Title:
Yeoja dalam Lukisan
Author:
Han Rae Hwa
Genre:
Romance
Main
Cast:
-
No Minwoo
‘Boyfriend’ as Minwoo
-
Lee Mi Ju
‘Lovelyz’ as Han Rae Hwa
Author
POV
Minwoo
memainkan kuasnya, membiarkannya menari-nari di atas kanvas dengan berbagai
macam warna saling yang berbenturan namun menjadi sangat kontras. Ia menghela
napas panjang, menaruh kuas dan wadah cat warnanya di atas meja disamping
kanvas dengan penyanggah berbahan kayu pada bagian bawahnya. Ia meninggalkannya
disebuah ruangan lalu menutup pintunya rapat-rapat. Ia membiarkan lukisan itu
tak terselesaikan hari ini. mungkin ia akan menyelesaikannya besok atau lusa.
Minwoo
membuka pintu kamarnya dan hendak masuk. Langkahnya terhenti, saat pandangannya
tiba-tiba beralih ke sebuah lukisan di dinding kamar Minwoo. Lukisan seorang
yeoja yang mengenakan gaun berwarna putih dengan menggenggam setangkai mawar
putih. Sementara bibirnya yang juga berhias lipstick berwarna merah muda nampak
seperti ingin mencium mawar itu. Minwoo tersenyum tipis memandang lukisan yang
ia buat empat tahun silam ketika ia masih duduk dibangku kelas dua SMA. Bakat
menggambarnya memang sudah nampak saat ia masih kecil. Namun ia mulai
memperdalam dunia lukis saat ia menduduki kelas satu SMP.
Ia
kembali melanjutkan langkahnya mendekati tempat tidurnya dan merebahkan diri
disana. Kaca mata yang ia kenakan dilepas dan disimpan di atas meja tak jauh
dari tempat tidurnya. Membiarkan tubuhnya diselimuti hingga menutupi seluruh
tubuhnya kecuali kepalanya.
Pagi
menjelang. Tak ada yang dilakukan Minwoo kecuali melanjutkan lukisan-lukisan
yang belum sempat terselesaikan. Namun pagi ini Minwoo nampak enggan untuk
melanjutkan lukisan-lukisannya. Padahal satu bulan lagi ia akan mengadakan
pameran lukisan yang bekerja sama dengan salah satu sahabat karibnya. Ia
membuat teh manis hangat dan meminumnya sembari melihat acara televisi yang
menurutnya membosankan.
Siang
harinya Minwoo menyambangi sebuah toko buku besar ditengah kota, yang jaraknya
tak jauh dari rumahnya. Ia membeli sebuah buku yang menurutnya bagus untuk
karir melukisnya. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat lirikan matanya tak
sengaja tertuju ke sebuah rak buku dengan label ‘buku abru’ disisi rak buku. Ia
menoleh dan memandang buku itu. Lebih tepatnya memandang nama penulisnya disisi
kiri atas buku. Buku itu adalah sebuah novel dengan judul ‘I Miss You’. Dengan cover berwarna putih dihiasi warna-warna
lain juga garis-garis abstrack disektiar judul buku, namun terkesan indah
dipandang, juga membuat menarik perhatian. Minwoo mengangkat salah satu
tangannya hendak mengambil salah satunya untuk membaca sinopsis pada bagian
belakang buku. Namun ia mengurungkan niatnya, dan kembali melangkahkan kakinya
menjauh dari rak buku itu, menuju kasir untuk membayar buku yang ada di
genggamannya.
Minwoo
memasukkan dompet ke dalam saku celananya dan hendak keluar dari toko buku.
Namun seseorang memanggil namanya, membuat ia kembali menghentikan langkahnya.
“Minwoo-ya..”
Panggil seseorang dengan suara yang lembut. Minwoo menoleh.
“K-kau!?”
Mata Minwoo terbelalak, ia terhenyak. Mendapati seorang yeoja tengah berdiri
dihadapannya dengan senyum tipisnya yang manis.
“Kau,
apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu.” Ujar yeoja itu.
“Aku
baik. Ne, sudah lama kita tidak bertemu. Kau cukup lama tinggal di London.”
Minwoo merendahkan suaranya pada kalimat terakhir.
Yeoja
itu mengalihkan pandangannya ke buku yang ia genggam. Menyerahkannya kepada
Minwoo yang terlihat agak heran.
“Ini
novel pertamaku. Aku membuatnya saat masih tinggal di London.”
Minwoo
menerima buku yang ternyata adalah novel milik yeoja berambut panjang namun
agak ikal dibagian bawahnya. Novel yang tadi hendak ingin diambil Minwoo, namun
tidak jadi.
“Aku
akan membacanya. Terimakasih sudah memberikan buku ini untukku. Mianhae, aku
harus pergi. Permisi.” Minwoo membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan cepat
menuju keluar.
Air
matanya pecah saat diperjalanan pulang. Dadanya terasa sesak menahan seluruh
perasaan sakit dihatinya. Ia menutupi mulut dengan salah satu punggung
tangannya sambil terus berjalan tanpa peduli dengan apapun yang ada
disekelilingnya.
Author
POV end
Minwoo
POV
Aku
tak mampu membendung air mataku saat keluar dari toko buku tadi. Dia kembali.
Yeoja yang menghilang selama empat tahun lamanya. Dan sekarang ia kembali,
benar-benar hadir dihadapanku. Aku tak mampu berpikir jernih saat berpapasan
dengannya tadi. Tak ada yang bisa ku ucapkan selain kata-kata tadi. Karena aku
sangat terkejut dengan kehadiran dia yang tiba-tiba dan tanpa terduga. Ada luka
lama yang sudah susah payah aku kubur selama empat tahun. Namun, luka itu
seakan terbuka kembali, menyeruak ke seluruh permukaan hatiku. Dan itu sangat
terasa sakit.
Aku
berlari sekencang mungkin menuju rumah. Sungguh, pikiranku mulai tidak jernih.
***
Keesokannya, aku
memutuskan untuk bersantai disebuah café. Aku memilih café yang berada didekat
rumahku. Aku memesan sebuah cappuccino hangat. Entah kenapa udara siang ini
terasa lebih dingin dari biasanya. Café nampak ramai dengan beberapa anak
remaja yang menghabiskan waktu bersama dengan teman-temannya atau dengan
keluarganya. Ada juga yang tengah memadu kasih, dengan makan siang berdua. Aku
kembali terhenyak. Seorang yeoja tiba-tiba sudah berada tepat dihadapanku.
“Annyeonghaseyo..”
Sapanya lembut.
“Annyeonghaseyo..”
Balas sapaku.
“Aku
tidak sengaja lewat sini dan membeli beberapa cake untuk ku bawa pulang. Dan
aku tidak sengaja melihatmu disini. Jadi, aku menemuimu.”
Aku
tidak menjawab.
“Boleh,
aku duduk disini?”
Aku
mengangguk sambil menyeruput cappuccino-ku dicangkir yang lumayan besar,
berwarna putih polos dengan sebuah piring kecil sebagai tatakannya.
“Aku
dengar, kau akan mengadakan lukisan pameran. Kapan?”
“Satu
bulan lagi.”
Ia
mengangguk. Sementara aku bangkit dari tempat dudukku.
“Mianhae,
aku ada urusan. Aku pergi dulu.”
Namun
sebelum langkahku menjauh, ia menyentuh lenganku dan menggenggamnya.
“Tunggu..”
Dengan
perlahan, aku melepaskan genggaman tangannya dari lenganku, tanpa mengucapkan
sepatah katapun. Aku melanjutkan langkahku, membiarkannya tetap duduk dikursi
itu tanpa peduli dengannya yang mengisyaratkanku untuk tetap berada disana.
Luka itu kembali terasa saat ia berada dihadapanku. Jadi aku memilih untuk
segera pulang ke rumah, dengan sedikit beralasan padanya agar ia tidak
mencurigai.
Aku
duduk disofa ruang santai sesampainya dirumah. Aku mendongakkan kepalaku sambil
menyender ke sofa. Ku usap wajahku sekali dengan salah satu telapak tanganku.
Han
Rae Hwa. Seorang yeoja yang sudah empat tahun lamanya membuatku berusaha untuk
melupakannya yang amat kucintai. Cinta pertama yang setelah sekian lama aku
perjuangkan. Menunggunya kembali ke Korea dari London, untuk meneruskan
pendidikannya disana. Ia mendalami sastra disana. Aku tau betul cita-cita dari
kecil yang selalu ia pertahankan hingga sekarang. Menjadi seorang sastrawan
yang mengabdi meneruskan dunia sastra dengan membuat sebuah buku atau sekedar
novel dan cerita pendek.
Sebenarnya
tak banyak cerita indah yang kami miliki. Hanya saja, aku sudah lama
menyukainya. Sejak kami masuk SMA. Tapi kedekatan kita berlangsung saat kami
kelas dua SMA, karena kami berada di satu kelas yang sama. Hingga kami naik ke
kelas tiga SMA. Walaupun sekedar dekat sebagai sahabat. Mungkin bisa dikatakan
seperti itu, meskipun aku tak merasa kalau kami adalah sahabat. Justru aku
merasa ada ikatan lain diluar sahabat. Tapi aku tau Rae Hwa hanya menganggapku
sebagai seorang sahabat. Hingga aku berani menyatakan perasaanku padanya saat
kelulusan tiba. Rae Hwa menanggapinya. Dia bilang padaku kalau ia memiliki perasaan
yang sama denganku. Rae Hwa menerima cintaku. Tapi ia langsung pergi
meninggalkanku tanpa pernah mengabariku. Sampai aku mendengar kabar dari
sahabat Rae Hwa, kalau ia sudah bertunangan dengan namja pilihan orang tuanya.
Padahal, jelas-jelas ia menjanjikanku untuk selalu menghubungiku saat di
London, meskipun kami berhubungan jarak jauh, dan ia bilang akan secepatnya kembali
ke Korea.
Hingga
empat tahun setelah ia pergi, kini ia kembali. Ia kembali disaat aku sudah
melupakannya, sudah terbiasa tanpa dirinya. Dan aku sudah mengubur semuanya.
Meskipuna ku tidak bisa membohongi diriku sendiri, kalau sejujurnya aku
merindukannya.
Minwoo
POV end
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar