Title: Touch Love Trough a Dream
Author: Han Rae Hwa
Cover art by: Han Rae Hwa
Rating: T (maap kalo gak sesuai. author bingung yeth ~_~)
Genre: Romance, Horror, Little bit supernatural
Cast:
- Kim Ji Ho 'Oh My Girl' as Choi Yae Weon
- Jo Youngmin as Youngmin
- Jo Kwangmin as Kwangmin
Support cast:
- Yoo Yeon Joo 'Oh My Girl' as YooA
- Kim Min Hyun 'Oh My Girl' as Min Ji
Annyeong ^^ Rae Hwa comeback/? lagi bawa ni ff ~_~
Disclaimer: karakter asli di dunia nyata hanyalah milik Sang Pencipta. Tapi karakter asli di ff ini asli didapat dari pemikiran author. Dilarang copy paste!! Karena membuat ff butuh pemikiran yang luas dan konsentrasi yang penuh. Tolong hargai :)
N: tanda kurung [ ] di awal dan di akhir kalimat / dialog menandakan kalau Yae Weon tengah bermimpi. Sengaja aku buat kayak gitu supaya tidak membingungkan.
Happy reading :)
Touch Love Trough a Dream part 1
[Angin berhembus begitu kencang di tepian danau yang terletak tak jauh dari sekolahku. Sekolah yang akan kutinggalkan bersama dengan sejuta prestasi dan kenangan manis. Kusilangkan kedua tangan di dada sambil mengalihkan wajah. Dengan kedua kaki yang berdiri tegak di rerumputan hijau bersama dengannya.
“Sudah berapa kali kubilang padamu untuk berhenti menyatakan cinta padaku,” tukasku memecah keheningan.
“Dan sudah kukatakan berapa kali kalau aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu Yae Woo.”
Kutatap Youngie –namja yang ada dihadapanku- dengan lekat.
“Kau tau betapa malunya aku saat kau menyatakan cinta padaku di hadapan seluruh murid sekolah!? Apa tidak ada sedikit rasa bersalah yang hinggap hingga kau terus menerus menyatakan cinta padaku? Aku tidak akan menerimamu!” cercaku tajam.
“Itu karena kau selalu berpikir kalau aku adalah orang yang tak jauh berbeda dengan teman-temanmu itu kan!? Berhentilah berpikir seperti itu! Meskipun kau selalu dikelilingi oleh banyak orang yang hanya memanfaatkanmu, aku yakin pasti masih ada orang yang menyayangimu dengan tulus. Kau tidak percaya padaku?”
“Untuk apa aku percaya padamu?”
“Kau harus tau kalau aku tidak akan memanfaatkanmu seperti teman-temanmu yang lain. Lagipula untuk apa? Untuk menikmati seluruh harta orang tuamu? Kau tau kan, orang tuaku memiliki kekayaan yang tak jauh berbeda untukmu. Untuk hal lain? Bahkan aku sama sekali tidak memiliki pemikiran untuk itu.”
“Aigoo… Sebenarnya apa yang kau lihat dariku eoh!? Bahkan di luar sana masih banyak yeoja yang cantik, pintar dan bersikap baik pada semua orang yang bisa dengan mudah kau miliki. Tapi kau justru melihat aku dengan sikap yang kasar, sombong, angkuh yang bahkan semua orangpun berteman denganku hanya ingin memanfaatkanku," cercaku lagi.
“Memang.. Yang kau katakan benar. Tapi cintaku hanya untukmu, Yae Woo…”
Youngie menatapku dengan lekat. Binaran di kedua matanya seakan menusuk ke jantung hatiku. Aku tidak berani untuk membalas tatapannya dan hanya bisa menunduk dengan mengulurkan kedua tangan ke bawah.
“Pergilah…” kataku pelan. Aku bisa merasakan kalau Youngie agak heran dengan apa yang kuucapkan meskipun aku tidak melihat ekspresinya secara langsung.
“Pergi atau aku yang akan pergi!” tukaskku masih tak berani untuk melihatnya.
Youngie benar-benar tidak menggubris. Ia hanya terdiam mematung sambil terus menggenggam tangkai bunga mawar putih yang ia bawa. Mawar putih. Mawar yang benar-benar sangat kusukai. Kuakui Youngie benar-benar tau tentang apa yang kusukai dan apa yang tidak kusukai. Semuanya dia tau. Tapi entah kenapa rasanya sulit untuk menerimanya.
Mengingat kami yang baru saja lulus SMP bahkan sepertinya sedikitpun aku tidak ada selera untuk mencintai siapa-siapa. Padahal aku tau Youngie adalah namja yang sangat baik dan ceria.
‘Aku minta maaf, Youngie…’ gumamku dalam hati.
Aku berbalik badan dan berlari menjauh dari tempat itu. Air mataku mengalir secara tiba-tiba. Sejujurnya aku merasa bersalah padanya. Tapi… Aku benar-benar minta maaf Youngie.]
Aku membuka kedua mataku secara perlahan. Aigoo, sudah yang keberapa kalinya mimpi itu terus menghampiri tidurku. Kubuka selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhku dan beranjak dari tempat tidur. Kulangkahkan kedua kakiku dengan gontai menuju dapur dan mengambil segelas air putih dingin dari dalam kulkas. Menenggaknya secara perlahan dengan sensasi dingin yang menyeruak di dalam mulutku.
Kududuki salah satu kursi dan meletakan gelas di atas meja sambil terus memandanginya dengan tatapan kosong. Namanya, senyumnya, juga tawanya masih melekat dalam ingatan. Betapa sulitnya melupakan sosok namja itu hingga sekarang. Ditambah dengan mimpi atas kejadian beberapa tahun silam yang bahkan setiap minggu menjadi bunga tidurku.
Dan rasa bersalah juga penyesalan kerap datang menghantuiku setelah memimpikan kejadian itu. Kejadian diamana aku dan Youngie bertemu untuk yang terakhir kalinya. Ya, benar-benar menjadi pertemuan kami yang terakhir. Youngie dinyatakan hilang setelah kami bertemu di danau. Saat itu aku langsung pergi jadi aku tidak tau apa yang dilakukan oleh Youngie. Karena sebelum Youngie menghilang, akulah orang yang ia temui. Dan sampai sekarang aku masih belum mendapatkan kabar darinya. Itu sebabnya aku sangat merasa bersalah dan menyesal telah menyetujui permintaannya untuk menemuinya di danau saat itu. Tapi sejujurnya hingga sekarang, aku masih tetap tidak percaya jika aku yang membuatnya menghilang.
“Kau benar-benar membuatku terkutuk Youngie…”
~
Sore ini aku menyambangi danau tempat dimana aku dan Youngie bertemu untuk yang terakhir kalinya. Udara disini sangat sejuk ditambah pemandangan langit yang berwarna jingga karena matahari akan menenggelamkan cahayanya ke peraduannya. Kudekap tubuhku sendiri saat semilir angin kencang menerpa tubuhku. Membuatku semakin merasa kedinginan juga membuat rambutku bergerak mengikuti arah angin.
Langkahku terhenti di tempat yang sama seperti dulu, di tempat aku berdiri berhadapan dengan Youngie. Bayang-bayang Youngie seakan terlihat nyata bagiku. Aku langsung mengalihkan pandangan dengan berusaha menikmati pemandangan disini, seorang diri.
***
‘Kau benar-benar membuatku terkutuk Youngie…’
Tidak kusangka perkataanku sendiri membuat sebuah perkara bagiku, bagi hidupku. Sudah hampir lima bulan aku tidak bisa merasakan lagi bagaimana nyenyaknya tidurku pada malam hari. Pasalnya banyak mimpi-mimpi aneh nan menyeramkan yang selau menghantui tidurku. Untuk memejamkan mata saja terkadang banyak bayangan-bayangan yang membuatku langsung membuka mataku kembali. Aku tidak mengerti kenapa menjadi seperti itu. Namun seingatku, Youngie pernah datang menemuiku lewat mimpi. Ia berkata,
“Temui aku lagi. Aku ingin bertemu denganmu. Dan selamatkan aku. Lewat mimpi-mimpi itu. Dengan begitu kita akan saling mencintai… Semua bisa terjadi saat kau… Terkutuk.”
Seperti itulah yang diujarkan olehnya padaku. Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud dari ujarannya itu. Temui? Kapan dan dimana aku harus menemuinya? Apa dia dalam bahaya sehingga aku harus menyelamatkannya!? Tapi yang pasti, aku mempercayai kalau aku benar-benar terkutuk. Dengan mimpi-mimpi itu. Pernah aku untuk menyangkalnya tapi kurasa hal itu tidak berpengaruh apa-apa.
***
[Seorang yeoja menyeret seorang namja berpostur tubuh tinggi yang tak sadarkan diri ke sebuah ruangan. Di ruangan itu terdapat sebuah tempat tidur dengan meja kecil di sisi kanan dan kiri. Mirip seperti sebuah kamar. Di sudut kanan ruangan terdapat beberapa alat medis. Aku tidak tau alat apa itu. Ada alat infus juga disana.
Yeoja itu membaringkan namja itu seorang diri seperti ia menyeretnya dari tempat lain ke ruangan itu. Ia menarik meja dengan alat-alat medis itu ke dekat tempat tidur kemudian memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya dan memakai sarung tangan khusus sekali pakai. Tangannya dengan lincah memainkan setiap bagian demi bagian alat medis. Sebuah jarum suntik dengan cairan yang sudah diisi terlebih dahulu, ia tusukkan secara perlahan ke punggung tangan namja itu. Kemudian ia memasangkan selang infus ke bagian yang sudah ia suntikan cairan itu. Alat bantu pernapasan pun ikut dipasangkan yeoja itu pada hidung namja itu. Dan sentuhan terakhir, yeoja itu memasangkan dua buah selang kecil dengan alat yang mirip perekat bundar di bagain ujungya yang ditempelkan di kening sebelah kiri dan kanan namja itu.
Ia membuka sarung tangan dan makser yang ia gunakan dan menaruhnya di atas meja yang berbda dengan meja yang terdapat alat medis itu. Yeoja itu tersenyum puas sambil mengusapkan kedua tangannya. Namun seketika pandangannya beralih padaku. Ia memicingkan kedua matanya sambil berjalan mendekat ke arahku. Aku terpaku dengan punggung yang menempel pada dinding membuatku tidak bisa kemana-mana dengan rasa takut yang terus menghampiri. Ia terus berjalan mendekatiku. Kedua matanya tiba-tiba berubah menjadi merah menyala dengan dua taring giginya seperti vampire. Kemudian ia mengulurkan kedua tangannya dan mencekik leherku dengan kencang.]
Aku segera membuka kedua mataku. Napasku tersengal-sengal dengan jantung yang berdetak cukup kencang. Kusentuh leherku yang ternyata baik-baik saja. Tidak ada luka bekas cekikkan seseorang. Aku bernapas lega sambil terus membuat keadaanku membaik setelah bermimpi. Kulirik jam yang bertengger di dinding. Sudah menunjukkan pukul setengah enam. Akhirnya aku memutuskan untuk mandi dan bersiap ke sekolah.
Hari ini aku bersekolah di sekolah yang baru. Entah kenapa eomma dan appa tiba-tiba memindahkanku ke sekolah ini. Sekolah yang jauh lebih modern dan lebih mewah dari sekolahku yang lama. Dan aku menyukainya. Semoga saja orang-orang munafik seperti teman-temanku itu tidak kutemukan lagi di sekolahku yang baru.
Sebelum memasuki kelas, aku mampir sebentar ke toilet untuk mengoleskan cream wajahku agar kantung mataku tidak lagi terlihat hitam. Aku lupa memakainya saat di rumah. Setelah selesai, aku beranjak pergi menuju kelasku.
“Heol.. Apa orang-orang munafik itu akan kutemukan lagi disini? Semoga saja tidak,” gumamku sambil berjalan dengan santai di koridor lantai tiga. Namun,
Bruukk.. Seorang namja menyenggol bahuku dengan kasar. Aku terjatuh dan meringis kesakitan sambil memegangi bahuku. Bukannya meminta maaf dan menyesali perbuatannya, namja itu justru melongos pergi begitu saja.
“Ya! Kau fikir kau siapa berani menyenggolku tanpa meminta maaf dan melongos pergi seperti itu!?” aku berteriak pada namja itu dan mengundang perhatian banyak orang di sekitarku. Namja itu menoleh sejenak lalu melanjutkan langkahnya.
“Ya!” pekikku.
“Ya! Kau pikir ini sekolah milik nenek moyangmu!? Seenaknya saja berteriak seperti itu disini,” ujar salah satu murid yeoja dengan berjalan sok anggun mendekatiku. Aku menatapnya dengan sinis.
“Bukan urusanmu!” ketusku sambil berusaha berdiri dan berlalu darinya.
TBC~
Ameliarizkip Posted via Blogaway
Tidak ada komentar:
Posting Komentar