Kamis, 22 Januari 2015

[FF] Together With You Part 2


[FF] Together With You Part 2





   Youngmin Hyung memperhatikanku saat aku menggambar dibuku gambar milikku. Aku menoleh sebentar ke arahnya.
    “Kau tidak menggambar juga?”
    “Untuk apa? Kan yang diberi tugas menggambar hanya kau. Lagi pula aku tidak bisa menggambar.”
    “Jinjja? Ku kira kau bisa menggambar dengan bagus. Maka dari itu aku datang ke sini untuk meminta bantuan padamu.”
    “Ne, memang benar aku tidak bisa menggambar. Kalau begitu aku minta maaf karena tidak bisa membantumu menggambar.”
    “Baiklah, tak apa.” Aku kembali meneruskan gambarku.

   Aku menoleh sebentar ke arah Youngmin. Ada yang terlihat aneh dari Youngmin Hyung.
    “Hyung..”
    “Mmmhh..”
    “Itu apa?” Aku menunjuk ke hidungnya.
   Youngmin hyung memperhatikan apa yang sedang kuperhatikan. Ia segera mengambil tisu lalu mengelap cairan berwarna merah yang jatuh dari hidungnya.
    “Hidungmu kenapa? Kenapa mengeluarkan cairan berwarna merah seperti itu?”
   “Ah..”
   Youngmin Hyung tidak menjawab pertanyaanku. Ia terus membersihkan cairan itu dihidungnya.
    “Aku akan segera kembali.” Katanya lalu pergi.
   Karena penasaran, akhirnya aku menyentuh cairan berwarna merah yang tersisa dimeja. Baunya agak aneh saat kucium.
   “Ah, Ahjumma..” Aku memanggil Ahjumma saat ia lewat dihadapanku.
    “Ne, waeyo Seung Jin? Apa kau ingin memesan sesuatu?”
   “Ani. Aku hanya ingin bertanya. Ini apa?” Aku menunjuk ke cairan berwarna merah itu dimeja.
    Raut wajah Ahjumma berubah. Seperti penuh kecemasan.
    “Dari mana darah itu berasal?”
    “Jadi ini darah? Berarti hidung Youngmin berdarah? Apa hidung nya terluka?”
   “Hidung Youngmin berdarah?” Tanya nya padaku.
   Aku hanya mengangguk, setelah itu ia langsung berlari ke belakang. Aneh. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Youngmin Hyung?

   Aku tidak bisa berpikir tentang hal itu. Akhirnya aku meneruskan gambarku.

   Aku bosan. Youngmin Hyung tidak kunjung datang. Karena gambarku sudah selesai, aku memutuskan untuk pulang. Aku mengantuk dan ingin segera tidur. Aku menulis beberapa kalimat dikertas kecil yang kubiarkan tertinggal dimejaku. Lalu aku segera pergi dari restoran dan pulang ke rumah.
Seung Jin POV end

Author POV
   Youngmin kembali ke meja Seung Jin yang sudah kosong. Hanya ada piring dan gelas sisa makanan dan minuman yang masing-masing tersisa sedikit. Ia menemukan sebuah kertas kecil yang ada dimeja.
   Hyung, aku pulang dulu ya. Aku mengantuk dan ingin tidur siang. Tidak apa kau tidak mengantarkku pulang. Aku bisa pulang sendiri. Maaf ya aku meninggalkanmu. Tapi kau tidak apa-apa kan? Apa hidungmu terasa sakit sampai mengeluarkan darah seperti tadi? Aku harap kau baik-baik saja hyung. Aku menyayangimu. Seung Jin
   Youngmin tersenyum kecil. Ia segera membereskan meja Seung Jin dan membawa cucian kotor ke belakang.

Malam harinya, di rumah Youngmin.
   Youngmin menyeruput teh manis hangat yang ia buat untuk menghangatkan badannya. Kebetulan malam ini turun hujan deras yang membuat udara semakin dingin. Ia duduk disofa dekat jendela. Sembari memperhatikan setiap butiran hujan yang jatuh dari langit ke permukaan bumi.
   “Apa nanti aku masih bisa melihat hujan lagi?” Ia menyenderkan kepalanya sembari mendesah.
   “Youngmin-ah..” Panggil Eomma nya yang baru saja datang dan duduk disamping Youngmin.
   Youngmin menoleh lalu tersenyum.
   “Eomma belum tidur?”
   Eomma Youngmin menggelengkan kepalanya. “Kau sendiri kenapa belum tidur? Udara malam ini sangat dingin.” Ia mengeratkan genggaman tangan di tubuhnya, seakan memeluk dirinya sendiri.
   “Aku belum mengantuk.”
   “Kalau begitu, jangan duduk disini lama-lama. Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu. Dan jangan tidur terlalu malam. Eomma menyayangimu.” Eomma mencium kening Youngmin lalu beranjak dari sofa dan berlalu ke kamarnya.
    “Ne, Eomma.. Jaljayo..”
    “Jaljayo..”
Author POV end

*

Seung Jin POV

   Hari ini aku dan Youngmin berjalan-jalan ke pantai. Sudah lama sekali aku tidak pergi kesini. Eomma dan Appa terlalu sibuk. Bahkan hingga hari libur pun masih saja tetap mengurusi pekerjaannya. Rasanya aku ingin sekali kabur dari rumah. Atau aku ingin tinggal dirumah Youngmin Hyung saja. Keluarganya sangat baik kepadaku. Aku mendapatkan perhatian dan kasih sayang jika berada diantara mereka. Berbeda sekali jika aku berada di rumah.

   Sesampainya di pantai, aku dan Youngmin bermain air. Tapi aku tidak berani jika bermain air terlalu jauh, bahkan hingga ke tengah-tengah. Aku takut tenggelam, karena aku tidak pandai berenang.
   “Mau Hyung ajari berenang tidak?”
   “Memangnya Hyung bisa berenang?”
   “Tentu saja bisa.”
   “Tapi jangan ke tengah-tengah. Aku takut tenggelam.”
   “Tidak akan. Kaja!”
   Aku berjalan mengikuti langkah Youngmin Hyung. Beruntung sekali Hyung mau mengajariku berenang. Ah, aku jadi teringat dengan Appa. Ia pernah mengajariku berenang saat kami menghabiskan waktu di tempat berenang, bertiga dengan Eomma juga. Saat itu aku sangat bahagia. Seharian penuh hari libur kami untuk berenang di tempat itu. Tapi sekarang tidak pernah lagi. Bertemu dengan mereka pun jarang.

   “Hyung.. Aku lelah.. Kita istirahat dulu bagaimana? Aku lapar..”
   “Baiklah..”
   Youngmin Hyung menggandeng tanganku menuju ke salah satu tempat duduk. Udaranya sangat sejuk. Ia mengeluarkan kotak makanan dari dalam ranselnya.
   “Ini, makanlah.. Aku sudah menyiapkan ini saat di restoran tadi pagi.”
   “Waah kelihatannya enak. Siapa yang membuatnya?”
  “Orang yang ada dihadapanmu ini.” Kata Youngmin Hyung dengan bangga.
   “Kau bisa memasak Hyung? Waahh daebak!”
   “Kalau kau sudah besar nanti, kau juga harus bisa memasak.”
   “Tapi bukankah kalau punya pendamping hidup, yang seharusnya memasak, kan perempuan.”
   “Siapa bilang hanya perempuan saja yang harus memasak!? Laki-laki juga tidak boleh kalah dengan perempuan. Begitu juga sebaliknya. Kau mengerti kan, apa yang aku maksud?”
   Aku mengangguk sambil mengunyah makanan yang ada didalam mulutku.
   “Aku janji.. Jika sudah besar nanti, aku akan belajar masak. Kalau perlu hingga menjadi juru masak. Dan bisa mengalahkanmu Hyung..”
   Youngmin Hyung tertawa mendengar kata-kataku. Lalu ia mengeluarkan dua buah botol kecil.
   “Itu apa Hyung?” Tanyaku penasaran.
   “Hanya vitamin.” Jawabnya setelah meminum dua buah kapsul yang ia ambil dari botol kecil itu.
   “Geuraeyo?”
   Youngmin Hyung mengangguk.
   “Sudah, habiskan makananmu! Nanti, kita akan membuat istana pasir. Kau mau kan?”
   Aku mengangguk dengan semangat. Youngmin Hyung tersenyum. Senyumannya memang tidak pernah lepas dari wajah manisnya itu.

   Sesuai janji, Youngmin Hyung mengajakku untuk membuat istana pasir. Kami membuat masing-masing istana milik kami sendiri. Aku ingin membuat istana pasir yang jauh lebih keren dari milik Youngmin Hyung.
   “Lihat, istana pasirku lebih besar dan lebih tinggi dari punyamu Hyung!”
   “Jinjja? Aiishh, aku dikalahkan oleh anak kecil sepertimu.”
   “Hahaha kau ini memang tidak pandai membuat istana pasir Hyung..” Aku tertawa puas.
   “Baiklah.. Kau menang..”
   Youngmin Hyung mengalihkan pandangannya dariku.
   “Lihat.. Matahari terbenam. Waahh bagus sekali..” Tunjuk Youngmin Hyung ke arah matahari terbenam.
   “Waahh iya.. Indahnya..”
   “Apa kau pernah melihat matahari terbenam, sebelumnya Seung Jin?”
   Aku menggelengkan kepalaku. “Hanya pernah lihat di televisi.” Kataku sambil nyengir. ”Tapi kalau melihatnya langsung seperti ini baru pertama kali. Aku ingin menunjukkannya kepada Eomma dan Appa!” Kataku bersemangat.
   Youngmin Hyung mengangguk sambil tersenyum.

   Hari sudah hampir malam. Langit yang tadinya terang menjadi gelap sekarang. Setelah melihat matahari terbenam, kami memutuskan untuk pulang. Youngmin Hyung menggendongku dipunggungnya. Semoga saja ia kuat menggendongku hingga rumah.
Seung Jin POV end

Author POV
   Youngmin menggendong Seung Jin yang mulai terlelap. Sepertinya Seung Jin kelelahan karena bermain di pantai seharian bersamanya. Youngmin menghentikan langkahnya. Ia tersenyum.
   ‘Akahkah kita bisa bersama terus seperti ini, Seung Jin!? Rasanya aku ingin memilikimu seutuhnya.’ Batin Youngmin.
   Ia kembali meneruskan langkahnya.

   Youngmin merebahkan tubuh Seung Jin di atas tempat tidurnya. Ia tidak tega jika membiarkan Seung Jin pulang ke rumahnya. Youngmin sudah memastikan kalau orang tuanya pasti belum pulang. Seung Jin bilang padanya kalau orang tuanya sedang pergi ke Busan, mengunjungi rekan bisnisnya. Entah kapan pulangnya. Maka dari itu Youngmin berani membawa Seung Jin pulang ke rumahnya.

   “Dia anak yang lucu ya..” Gumam Eomma Youngmin. Youngmin menganguk.
   “Itu sebabnya mengapa aku ingin terus bersamanya.”
   “Kau tidak berniat untuk menculik Seung Jin dari orang tuanya, kan!?”
   Youngmin tertawa kecil. “Tentu saja tidak.”
   “Hhh.. Kau ini.. Membuat Eomma panik saja. Kalau begitu, istirahatlah. Saranghaeyo Youngmin-ah..” Eomma mencium kening Youngmin seperti pada malam-malam biasanya.
   Youngmin mengangguk. “Naddo saranghaeyo Eomma..”

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength