Minggu, 13 September 2015

[FF] You've Moved On


Title: You’ve Moved On
Author: Han Rae Hwa
Rating: T
Genre: Romance, Songfic
Cast:
Jo Yae Jung (OC)
Jo Youngmin

Youngmin membuka pintu kamar Yae Jung dengan perlahan. Seulas senyuman manis ia tunjukan pada yeo-dongsaengnya yang tengah melamun menghadap ke jendela. Semilir angin yang masuk membuat beberapa helai rambut Yae Jung bergerak kesana-kemari. Ia menghampiri Yae Jung dan duduk di sisi tempat tidur.
   "Masih teringat akan sosoknya yang terus menghantuimu?"
   Yae Jung menoleh, menyadari kehadiran oppa-nya kemudian tersenyum kecut. Ia mendekap tubuhnya sendiri dengan kepala yang menunduk sembari menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan berat. Terlihat dua mata Yae Jung yang sendu ditambah lingkaran di bawah matanya yang semakin besar dan menghitam.
   “Ya! Bahkan sekarang matamu mirip sekali dengan mata panda!” gurau Youngmin.
   "Aku mendengar tentangnya dari teman-temanku. Mereka mengatakan kalau dia baik-baik saja dan dapat tersenyum. Aku mencoba untuk berpura-pura menjadi tenang. Tapi..." ucapannya menggantung. Ia mendesah dengan berat kemudian melanjutkan perkataannya lagi, "Jejaknya masih berada di dalam ingatanku. Sepertinya perasaanku tidak boleh lebih dari yang dulu.. Jadi hatiku masih terasa sakit. Benar-benar terasa dari dalam hatiku."
   Youngmin menjadi sedikit kikuk. Ia pun menundukkan kepalanya sembari mengusap leher belakangnya. Sepertinya ia telah mengajukan pertanyaan yang salah. Ia tau betul bagaimana usaha yeo-dongsaengnya itu selama ini untuk melupakan kenangan akan masa lalunya bersama Minwoo.
   "Kau tau? Aku berpikir.. Kalau aku tidak bisa hidup seperti aku terhapus akan sosoknya. Aku pikir dia akan berada dalam rasa sakit yang mendalam juga. Tapi nyatanya... Minwoo bahkan sudah berpindah hati. Berpindah ke persinggahan yang lain. Dia singgah pada hati yang lain seperti aku telah terhapus dari kehidupannya, dari ingatannya. Dan dari hatinya..." Yae Jung berusaha mengulas senyum. Namun nyatanya, kedua matanya mulai berkaca-kaca. Membuat pandangannya menjadi sedikit tidak jelas. Dadanya terasa sedikit sesak. Seakan oksigen di kamarnya semakin menipis.
   "Minwoo lupa akan semua kenangan. Aku tidak bisa melupakannya. Aku benar-benar tidak bisa melupakannya," lirihnya pelan. Dan bulir air mata pun jatuh dari pelupuk matanya. Air mata yang tak mampu lagi ia bendung.
   Youngmin memandang yeo-dongsaengnya dengan sendu, "Sepertinya Minwoo masih tinggal di dalam hatimu,” ia mengubah posisi duduknya, dengan menyilangkan kedua kakinya dan menautkan kedua tangan diatasnya, “Ketika kau berjalan sendirian melewati tempat yang kalian gunakan untuk bertemu.. Tanpa kau ketahui kau mulai memikirkan tentang kenangan kalian. Apakah kau akan menjadi satu-satunya? Apakah jalanmu untuk melupakannya akan tersendat? Kau selalu berharap dia akan merasakan hal yang sama. Tapi nyatanya-"
   "Bahkan sosoknya kini berada dalam kenangan buruk di hidupku hingga aku selalu menitihkan air mata penyesalan. Aku mencoba untuk melupakannya. Tetapi rasa rinduku lebih besar daripada keinginan untuk melupakannya. Aku sempat mengeluh dan marah... Tapi aku sadar kalau jalanku untuk melupakannya benar-benar tersendat …" lirihnya lagi dengan suara yang parau, menyela perkataan Youngmin di tengah derai air mata yang membanjiri wajahnya. Untuk yang kesekian kalinya gadis itu menangisi namja yang sama.
   Youngmin menghela napas panjang lalu menghembuskannya lewat mulut dan memandang Yae Jung dengan lekat. Kemudian ia beranjak dan memeluk Yae Jung dengan erat. Mengusap punggungnya beberapa kali untuk menenangkannya. Namun Yae Jung tak membalas pelukan Youngmin. Ia masih larut dalam tangisannya. Masih larut dalam kenangan akan masa lalunya.
   "Aku mencintainya.. Aku masih mencintainya oppa.. Bahkan jika ia tidak mengingatku lagi, bahkan jika ia sudah melupakan diriku, aku masih tetap berada pada pendirianku. Aku merindukan hari-hari yang kami lalui bersama.. hikss.. hikss.." isakkan tangis Yae Jung semakin menjadi. Membuat Youngmin semakin merasa bersalah atas pertanyaan yang sempat ia ajukan di awal obrolan.
   Youngmin melepaskan pelukannya dari tubuh Yae Jung dan memandangnya. Sementara yeo-dongsaengnya itu pun balas memandang.
   “Ya! Aish, jinjja! Siapa dia hingga berani-beraninya membuat yeo-dongsaengku menjadi seperti ini!?” gerutu Youngmin dengan tatapan mata yang tajam. Sementara Yae Jung tak menggubris. Ia hanya terus menyeka air matanya yang hendak mengalir lagi.
   Youngmin menautkan kedua tangan di pundak Yae Jung, "Yae Jung-ah… Kau boleh merasakan betapa besarnya rasa sakitmu, merasakan betapa kecewanya dirimu padanya. Boleh saja. Asalkan kau siapkan dirimu untuk move on."
   Yae Jung menatap Youngmin dengan penuh keheranan, tidak paham dengan kata-kata Youngmin barusan.
   "Semua orang pasti pernah merasakan sakit. Mereka semua pun pasti pernah melewati fase seperti ini di dalam hidup mereka. Mungkin tidak hanya sekali. Tapi bisa berkali-kali. Dan tidak semua orang bisa untuk bangkit dari masa lalunya."
   Gadis itu mengernyitkan kening dan berhasil dibuat bingung oleh perkataan oppa-nya itu.
   "Hanya orang-orang kuatlah yang mampu bangkit dari masa lalunya. Hanya orang-orang yang mau berusaha untuk bisa melewati fase ini. Dan aku tau kau adalah gadis yang kuat," Youngmin menepis air mata yang hendak jatuh dari pelupuk mata Yae Jung diselingi senyumnya. Berusaha membuat Yae Jung senang dengan pujiannya itu.
   "Kau ingat tidak, ketika eomma dan appa meninggalkan kita untuk selama-lamanya? Kau yang selalu membuatku tenang. Kau juga yang mampu membuatku kuat hingga menjadi oppa yang mampu menjaga dan melindungimu hingga sekarang.."
   Yae Jung kembali menunduk. Membenarkan perkataan Youngmin. Kini ia mulai merasa begitu bodoh karena sudah menangisi namja yang sempat menyakiti hatinya meski tak lebih sesakit ketika kehilangan kedua orang tuanya.
   "Aku tau, move on itu tidak mudah. Tapi dengan kau meyakini hatimu, aku yakin kau bisa. Kau pasti bisa melewati semua ini, dan bisa melupakan sosoknya," jelas Youngmin. Ia terus memandang Yae Jung yang masih belum menampakkan senyumnya. Air matanya terus menetes dari pelupuk matanya meski tak sederas tadi.
   "Ya! Perjalanan masih panjang Jo Yae Jung! Waktumu akan terbuang percuma hanya untuk memikirkannya terus! Memikirkan orang yang sama sekali tidak balik memikirkanmu. Bahkan sekarang, untuk menoleh padamu ia enggan, kan!? Jadilah yeoja yang kuat! Buktikan padanya kau bisa melupakannya. Buktikan padanya kalau kau bisa lebih baik darinya! Buatlah prinsip untuk hidupmu Yae Jung!" Youngmin sedikit menggertak Yae Jung. Ia ingin agar Yae Jung tersadar dan tidak terus berada di bawah tekanan seperti ini.
   Yae Jung seakan kembali menemukan semangat hidupnya. Ia menghapus habis air mata di pipinya hingga tak tersisa. Sementara Youngmin mengangkat kepala Yae Jung dengan menautkan jari telunjuk di dagu yeo-dongsaengnya itu.
   "Menangis untuk dia? Ya! Angkat kepalamu princess! Nanti mahkotamu jatuh," ujar Youngmin diikuti senyum merekah di wajahnya yang tampan.
   Perlahan, Yae Jung mulai mengulas senyum di wajah canitknya.
   "Kau benar oppa… Aku merasa telah menyia-nyiakan banyak waktu hanya dengan menangisinya seperti ini. Mungkin untuk sekarang aku masih akan terus dibayangi oleh sosoknya. Tapi seperti yang kau bilang, aku pasti bisa melupakannya. Dan aku pasti bisa menyembuhkan luka yang ia torehkan dihatiku,” ujar Yae Jung yakin dengan senyumnya yang kembali mengembang.
   Youngmin ikut mengembangkan senyumnya yang manis. kemudian menautkan salah satu tangannya di ujung kepala Yae Jung dan mengelusnya. Jauh di dalam hatinya, ia senang luar biasa karena dirinya mampu membuat yeo-dongsaengnya itu kembali tersenyum. Dan menepis seluruh rasa bersalahnya.
   “Gomawo oppa..”
   "Jadi, siap untuk move on?"
   "Siap komandan!" Seru Yae Jung sumringah sembari berdiri tegak dengan lima jari yang menyentuh pelipisnya, memberi hormat pada Youngmin. Sementara Youngmin membalas hormatnya Yae Jung. Mereka pun kembali berpelukan dengan senyum yang masih menghiasi wajah kedua kakak beradik itu.

The end........


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength