[FF] Together With You Part 2
Youngmin Hyung
memperhatikanku saat aku menggambar dibuku gambar milikku. Aku menoleh sebentar
ke arahnya.
“Kau tidak
menggambar juga?”
“Untuk apa? Kan
yang diberi tugas menggambar hanya kau. Lagi pula aku tidak bisa menggambar.”
“Jinjja? Ku kira
kau bisa menggambar dengan bagus. Maka dari itu aku datang ke sini untuk
meminta bantuan padamu.”
“Ne, memang benar
aku tidak bisa menggambar. Kalau begitu aku minta maaf karena tidak bisa
membantumu menggambar.”
“Baiklah, tak
apa.” Aku kembali meneruskan gambarku.
Aku menoleh
sebentar ke arah Youngmin. Ada yang terlihat aneh dari Youngmin Hyung.
“Hyung..”
“Mmmhh..”
“Itu apa?” Aku
menunjuk ke hidungnya.
Youngmin hyung
memperhatikan apa yang sedang kuperhatikan. Ia segera mengambil tisu lalu
mengelap cairan berwarna merah yang jatuh dari hidungnya.
“Hidungmu kenapa?
Kenapa mengeluarkan cairan berwarna merah seperti itu?”
“Ah..”
Youngmin Hyung tidak
menjawab pertanyaanku. Ia terus membersihkan cairan itu dihidungnya.
“Aku akan segera
kembali.” Katanya lalu pergi.
Karena penasaran,
akhirnya aku menyentuh cairan berwarna merah yang tersisa dimeja. Baunya agak
aneh saat kucium.
“Ah, Ahjumma..” Aku
memanggil Ahjumma saat ia lewat dihadapanku.
“Ne, waeyo Seung
Jin? Apa kau ingin memesan sesuatu?”
“Ani. Aku hanya ingin
bertanya. Ini apa?” Aku menunjuk ke cairan berwarna merah itu dimeja.
Raut
wajah Ahjumma berubah. Seperti penuh kecemasan.
“Dari mana darah itu berasal?”
“Jadi ini darah?
Berarti hidung Youngmin berdarah? Apa hidung nya terluka?”
“Hidung Youngmin
berdarah?” Tanya nya padaku.
Aku hanya mengangguk,
setelah itu ia langsung berlari ke belakang. Aneh. Apa ada sesuatu yang terjadi
pada Youngmin Hyung?
Aku tidak bisa
berpikir tentang hal itu. Akhirnya aku meneruskan gambarku.
Aku bosan.
Youngmin Hyung tidak kunjung datang. Karena gambarku sudah selesai, aku
memutuskan untuk pulang. Aku mengantuk dan ingin segera tidur. Aku menulis
beberapa kalimat dikertas kecil yang kubiarkan tertinggal dimejaku. Lalu aku
segera pergi dari restoran dan pulang ke rumah.
Seung
Jin POV end
Author
POV
Youngmin kembali
ke meja Seung Jin yang sudah kosong. Hanya ada piring dan gelas sisa makanan
dan minuman yang masing-masing tersisa sedikit. Ia menemukan sebuah kertas
kecil yang ada dimeja.
Hyung, aku pulang
dulu ya. Aku mengantuk dan ingin tidur siang. Tidak apa kau tidak mengantarkku
pulang. Aku bisa pulang sendiri. Maaf ya aku meninggalkanmu. Tapi kau tidak
apa-apa kan? Apa hidungmu terasa sakit sampai mengeluarkan darah seperti tadi?
Aku harap kau baik-baik saja hyung. Aku menyayangimu. Seung Jin
Youngmin tersenyum
kecil. Ia segera membereskan meja Seung Jin dan membawa cucian kotor ke
belakang.
Malam harinya, di rumah Youngmin.
Youngmin
menyeruput teh manis hangat yang ia buat untuk menghangatkan badannya.
Kebetulan malam ini turun hujan deras yang membuat udara semakin dingin. Ia
duduk disofa dekat jendela. Sembari memperhatikan setiap butiran hujan yang
jatuh dari langit ke permukaan bumi.
“Apa nanti aku
masih bisa melihat hujan lagi?” Ia menyenderkan kepalanya sembari mendesah.
“Youngmin-ah..”
Panggil Eomma nya yang baru saja datang dan duduk disamping Youngmin.
Youngmin menoleh
lalu tersenyum.
“Eomma belum
tidur?”
Eomma Youngmin
menggelengkan kepalanya. “Kau sendiri kenapa belum tidur? Udara malam ini
sangat dingin.” Ia mengeratkan genggaman tangan di tubuhnya, seakan memeluk
dirinya sendiri.
“Aku belum mengantuk.”
“Kalau begitu,
jangan duduk disini lama-lama. Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu. Dan
jangan tidur terlalu malam. Eomma menyayangimu.” Eomma mencium kening Youngmin
lalu beranjak dari sofa dan berlalu ke kamarnya.
“Ne, Eomma..
Jaljayo..”
“Jaljayo..”
Author
POV end
*
Seung
Jin POV
Hari ini aku dan
Youngmin berjalan-jalan ke pantai. Sudah lama sekali aku tidak pergi kesini.
Eomma dan Appa terlalu sibuk. Bahkan hingga hari libur pun masih saja tetap
mengurusi pekerjaannya. Rasanya aku ingin sekali kabur dari rumah. Atau aku
ingin tinggal dirumah Youngmin Hyung saja. Keluarganya sangat baik kepadaku.
Aku mendapatkan perhatian dan kasih sayang jika berada diantara mereka. Berbeda
sekali jika aku berada di rumah.
Sesampainya di
pantai, aku dan Youngmin bermain air. Tapi aku tidak berani jika bermain air
terlalu jauh, bahkan hingga ke tengah-tengah. Aku takut tenggelam, karena aku
tidak pandai berenang.
“Mau Hyung ajari berenang tidak?”
“Memangnya Hyung
bisa berenang?”
“Tentu saja bisa.”
“Tapi jangan ke
tengah-tengah. Aku takut tenggelam.”
“Tidak akan.
Kaja!”
Aku berjalan
mengikuti langkah Youngmin Hyung. Beruntung sekali Hyung mau mengajariku
berenang. Ah, aku jadi teringat dengan Appa. Ia pernah mengajariku berenang
saat kami menghabiskan waktu di tempat berenang, bertiga dengan Eomma juga.
Saat itu aku sangat bahagia. Seharian penuh hari libur kami untuk berenang di
tempat itu. Tapi sekarang tidak pernah lagi. Bertemu dengan mereka pun jarang.
“Hyung.. Aku
lelah.. Kita istirahat dulu bagaimana? Aku lapar..”
“Baiklah..”
Youngmin Hyung
menggandeng tanganku menuju ke salah satu tempat duduk. Udaranya sangat sejuk.
Ia mengeluarkan kotak makanan dari dalam ranselnya.
“Ini, makanlah.. Aku
sudah menyiapkan ini saat di restoran tadi pagi.”
“Waah kelihatannya
enak. Siapa yang membuatnya?”
“Orang yang ada dihadapanmu
ini.” Kata Youngmin Hyung dengan bangga.
“Kau bisa memasak
Hyung? Waahh daebak!”
“Kalau kau sudah besar
nanti, kau juga harus bisa memasak.”
“Tapi bukankah kalau
punya pendamping hidup, yang seharusnya memasak, kan perempuan.”
“Siapa bilang hanya
perempuan saja yang harus memasak!? Laki-laki juga tidak boleh kalah dengan
perempuan. Begitu juga sebaliknya. Kau mengerti kan, apa yang aku maksud?”
Aku mengangguk sambil
mengunyah makanan yang ada didalam mulutku.
“Aku janji.. Jika sudah
besar nanti, aku akan belajar masak. Kalau perlu hingga menjadi juru masak. Dan
bisa mengalahkanmu Hyung..”
Youngmin Hyung tertawa
mendengar kata-kataku. Lalu ia mengeluarkan dua buah botol kecil.
“Itu apa Hyung?”
Tanyaku penasaran.
“Hanya vitamin.”
Jawabnya setelah meminum dua buah kapsul yang ia ambil dari botol kecil itu.
“Geuraeyo?”
Youngmin Hyung
mengangguk.
“Sudah, habiskan
makananmu! Nanti, kita akan membuat istana pasir. Kau mau kan?”
Aku mengangguk dengan
semangat. Youngmin Hyung tersenyum. Senyumannya memang tidak pernah lepas dari
wajah manisnya itu.
Sesuai janji, Youngmin
Hyung mengajakku untuk membuat istana pasir. Kami membuat masing-masing istana
milik kami sendiri. Aku ingin membuat istana pasir yang jauh lebih keren dari
milik Youngmin Hyung.
“Lihat, istana pasirku
lebih besar dan lebih tinggi dari punyamu Hyung!”
“Jinjja? Aiishh, aku
dikalahkan oleh anak kecil sepertimu.”
“Hahaha kau ini memang
tidak pandai membuat istana pasir Hyung..” Aku tertawa puas.
“Baiklah.. Kau
menang..”
Youngmin Hyung
mengalihkan pandangannya dariku.
“Lihat.. Matahari
terbenam. Waahh bagus sekali..” Tunjuk Youngmin Hyung ke arah matahari
terbenam.
“Waahh iya..
Indahnya..”
“Apa kau pernah melihat
matahari terbenam, sebelumnya Seung Jin?”
Aku menggelengkan
kepalaku. “Hanya pernah lihat di televisi.” Kataku sambil nyengir. ”Tapi kalau
melihatnya langsung seperti ini baru pertama kali. Aku ingin menunjukkannya
kepada Eomma dan Appa!” Kataku bersemangat.
Youngmin Hyung
mengangguk sambil tersenyum.
Hari sudah hampir
malam. Langit yang tadinya terang menjadi gelap sekarang. Setelah melihat
matahari terbenam, kami memutuskan untuk pulang. Youngmin Hyung menggendongku
dipunggungnya. Semoga saja ia kuat menggendongku hingga rumah.
Seung
Jin POV end
Author
POV
Youngmin menggendong
Seung Jin yang mulai terlelap. Sepertinya Seung Jin kelelahan karena bermain di
pantai seharian bersamanya. Youngmin menghentikan langkahnya. Ia tersenyum.
‘Akahkah kita bisa bersama terus seperti ini, Seung Jin!? Rasanya aku
ingin memilikimu seutuhnya.’ Batin Youngmin.
Ia kembali meneruskan
langkahnya.
Youngmin merebahkan
tubuh Seung Jin di atas tempat tidurnya. Ia tidak tega jika membiarkan Seung
Jin pulang ke rumahnya. Youngmin sudah memastikan kalau orang tuanya pasti
belum pulang. Seung Jin bilang padanya kalau orang tuanya sedang pergi ke
Busan, mengunjungi rekan bisnisnya. Entah kapan pulangnya. Maka dari itu
Youngmin berani membawa Seung Jin pulang ke rumahnya.
“Dia anak yang lucu
ya..” Gumam Eomma Youngmin. Youngmin menganguk.
“Itu sebabnya mengapa
aku ingin terus bersamanya.”
“Kau tidak berniat
untuk menculik Seung Jin dari orang tuanya, kan!?”
Youngmin tertawa kecil.
“Tentu saja tidak.”
“Hhh.. Kau ini..
Membuat Eomma panik saja. Kalau begitu, istirahatlah. Saranghaeyo
Youngmin-ah..” Eomma mencium kening Youngmin seperti pada malam-malam biasanya.
Youngmin mengangguk.
“Naddo saranghaeyo Eomma..”
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar