan aku tidak suka dengan hidupku yang seperti ini. Kehidupanku sangatlah tidak enak. Aku merasa sendirian walaupun sedang berada di tengah keramaian. Seharusnya anak seumurku itu dipenuhi dengan rasa senang, rasa bahagia dan penuh kasih sayang. Tapi tidak denganku.

   Hari ini benar-benar menyebalkan. Teman-temanku banyak yang mengejekku setelah mendapat surat pemberitahuan dari Songsaengnim. Aku sudah membaca isi surat pemberitahuan itu. Kami akan mengadakan piknik ditaman, lusa besok. Dan harus disertai dengan orang tua. Dan ini lah ejekkan mereka terhadapku,
   “Memangnya orang tuamu bisa datang? Mereka kan sibuk.”
   “Kita akan bersenang-senang bersama orang tua kita masing-masing. Tapi sepertinya tidak denganmu Seung Jin..”
   “Pasti orang tua mu tidak bisa ikut lagi seperti tahun-tahun yang lalu. Kasihan sekali kau Seung Jin.”
   Huuahh rasanya aku ingin pindah saja!!

   Sepulang sekolah, aku berjalan dengan murung menuju gerbang sekolah. Masih menggenggam surat yang Songsaengnim berikan saat menjelang usainya pelajaran. Aku duduk disebuah kursi disisi jalan dengan pohon rindang yang berdiri tegak dibelakangnya. Sementara kedua mataku terus memandang surat yang ada dikedua tanganku.

   “Annyeonghaseyo.. Kau sendirian disini? Kemana orang tuamu?”
   Aku menoleh. Ada seorang anak remaja laki-laki yang menghampiriku. Ia terlihat sangat manis dengan rambut pirangnya itu. Tentu saja dengan senyuman yang ia tujukan kepadaku. Aku kembali menunduk lalu mengangguk pelan. Ia duduk disebelahku, masih menatapku.
   “Kau belum menjawab pertanyaanku adik kecil.”
   Salah satu tangannya menyentuh daguku dan menaikkan kepalaku agar ia bisa melihat wajahku dengan jelas.
   “Mereka sedang sibuk dengan pekerjaannya.” Jawabku agak ketus.
   “Lantas, kau pulang dengan siapa?”
   “Sendirian.”
   “Jinjja? Kau pulang sendirian? Memangnya kau berani? Apa kau tidak takut jika pulang sendiri?” Ia bertanya kepadaku dengan tutur kata yang sangat lembut.
   “Aku sudah biasa pulang sendirian. Lagi pula rumahku tidak terlalu jauh.”
   Ia mengangguk, lalu tatapan matanya tertuju ke surat pemberitahuan yang sedang aku genggam.
   “Itu apa?”
   “Surat pemberitahuan untuk orang tua. Lusa, kami akan mengadakan piknik di taman dengan orang tua masing-masing. Tapi sepertinya aku tidak akan ikut.”
   “Mwo? Memangnya kenapa? Bukankah piknik menjadi acara yang paling disenangi oleh anak-anak seusiamu!?”
   “Aku memang senang sekali jika ada acara diluar sekolah seperti ini. Tapi orang tuaku selalu sibuk dengan pekerjaannya. Jadi mana mungkin mereka bisa menemaniku piknik bersama teman-temanku yang lain.”
   “Hhmm.. Bagaimana kalau Hyung yang menggantikan orang tuamu? Untuk menemanimu ikut acara piknik itu.”
   Aku mengerutkan keningku. Bagaimana ini, aku harus menjawab apa?
   “Kau tenang saja, Hyung bukan orang jahat. Hyung hanya ingin melihat kau bisa merasakan apa yang teman-temanmu rasakan. Kau ingin bersenang-senang seperti mereka, kan!?”
   Aku mengangguk. Sepertinya ia mengerti kalau sebenarnya aku agak takut karena kami baru saja kenal. Tapi aku rasa ia memang orang yang baik. Akhirnya aku memberanikan diri untuk tersenyum lebar dan menyetujui perkataannya.
   “Aku mau. Tapi, aku harus bilang apa ke Songsaengnim tentangmu? Kau kan bukan orang tuaku!? Kau juga bukan keluargaku.”
   “Mmhh.. Bilang saja kalau Hyung adalah kakak sepupu mu. Tapi janji ya, hanya sekali ini saja kau berbohong kepada orang lain!?”
   Ia mengacungkan jari kelingkingnya. Aku mengangguk sambil mengacungkan jari kelingkingku dan meraih jari kelingkingnya.
   “Kalau begitu aku pulang dulu.”
   Aku berdiri dan berjalan menjauhinya sambil melambaikan tangan kepadanya. Ia membalas lambaian tanganku. Aku senang, akhirnya aku bisa ikut acara piknik itu. Aku akan bersenang-senang bersamanya dan juga bersama teman-temanku yang lain.
   Ah iya, tapi aku lupa menanyakan namanya. Aku juga lupa mengenalkan namaku padanya. Tapi tak apa, besok kan aku masih bisa bertemu dengannya lagi. Aku yakin ia pasti ada ditempat yang sama besok.


Keesokan harinya..

   Aku tersenyum lebar. Teman-temanku tidak mengejekku lagi. Karena aku sudah bilang kepada Songsaengnim, kalau aku akan ikut piknik bersama Hyung itu. Aku akan buktikan kepada teman-temanku kalau aku tidak sendirian. Dan aku berhak untuk mendapatkan kebahagiaanku seperti yang lainnya.

   Sepulang sekolah, aku duduk dikursi yang ada disisi jalan seperti kemarin. Ku tunggu Hyung itu hingga ia datang. Tapi sudah hampir satu jam ia tidak kunjung datang. Aku kecewa. Padahal aku ingin mengenalkan namaku padanya. Aku juga ingin tau nama Hyung itu. Dan aku ingin bilang padanya kalau besok ia harus datang pukul 06:30 di sekolahku. Lalu, apa besok ia akan datang? Tapi jika ia tidak datang bagaimana? Aku pasti sendirian lagi.
   Kuharap kau tidak mengecewakanku besok, Hyung.
   Setelah menunggunya selama satu jam, aku memutuskan untuk pulang. Mungkin Hyung itu sedang ada urusan lain.
Seung Jin POV end

*
Author POV
   Seung Jin terus memperhatikan ke arah gerbang sekolahnya. Ia sedang menunggu kehadiran seseorang. Padahal, ia sudah membiarkan kedua orang tuanya untuk tidak ikut piknik yang diadakan oleh sekolahnya hari ini. Karena Seung Jin ingin sekali bersenang-senang dengan Hyung yang bertemu dengannya dua hari lalu.
   “Ayo, semuanya naik ke dalam bus. Jangan berebut yaa, baris yang rapih.” Ujar seorang Songsaengnmin.
   Baru saja Seung Jin masuk ke dalam bus, orang yang ia tunggu pun datang.
   “Annyeonghaseyo.. Mianhae, aku telat ya!? Aku sudah menyiapkan makanan untukmu.” Ia mengangkat ranselnya dihadapan Seung Jin.
   Senyum Seung Jin merekah, sambil menggelengkan kepala. “Gwaenchana. Ayo naik! Bus nya akan segera berangkat.”
   Namja itu mengangguk, dengan senyum manisnya.


   Semua murid kelas Seung Jin beserta orang tua mereka masing-masing turun dari dalam bis. Termasuk para Songsaengnim. Seung Jin terus menampakan senyumnya sepanjang perjalanan. Dengan bernyanyi ria bersama teman-temannya. Sesampainya ditempat tujuan, semua murid berhamburan keluar bus. Mereka mengikuti langkah Songsaengnim dengan barisan yang rapih dan beraturan. Seung Jin menggandeng tangan namja itu menuju pelataran taman yang luas dengan hamparan rerumputan yang berwarna hijau cerah.
   “Ayo kita duduk disana!” Ajak Seung Jin sembari menunjuk ke salah satu bagian taman.
   Seung Jin dan namja itu duduk berhadapan sembari mengambil makanan yang ada didalam ransel mereka masing-masing.
   “Aku tau kau tidak akan mengecewakanku Hyung..”
   “Tentu saja. Aku kan ingin bersenang-senang bersamamu hari ini.”
   Saat sedang membuka makanannya, Seung Jin teringat akan sesuatu. “Ah iya.. Aku lupa kalau kita belum berkenalan sejak pertama kali kita bertemu.”
   Namja itu pun berpikir sejenak lalu tertawa kecil.
   “Ah, ne.. Namaku Youngmin. Sedangkan namamu?”
   “Aku Seung Jin. Karena terlalu bersemangat, aku jadi lupa menanyakannya saat kita bertemu tadi pagi disekolah.”
   “Tak apa. Yang penting kan kita sudah saling tau. Ayo, kita makan! Aku sudah membuatkan berbagai macam makanan khusus untukmu.”
   “Jinjja?”
   Namja bernama Youngmin itu mengangguk.

   Setelah makan, mereka bermain bersama. Melepas rasa bahagia disekitar area taman. Seung Jin dan Youngmin terlihat sangat bahagia. Seung Jin bermain bersama Youngmin juga berama teman-temannya. Mereka berlarian kesana-kemari tanpa beban. Tanpa perasaan canggung. Mereka nampak terlihat lucu dan polos.

   “Aku lelah..” Ujar Youngmin sambil mengatur napasnya.
   “Kau payah Youngmin Hyung! Ayo kita bermain lagi!” Seung Jin agak meronta dengan menarik-narik tangan Youngmin. Raut wajahnya berubah. Ia memperhatikan wajah Youngmin yang mulai pucat, melepaskan genggaman tangannya dari lengan Youngmin.
   “Wajahmu terlihat pucat. Apa kau tidak apa-apa Hyung?”
   “Aku baik-baik saja. Mungkin aku hanya kelelahan. Kalau begitu, kau tunggu disini dulu ya!? Aku ingin ke toilet sebentar. Lanjutkan saja bermain dengan teman-temanmu yang lain.”
   Seung Jin mengangguk sembari memperhatikan kepergian Youngmin, kemudian ia berlari mengejar teman-temannya lagi.

   Selesainya dari acara piknik, Seung Jin tertidur pulas saat perjalanan pulang, dalam dekapan Youngmin. youngmin tersenyum. Ia senang karena Seung Jin bisa bersenang-senang hari ini bersamanya juga bersama teman-temannya. Meskipun orang tua nya tidak ikut serta saat acara piknik hari ini.

*

   Seperti biasa, sepulang sekolah Seung Jin selalu menyempatkan diri untuk duduk dikursi yang ada diseberang sekolahnya. Tepat disisi jalan, tak jauh dari sebuah restoran. Tapi siang ini kursi itu ramai, tengah diduduki oleh beberapa siswa berseragam dengan bet yang menandakan kalau mereka adalah murid SMP.
   Seung Jin berjalan mendekati restoran itu dan tidak sengaja bertemu dengan Youngmin.
  “Seung Jin!? Sedang apa kau disini? Kau tidak pulang?”
   “Aku malas pulang. Lagi pula di rumah sepi. Hanya ada pembantu dan supir saja. Lagi pula aku ingin bertemu denganmu, Youngmin Hyung.”
   “Geuraeyo? Kalau begitu ayo masuk.”
   Mereka masuk ke dalam restoran secara bersamaan.
   “Memangnya kau tidak memiliki kakak atau adik?” Tanya Youngmin. Seung Jin menggelengkan kepalanya.
   “Kau sendiri sedang apa di restoran ini?”
    “Aku bekerja disini. Kebetulan restoran ini adalah milik orang tua ku. Jadi aku membantu mereka.”
   “Memangnya kau tidak sekolah?”
   “Aku baru saja lulus SMA.” 
   “Lalu, apa kau tidak ingin melanjutkan pendidikanmu? Biasanya orang yang baru lulus SMA akan melanjutkan kuliah.”
    Seung Jin dan Youngmin duduk disalah satu kursi dan meja yang kosong disudut restoran.
   “Sebenarnya aku ingin kuliah. Tapi ada sebuah alasan mengapa aku harus mengurungkan niatku untuk itu.”
   “Memangnya apa alasannya?”
   Youngmin tersenyum lebar sambil mengusap kepala Seung Jin.
   “Kau masih terlalu kecil untuk mengetahui alasannya.”
   “Apa jangan-jangan kau ingin segera menikah ya?” Tuduh Seung Jin dengan tertawa kecil.
   “Hahaha kau ini ada-ada saja.” Ujar Youngmin sembari berdiri, “Aku ingin mengambil makanan dulu untukmu. Kau pasti lapar.”
    “Kau tau saja..”

     Tak lama Youngmin kembali dengan membawakan Seung Jin beberapa makanan juga minumannya. Seung Jin terlihat sangat sumringah.
    “Makanlah.. Setelah itu, kau harus memberitahuku kenapa kau ingin bertemu denganku.”
    Seung Jin mengangguk sembari memulai makan siangnya.

   “Saat piknik kemarin, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Tapi aku lupa.” Ujar Seung Jin setelah selesai makan.
    “Apa yang ingin kau katakan padaku?”
   “Aku ingin menjadi temanmu. Apa kau mau menjadi temanku, Youngmin Hyung?”
   Youngmin tersenyum. “Tak ada alasan mengapa aku harus menolaknya. Tentu saja aku mau menjadi temanmu.”
   “Jinjja? Yeeayy Aku punya teman baru..”
   Youngmin tertawa kecil. “Kau ini.. Baiklah, kaja! Biar aku antar kau pulang. 
   Seung Jin mengangguk.

   Youngmin menggendong Seung Jin dipunggungnya. Ia berlari sambil menggenggam lengan Seung Jin dengan erat. Sementara Seung Jin hanya tertawa bahagia.

*

    Sejak pertemuannya dengan Youngmin, Seung Jin jadi sering pergi ke restoran milik Youngmin. Seperti saat ini. Ia membawa beberapa buku dan menaruhnya dimeja yang kosong sesampainya di restoran. Tak butuh menunggu lama, Youngmin menemuinya dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajah manisnya.
   “Jadi, apa yang harus kubantu?”
   “Ada banyak PR yang belum sempat kukerjakan dirumah. Karena ada beberapa pelajaran yang kurang aku mengerti. Apa kau mau membantuku untuk mengajarkannya?”
   “Memangnya dirumahmu tidak ada yang bisa mengajarkannya untukmu?”
   Seung Jin menggelengkan kepala. “Semuanya sibuk.”
   “Baiklah, aku akan membantumu asalkan kau..” Youngmin tersenyum jail, “Jangan cemberut lagi seperti itu..” Youngmin menggelitiki Seung Jin hingga ia tertawa terbahak-bahak.

    Dengan penuh kesabaran, Youngmin mengajarkan beberapa pelajaran yang Seung Jin kurang mengerti. Seung Jin nampak antusias mendengarkan penjelasan dari ‘guru baru’ nya itu. Sesekali ia menyuap potongan cake ke dalam mulutnya atau hanya sekedar menyeruput sedikit minuman yang sudah disiapkan oleh Youngmin untuknya.

   Setelah dua jam berlalu, Seung Jin pamit untuk pulang karena ia rasa pelajaran yang kurang ia mengerti menjadi terlihat lebih mudah setelah diajarkan oleh Youngmin.

   “Siapa dia, Youngmin-ah?” Tanya Eomma Youngmin saat Seung Jin sudah tidak terlihat di restorannya.
   “Namanya Seung Jin. Salah satu murid kelas dua disekolah yang ada diseberang jalan.”
   “Apa kau dekat dengannya?”
   Youngmin mengangguk. “Akhirnya kami jadi dekat. Karena aku pikir ia anak yang lucu jika aku ajak bermain. Dia juga anak yang baik. Lagi pula kasihan dia, Eomma. Orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaannya hingga ia tercampakkan. Seharusnya, anak seusia dia harus mendapatkan perhatian yang berlebih dari orang tuanya. Aku hanya takut ia salah bergaul. Apa lagi menjadi anak yang penyendiri dan tidak mau berteman dengan siapapun.”
   Eomma Youngmin tersenyum lalu menepuk pelan pundak Youngmin.
   “Kau memang anak yang baik Youngmin. Kalau begitu, ajaklah ia bermain sepuasnya bersamamu. Buatlah ia merasakan bahagia di masa kecilnya. Tapi ingat, tetap jaga kesehatanmu, ne!”
   Youngmin mengangguk. “Ne, Eomma.”

Author POV end

*

Seung Jin POV

   Sepulang sekolah, aku ingin berkunjung ke restoran Youngmin Hyung. Aku ingin mengerjakan tugas menggambarku disana. Siapa tau Youngmin Hyung bisa mengajariku menggambar yang bagus.
   Dengan penuh semangat, aku berjalan menuju gerbang sekolah lalu menyeberang jalan. Untung saja satpam disekolahku selalu menyebrangiku setiap pulang sekolah. Jadi aku tidak kesulitan. Aku terus berjalan menuju restoran Youngmin Hyung dan masuk ke dalamnya.
  “Annyeonghaseyo..” Sapaku pada seorang pelayan.
  “Annyeonghaseyo.. Kau pasti Seung Jin!? Ingin bertemu dengan Youngmin, ya!?”
   Aku mengangguk. Ia sungguh ramah padaku. Dan ia juga mengetahui namaku. Pasti Youngmin Hyung yang memberitahunya.
  “Kalau begitu, duduklah. Aku akan memanggil Youngmin untukmu.”
  “Gomawo Ahjumma.”
   Sesuai yang disuruh olehnya, aku duduk dikursi kosong dan mengeluarkan perlengkapan menggambarku. Tak lama Youngmin Hyung datang bersama Ahjumma tadi dengan membawakanku makanan dan minuman kesukaanku.
   “Annyeonghaseyo Seung Jin. Bagaimana kabarmu hari ini? Apa ada lagi yang bisa kubantu untukmu?”
   “Ini makanan dan minumannya. Ahjumma taruh disini yaa!?” Kata Ahjumma sambil menaruh makanan dan minuman di atas mejaku.
   Aku mengangguk. “Gomawo Ahjumma.”
   “Cheonmaneyo.” Jawabnya lalu pergi berlalu dari kami.
   “Ada tugas menggambar dari Songsaengnim. Katanya, aku harus meggambar orang yang aku sayang.”
   “Lalu, kau akan menggambar siapa?”
   “Tentu saja menggambar aku dan kau, Hyung.”
   “Mwo? Kenapa harus menggambar aku juga? Kenapa kau tidak menggambar orang tuamu saja?”
   “Aku tidak sayang pada mereka. Mereka selalu sibuk dan tidak pernah punya waktu untukku. Hanya kau yang selalu ada untukku.” Kataku sambil memulai menggambar.
   Youngmin Hyung meraih kedua pipiku dan menghadapkannya ke wajahnya.
   “Kau tidak boleh berbicara seperti itu. Walau bagaimanapun juga, mereka adalah orang tuamu. Eomma yang melahirkanmu. Dan yang mengurusmu dari kau masih bayi. Mereka menyayangimu Seung Jin.”
   “Kalau mereka menyayangiku, lalu kenapa mereka selalu tidak pernah punya waktu untukku?”
   “Mereka bekerja keras, hanya demi kau Seung Jin. Mereka ingin kau bahagia dan hidup berkecukupan.”
   “Aku tidak perlu semuanya. Aku hanya ingin waktu bersama mereka!”
   Aku menangis didepan Youngmin Hyung. Karena kesal, akhirnya aku berlari ke jalan raya. Tak peduli dengan apapun yang ada disekitarku.
   “Seung Jin tunggu!”
   Youngmin Hyung mendekapku lalu membawaku kepinggir jalan, sementara aku masih menangis.
   “Kau tidak boleh seperti ini! Lihat, jalan raya itu berbahaya. Kau bisa tertabrak!”
   “Aku tidak peduli! Tidak ada yang akan peduli padaku kalau aku tertabrak! Sekalipun aku harus mati!”
   “Seung Jin, dengarkan aku! Orang tuamu pasti akan sedih jika mereka harus kehilanganmu! Percayalah padaku! Mereka menyayangimu Seung Jin!”
   Ia menghapus air mata di pipiku.
   “Kaja! Kita kembali ke restoran. Kau kan belum makan siang. Setelah itu kita lanjutkan tugas menggambarmu.”
   “Tapi aku tidak mau menggambar mereka!” Ketus Seung Jin.
   “Hhh..” Youngmin Hyung mendesah, “Baiklah.. Gambarlah sesuka hatimu. Aku tidak akan memaksamu.”
   Aku hanya mengangguk dan menggenggam tangannya lalu kembali ke restoran.

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength