Title: Touch Love Trough a Dream (part 9) - ending
Author: Han Rae Hwa
N: tanda kurung [ ] di awal dan di akhir kalimat / dialog menandakan kalau Yae Weon tengah bermimpi. Sengaja aku buat seperti itu agar tidak membingungkan.
Happy reading ^^
Touch Love Trough a Dream part 9 (ending)
Setelah mandi dan berganti pakaian, aku menulis surat untuk kedua orang tuaku lalu menyimpannya di laci meja yang ada di kamar mereka.
Aku menghela napas panjang dan menghembuskannya, "Eomma.. Appa.. Aku minta maaf. Mungkin inilah yang terbaik. Bekerjalah seperti biasanya. Teruslah menjadi orang sibuk agar kalian tak perlu memikirkanku lagi. Terimakasih atas semuanya. Aku.. pergi.."
Aku beranjak pergi dari rumah. Mengitari kota Seoul di siang menjelang sore hari untuk yang terakhir kalinya sebelum aku benar-benar pergi meninggalkan dunia ini. Namun langit yang tadinya terlihat cerah berubah menjadi gelap. Aku mempercepat langkahku sebelum hujan turun.
Tak terasa langkahku sudah sampai di tepi danau. Aku meletakkan mawar putih yang sempat kubeli sebelum kesini. Kukembangkan senyum di wajahku seraya duduk di rerumputan dan menghela napas panjang.
“Youngie, YooA, aku datang. Tapi… Youngie.. bagaimana caranya aku menyelamatkanmu? Bagaimana caranya aku menyelamatkan ingatanmu? Bahkan aku tidak tau apa kau masih hidup atau tidak di dalam sana,” gumamku seraya memainkan air di permukaannya. Namun air itu seketika bergemuruh dan sebuah tangan muncul ke permukaan danau. Aku tercengang. Inikah saatnya aku pergi?
Aku menoleh ke belakang. Tidak ada tanda-tanda dari si kembar yang datang menyusulku kesini. Mungkin saja mereka akan mencegahku. Tapi rasanya tidak mungkin. Aku kembali menatap tangan itu dengan lekat. Kuhela kembali napas panjang dan menghembuskannya. Perlahan salah satu tanganku meraih tangan yang pucat pasi itu. Tanpa mengulur waktu, tangan itu menarikku masuk ke dalam air dan benar-benar menenggelamkan seluruh tubuhku. YooA tersenyum dengan sumringah tepat di hadapanku. Kemudian kedua matanya terpejam.
Kutahan napasku sebisa mungkin. Aku ingin menangis. Benar-benar ingin menangis dan ingin secepatnya mengakhiri semua ini. Tapi, Youngie. Dimana dia? Bagaimana aku harus menyelamatkannya? Kuedarkan pandangan ke sekelilingku. Tidak nampak sosok Youngie di sini. Apa yang harus aku lakukan? YooA mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Inikah caranya ia mengambil tubuhku? Youngie, mianhae. Aku tidak bisa menyelamatkanmu. Aku benar-benar tidam tau. Dan Youngmin.. Hiduplah dengan baik bersama YooA. Semoga tubuhku yang YooA gunakan tidak mengurangi ingatanmu akan diriku. Saranghae.
Kupejamkan kedua mata sambil mendekatkan tubuhku pada YooA.
[Aku membuka kedua mataku. Semilir angin menyambutku dengan begitu damai. Rambutku bergerak kesana kemari mengikuti arah angin. Rerumputan hijau membentang luas di hadapanku. Sebuah pohon cherry yang rindang menarik perhatianku. Aku berjalan menghampirinya. Ada sebuah ayunan kayu dengan tali yang terlilit erat ada batang pohon yang kokoh. Aku duduk di ayunan itu. Kuulas senyum merekah di wajahku. Perlahan, ayunan ini bergerak dan berayun ke depan dan ke belakang. Aku berpegangan erat pada tali di sisi kanan dan kiri. Saat menoleh, seorang namja mengayunkannya dari belakang dan mengulas senyumnya yang manis. Aku ikut tersenyum dan mulai menikmati kebersamaan kami. Belum pernah aku merasakan senyaman ini.]
“Yae Woo-ya.. Andwae!”
Aku tersadar dan membuka kedua mataku lebar-lebar saat seseorang menarik tubuhku dari belakang. Menjauh dari tubuh YooA. Aku memandang YooA yang seakan tidak rela. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. Kedua tangannya terulur ke depan, berharap dapat meraih kembali tanganku. Namun tenaga namja yang bahkan tidak kuketahui ini lebih besar dan berhasil menarikku ke permukaan danau. Setelah itu aku tak sadarkan diri dengan air yang masuk ke dalam mulut dan juga hidungku.
“Yae Woo-ya ireona. Yae Woo-ya.. kumohon..”
Telingaku samar-samar mendengar seseorang menyerukan namaku. Perlahan kedua mataku terbuka. Aku mengerjapkan kedua mataku agar bisa melihat sosok yang ada di hadapanku dengan jelas. Dengan terbatuk-batuk, air mulai keluar dari mulutku.
Youngmin menyandarkan kepalaku dalam dekapannya seraya memandangku penuh kecemasan. Perlahan ia memperlihatkan senyumnya yang manis.
“Syukurlah kau sudah sadar Yae Weon..” ujar sorang yeoja dengan senyumnya yang sangat cantik.
“M-min Ji-ya. Itukah kau?” tanyaku dengan suara yang parau.
Yeoja bernama Min Ji itu mengangguk seraya menggenggam erat kedua tanganku.
“B-bagaimana bisa kau ada disini? S-siapa yang menyelamatkanmu eoh?”
Min Ji mengalihkan pandangannya dariku dan mulai bercerita, "Tadi siang para penculik itu sedang pergi. Disaat itu Kwangmin datang. Aku juga tidak tau kenapa ia tiba-tiba saja datang ke rumah lamaku. Kwangmin masuk ke dalam rumah dan menyerukan suaranya. Untung saja para penculik itu tidak menyekap mulutku. Jadi saat tau Kwangmin berada di dekat ruangan tempatku berada, aku langsung menjerit meminta tolong padanya. Kau tau? Ada tiga ular berbisa yang siap membunuhku jika saja Kwangmin tidak datang tepat waktu. Dan kami berhasil melarikan diri sebelum para penculik itu kembali," Min Ji menoleh ke arah Kwangmin.
"Yae Weon pernah bilang ia memimpikanmu berada di kamarmu yang penuh dengan foto-foto kita. Dan kamar itu terdapat di rumah lamamu. Dia juga bilang padaku kalau nyawamu sangat terancam. Jadi tidak ada salahnya kalau aku segera mengeceknya kesana," jelas Kwangmin seraya memandang Min Ji dan aku secara bergantian, "Ah bodoh sekali aku. Kalau tau Min Ji ada disana, aku pasti akan segera datang kesana sejak lama," lanjutnya seraya menundukkan kepalanya.
“Jika kau tidak bilang pada Kwangmin kalau nyawaku sedang terancam, mungkin Kwangmin tak akan datang menyelamatkanku. Dan mungkin aku tidak akan permah bertemu denganmu Yae Weon. Gomawo,” Min Ji kembali mengulas senyumnya yang mengembang.
"Lalu, apa benar YooA tau dimana keberadaanmu?" Tanyaku penasaran.
Min Ji menyilangkan kedua tangannya di dada, "Tentu saja. Bahkan dia dalang dari penculikan ini. Ia menculikku karena aku tau kalau dia telah melakukan pencucian otak terhadap Youngmin. Dia tidak ingin orang lain tau tentang hal itu. Jadi dia berusaha untuk melenyapkanku dari dunia ini. Benar-benar kejam saat tau sahabatku sendiri melakukan itu padaku," ujarnya membuatku tersentak kaget. Benar-benar tidak kusangka.
"Pencucian otak!? Lalu, bahkan YooA sudah meninggal. Bagaimana bisa kau terus diculik seperti itu?"
"Aku tidak tau pasti. Tapi sepertinya para penculik itu tidak tau kalau YooA sudah meninggal. Jadi mereka terus menculikku dan tidak membebaskanku. Tapi tiba-tiba saja mereka memasukan tiga ular berbisa ke ruangan itu."
Aku mendengarkan penuturan Min Ji dengan seksama.
“Ya! Kau masih ingat denganku?” tanya Youngmin.
Aku menoleh padanya, “Heh?”
“Yae Woo tidak melupakan Youngie kan!?”
“K-kau.. Jadi kau..” kataku terbata-bata.
Youngmin tersenyum merekah. Aku telah menemukan Youngie yang dulu membuatku terkutuk seperti ini. Bahkan selama ini aku tidak mengenal Youngmin sebagai Youngie sama sekali. Tapi.. apa itu tandanya aku telah menyelamatkan Youngie? Aku telah menyelamatkan ingatannya!?
"Saat terakhir kali aku bertemu denganmu disini, aku berniat untuk bunuh diri dengan menenggelamkan diriku di danau. Bodoh sekali ya aku?" Ujar Youngmin diselingi tawa kecilnya, "Tapi YooA menyelamatkan nyawaku. Dan dia melakukan pencucian otak terhadapku seperti yang Min Ji bilang. Seluruh ingatanku hilang. Termasuk ingatan akan dirimu," lanjut Youngmin.
“Jadi, itu sebabnya kau tidak mengenalku, dan juga sebaliknya!? Ah, kemarin suara jeritanmu selalu terngiang-ngiang di telingaku. Kau memintaku untuk memyelamatkanmu dan menyelamatkan ingatanmu. Lalu bagaimana kau ingat denganku sekarang?" Tanyaku penasaran.
Ia mengernyitkan keningnya seraya berpikir, "Aaa, saat aku kembali dari rumahmu, tiba-tiba saja kepalaku sakit dan aku pingsan. Dan selama aku pingsan, semua yang pernah kulalui semasa SMP terekam jelas. Dan semua ingatanku kembali. Tentu saja aku juga mengingatmu," jelasnya.
"Ng.. Lalu bagaimana kalian tau kalau aku ada disini?"
"Ya! Kau baru saja siuman tapi sudah banyak pertanyaan yang terlontar dari bibirmu!" Tukas Youngmin yang membuatku malu sendiri.
"Biarkan saja! Aku kan memang penasaran. Jadi tidak ada salahnya jika aku banyak bertanya," belaku.
Youngmin, Kwangmin dan Min JI tertawa kecil. Youngmin lalu mengambil setangkai mawar putih yang kutinggalkan tadi.
“Kejadian itu terjadi di danau ini. Aku yakin kau ada disini. Dan aku melihat ini. Mawar putih kesukaanmu," ujarnya seraya tersenyum.
"Kau pernah bilang padaku kalau YooA meninggal karena kecelakaan di rumahnya. Tapi kenapa arwahnya ada di dalam danau? Dia terus menarikku masuk ke dalam danau," Pandanganku langsung beralih pada danau.
"Tubuh YooA ditemukan di danau ini beberapa hari yang lalu saat kau keluar dari rumah sakit. Ternyata ada kejadian dibalik meninggalnya YooA. Dia sengaja di dorong oleh appa tirinya hingga jatuh dari tangga dan menyebabkan ia meninggal. Appa tirinya menginginkan seluruh harta dari eomma kandungnya. Dan kau tau? Tubuh YooA dibuang ke danau oleh appa tirinya tanpa sepengetahuan siapapun. Tapi ternyata ada saksi yang melaporkan kalau ia melihat kejadian itu pada polisi. Benar-benar mengejutkan."
Aku tertegun mendengarnya. Apa selama ini YooA kesepian, hingga menginginkan tubuhku untuk ia gunakan agar dapat hidup kembali? YooA, aku minta maaf.
“YooA menginginkan salah satu dari kita. Aku tidak mungkin menyerahkanmu begitu saja padanya. Apalagi saat mengetahui bahwa kau adalah Youngie.”
“Benarkah? YooA menginginkan nyawa diantara kita berdua?”
“Dia sangat mencintaimu. Seperti besarnya cintamu padaku.”
“Memangnya kau tau seberapa besar cintaku padamu?”
“Tentu saja Youngie,” ujarku sambil terus mengulas senyum meledek.
Youngmin mendekap tubuhku lebih erat lagi, "Aku tidak akan membiarkanmu pergi dan meninggalkanku. Kumohon, jadikanlah aku sebagai pelindungmu. Sebagai seseorang yang selalu menjaga dan menemani keseharianmu. Aku benar-benar tidak bisa mencintai yeoja lain selain kau Yae Woo," lirih Youngmin.
“Ya! Bahkan kau masih menyebutku dengan nama itu,” ketusku namun dengan suara yang masih parau.
“Ya! Bahkan disaat keadaanmu seperti ini pun kau masih saja berkutik seperti itu.”
Youngmin, Kwangmin dan Min Ji kembali tertawa bersama.
"Aku akan membiarkanmu menjadi pelindungku. Aku akan membiarkanmu menjagaku. Dan aku akan membiarkanmu mencintaiku setulus hatimu. Terimakasih telah menjaga kesetiaan cintamu padaku. Aku.. Mencintaimu Youngmin. Ah tidak! Aku mencintaimu Youngie.. Aku benar-benar mencintaimu," ujarku seraya memeluk Youngmin dengan erat. Dingin yang menusuk tubuhku rasanya seakan sirna ketika tubuh ini kupeluk dengan sangat eratnya.
"Benarkah?" Tanya Youngmin tak percaya.
Aku hanya mengangguk dengan cepat.
“Tapi bagaimana dengan YooA?” tanyaku yang baru tersadar akan sosok YooA.
Youngmin menoleh ke arah Kwangmin lalu sama-sama mendelik ke arah gelang dengan gantungan nama YooA yang masih mereka kenakan. Mereka melepaskan gelang itu dan membuangnya ke danau.
“Aku minta maaf YooA. Tapi kau tidak bisa melakukan ini padaku. Sekalipun kau mencintaiku sebesar cintaku pada Yae Weon, tapi aku tidak pernah bisa untuk mencintaimu. Kuharap kau mengerti. Dan kuharap kau bisa menemukan kebahagiaan di alam sana meski tanpaku YooA. Selamat tinggal,” ujar Youngmin sambil memandang lurus ke arah danau yang kembali tenang.
"Aku minta maaf Yae Weon, atas ide gilaku itu. Kupikir kau tidak aka melakukan hal itu. Tapi kau cukup berani dan merelakan dirimu sendiri demi kami semua," ucap Kwangmin menyesal.
"Ani. Justru karena kejadian ini kita semua jadi mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Mengetahui yang tidak pernah kita tau sebelumnya. Dan karena kejadian ini, aku menemukan cintaku. Mungkin saja dulu aku terlalu egois. Tapi sekarang aku belajar dari semuanya. Bukankah dibalik sebuah peristiwa ada hikmah yang kita dapat? Mungkin inilah hikmahnya," aku tersenyum tulus pada Kwangmin.
Kami semuapun tersenyum bersama-sama dan saling memeluk satu sama lain.
Aku tidak tau kalau ternyata semuanya akan berakhir seperti ini. Aku juga masih tidak percaya akan mengorbankan diriku sendiri demi mereka. Mengingat sifat dan sikapku yang bahkan jauh dari kata baik. Tapi aku senang. Setidaknya semua kejadian ini sudah memberiku banyak pelajaran dan pengalaman. Gomawo Youngie. Saranghae.
The end...........
Rabu, 23 September 2015
[FF] Touch Love Trough a Dream part 9
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
My Strength

Tidak ada komentar:
Posting Komentar