Rabu, 03 September 2014

[FF] Alarm part 2

Alarm part 2

   "Aku ingin pulang!" Tegas Naeun
   Kwangmin menoleh. Ada kerutan yang sengaja ia buat di keningnya ketika ia melihat wajah pucat Naeun.
   "Apa kau sakit Naeun-ah?"
   Salah satu tangannya meraih rahang Naeun. Namun Naeun menepisnya dengan lembut.
   "Ani. Aku ingin pulang!" Tegasnya lagi sambil memandang Kwangmin.
   "B-baiklah.. Kita pulang.."
   Kwangmin bangkit diikuti Naeun, dengan menggenggam tangan Naeun.

   Ada perasaan yang menggebu-gebu dihati Youngmin. Sesak didadanya semakin menjadi. Amarahnya kini tak terkendali.

   "Aaarrrgghhh.."

   Prang... Cermin yang menampakan wajahnya kini pecah dan membuat banyak garisan tak menentu. Darah mulai mengucur dari tangannya ke wastafle.

   Kwangmin dan Naeun yang baru saja pulang, tak sengaja mendengar suara benda yang pecah. Mereka segera berlari menuju kamar Youngmin. Karena mereka mendengar suara itu bersumber dari kamar Youngmin.

   Youngmin mengatur nafasnya. Ia jatuh terkulai ke lantai dengan posisi duduk dan bersandar didinding. Ia mengusap kepalanya dengan kedua tangannya.

   "Youngmin-ah.. Waeyo?"
   "Omo.. Tanganmu terluka Youngmin-ah.." Naeun meraih tangan Youngmin yang terluka.
   Youngmin menatap gadis yang berada tepat dihadapannya. Matanya seketika berbinar. Jantungnya kini berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
   "Kaja! Biar ku obati." Naeun membantu Youngmin berdiri dan menyuruhnya untuk duduk di tepi tempat tidur.

   "Apa yang kau lakukan?" Tanya Kwangmin saat Naeun mulai mengobati luka ditangan Youngmin.
   "..." Youngmin tak menjawab
   "Jadi kau tidak mau berbagi kepadaku?"
   "Tadi kalian habis dari mana?" Tanya Youngmin mengalihkan pembicaraan
   "Hanya jalan-jalan sebentar." Jawab Naeun.
   Kedua bola mata itu mulai memperhatikan setiap gerak-gerik yang dibuat oleh Naeun. Jantung nya kembali berdetak cepat.
   "Apa Kwangmin bersikap kasar padamu?"
   "Mwoya? Kenapa kau berbicara seperti itu, eoh? Kau pikir aku sering berlaku kasar kepada seorang yeoja!?" Tatap Kwangmin
   "Aku hanya basa-basi."
   "Baiklah.. Sudah selesai. Kwangmin-ah, kau bisa mengurusi kerusakan dikamar mandi Youngmin kan!?" Cetus Naeun
   "Ah, ne. Aku akan mengurusnya."
   "Gomawo. Aku ingin istirahat. Bisakah kalian tinggalkan aku sendirian?"
   "Baiklah.." Naeun tersenyum.

***

   "Ah, annyeonghaseyo chagiya. Aku sudah buatkan roti isi untukmu."
   "Jinjja?" Naeun duduk dan mengambil roti buatan Kwangmin, "Kau menaruh selai apa didalamnya?"
   "Selai strawberry. Dulu Eunji sangat menyukai roti isi rasa strawberry. Bahkan dia bisa menghabiskan hingha tiga roti isi."
   Naeun yang sedang mengunyah roti seketika berhenti. Roti ditangannya ia taruh di piring. Sementara tangannya yang lain meraih gelas yang berisi susu putih lalu meminumnya sedikit.

   "Annyeonghaseyo hyung.." Sapa Kwangmin pada Youngmin yang baru saja turun dari tangga.
   "Aku ingin teh hangat. Bisakah kau buatkan untukku?"
   Kwangmin mengangguk sambil tersenyum. Belum sempat ia mengambil sebuah gelas, handphone nya berdering.
   "Sebentar yaa.." Ucap Kwangmin lalu pergi meniggalkan dapur yang berdekatan dengan ruang makan.
   "Biar aku saja yang buatkan." Sahut Naeun.
   Naeun mengambil gelas yang tadi hendak diambil oleh Kwangmin. Ia menaruh gelas itu dimeja lalu menuangkan air panas kedalamnya. Naeun menoleh sebentar ke arah Youngmin. Dan hal itu membuat ia tidak fokus kepada gelas dengan tuangan air panas itu. Tak sengaja tangannya menyenggol gelas itu hingga air didalamnya tumpah. Dan tangannya tersiram air panas cukup banyak.
   "Ahh.."
   "Naeun-ah.." Youngmin bangkit dan menghampiri Naeun, "Neo gwaenchanayo?" Tanya Youngmin dengan panik.
   Ia meraih tangan Naeun yang terluka lalu meniupnya.
   Dengan rasa nyeri ditangannya, Naeun justru menghiraukannya. Matanya menatap Youngmin. Bibirnya menyimpulkan sebuah senyuman.

   "Mianhae..yo.." Seru Kwangmin saat ia datang. Matanya mendelik ke arah dua orang dihadapannya.
   Naeun menoleh dan melepaskan tangannya dari tangan Youngmin. Sementara Yougmin menjadi salah tingkah.
   "Mianhae.." Gumam Youngmin.
   "Waeyo Naeun-ah?" Tanya Kwangmin saat Naeun terus meniupi tangannya
   "Tanganku tersiram air panas. Tapi kau tidak perlu khawatir."
   "Aigoo.. Kaja! Biar ku obati."
   Kwangmin meraih tangan Naeun lalu membawanya pergi menjauh. Sementara Youngmin terus memperhatikannya.

   Dengan tenang dan penuh perasaan, Kwangmin mengobati tangan Naeun yang terluka karena tersiram air panas.

   "Sudah selesai.."
   "Gomawo.. Kwangmin-ah, maukah mau menemaniku ke toko buku? Aku ingin membeli sebuah novel."
   "Baiklah. Nanti siang aku akan menemanimu."

   Siangnya..

   Kwangmin dan Naeun terus menyusuri jalan menuju ke toko buku yang letaknya lumayan jauh dari rumah. Naeun memperhatikan genggaman tangannya bersama tangan Kwangmin. Sebuah senyuman terpancar dari wajahnya.

   Mereka memasuki sebuah toko buku yang cukup besar. Dengan langkah yang pasti, Naeun berjalan menuju ke salah satu rak buku dengan bertuliskan kata 'NOVEL' pada bagian atasnya.
   Diambilnya salah satu novel dengan judul dan gambar yang menarik perhatiannya. Sekilas ia membaca sinopsis yang terdapat di cover belakang buku.
   Wajahnya sumringah ketika ia selesai membaca sinopsisnya.

   Kwangmin membawa salah satu buku pilihannya di rak tak jauh dari Naeun. Ia tersenyum sembari menghampiri Naeun.
   "Naeun-ah.. Coba lihat buku ini!" Kwangmin memberikan buku ditangannya kepada Naeun, "Itu adalah salah satu buku kesukaannya Eunji. Aku tidak menyangka buku ini dicetak dan dijual lagi. Padahal saat itu aku sangat susah mencarinya kemana-mana. Karena bukunya telah laku habis terjual. Dan Eunji memintaku untuk mencari buku itu hingga aku harus menemukannya untuk Eunji."
   "Jinjja!?"
   Kwangmin mengangguk, "Eunji sudah menunggu buku ini selama dua bulan sebelum buku itu dijual dipasaran. Makanya Eunji memintaku untuk mencarikannya."
   "Geurae.."
   Naeun menunduk.
   "Kau harus membacanya. Kau pasti jauh menyukainya dari pada buku ini." Kwangmin meraih buku ditangan Naeun.
   Naeun terperanjat kaget saat Kwangmin tiba-tiba mengambil buku ditangannya dan menaruh kembali ditempat semula sebelum Naeun mengambilnya.
   "Kenapa kau menaruh buku itu? Aku kan ingin membelinya."
   "Kau harus membaca buku itu Naeun-ah! Kaja! Aku akan membayar buku itu lalu kita pulang." Jawab Kwangmin lalu pergi menuju kasir.
   Naeun memanyunkan bibirnya. Matanya masih menatap buku itu, seperti tidak ingin terpisah darinya
   Buku dengan cover berwarna peach dengan judul 'Cinta Lama Yang Hilang' berhasil membuat Naeun jatuh cinta pada buku itu. Tapi Naeun harus meninggalkan buku itu tetap di tempatnya.
   Perlahan ia pergi meninggalkan rak buku itu dan pergi menuju Kwangmin yang sudah berada dikasir terlebih dahulu.

   Kwangmin membayar buku yang ia pilih lalu membawanya pulang ke rumah.

   Youngmin duduk disebelah Naeun yang sedang membaca buku yang baru saja ia beli bersama Kwangmin.
   "Sedang baca buku!?"
   Naeun menoleh lalu mengangguk.
   "Sejak kapan kau menyukai novel dengan penulis itu?"
   "Sejak Kwangmin menyuruhku untuk membeli buku ini."
   "Jadi, bukan keiginanmu untuk membaca buku itu?"
   "Begitulah.."
   "Lantas kenapa kau tetap membaca novel itu? Naeun-ah, jangan pernah memaksakan sesuatu hal yang tidak membuatmu merasa nyaman. Apalagi hatimu tidak berada disitu."
   Naeun tersenyum lalu melanjutkan membaca. Dengan jail, Youngmin meraih buku yang ada digenggaman Naeun. Ia membawanya berlari dan menjauh dari Naeun.
   "Youngmin-ah.. Tidak sopan! Kembalikan!!" Ucap Naeun yang mengejar Youngmin
   "Ani! Habis kau tidak mau mendengarkan kata-kataku." Jawab Youngmin masih berlari.

   Akhirnya Naeun dan Youngmin saling berlarian diruang tengah. Dengan tawa yang membuat mereka justru makin semangat.

   "Whoaahh.."
   Kaki Naeun terselingkat karpet yang membuatnya jatuh. Jatuh ke atas tubuh Youngmin.

   Jantungnya berdetak lebih kencang saat ia merasakan ada yang menyentuh bibirnya. Matanya membulat. Ia menatap kedua bola mata seseorang tepat dihadapannya yang hanya berjarak lima jengkal.
   Naeun tak bisa memungkiri bahwa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.
   "Ah, mianhae.." Ucap Naeun yang mulai tersadar dan bangkit dari tubuh Youngmin. Youngmin pun ikut bangkit.
   "Ani. Itu salahku. Seharusnya aku yang minta maaf."
   Youngmin membereskan bajunya yang agak berantakan.

   Kwangmin menyantap makan malamnya dengan lahap. Sementara Naeun dan Youngmin saling terdiam.
   "Hey, ada apa dengan kalian berdua?"
   "Gwaenchana." Jawab Youngmin dan Naeun hampir bersamaan.
   "Aku sudah kenyang. Aku ke kamar duluan."
   Youngmin berdiri diikuti Naeun.
   "Aku juga."

   "Youngmin-ah.. Tunggu."
   Naeun menahan Youngmin dengan menggenggam tangannya.
   "Waeyo?"
   "Tentang tadi siang.. Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak sengaja melakukannya."
   Youngmim tersenyum.
   "Sudahlah, aku kan sudah bilang kalau itu bukan kesalahanmu. Lupakan peristiwa yang tadi. Aku tidak ingin menyakiti perasaan Kwangmin jika ia tau."

   "Tau apa?" Tanya Kwangmin yang tiba-tiba datang.
   Youngmin tak menjawab. Ia justru masuk kedalam kamarnya dan meninggalkan Naeun dan Kwangmin yang saling bertatapan.

   "Dia aneh.." Kwangmin menoleh ke arah Naeun lagi, "Istirahatlah." Kwangmin bergegas pergi ke kamarnya.

   Sementara Naeun tersenyum kecil lalu kembali ke kamarnya yang tak jauh dari kamar Youngmin dan Kwangmin.

***

   Naeun membuka pintu kamarnya hanya dengan menggunakan sebalut handuk yang menutupi bagian dadanya hingga bagian pahanya.
   "Bolehkah aku meminjam salah satu baju dari kalian? Aku kehabisan baju bersih."

   Youngmin dan Kwangmin yang sedang menonton televisi menoleh ke arah Naeun. Mata mereka terbelakak sementara mulut mereka sedikit menganga. Bahkan handphone yang di pegang oleh Kwangmin, dan remot televisi yang ada digenggaman Youngmin terjatuh.

   "Hey, kenapa kalian memandangku seperti itu?"
   Pertanyaan Naeun membuyarkan lamunan kedua anak kembar itu.
   "Ah.."
   Pipi Kwangmin nampak merah merona.
   "Ah, kau bisa memakai baju Eomma."
   Youngmin bangkit lalu mengajak Naeun ke kamar Eomma nya. Sementara Kwangmin memperhatikan kepergian mereka.

   Youngmin membuka lemari pakaian Eomma nya lebar-lebar. Dengan pipi yang sama merah meronanya dengan Kwangmin.
   "Pilih saja yang kau suka. Setelah ini aku akan mengajakmu untuk membeli pakaian baru."
   Youngmin menutup pintu kamar itu lalu pergi berlalu.

   Naeun keluar dari kamar dengan memakai baju milik Eomma mereka yang lagi-lagi membuat kedua anak kembar itu terpana.
   "Kau sangat cantik chagiya." Puji Kwangmin.
   Naeun memang sangat cantik mengenakan dress yang panjangnya selutut milik Eomma Jo Twins, panggilan Youngmin dan Kwangmin.
   "Gomawo."
   "Kaja." Youngmin berdiri dan berjalan menuju pintu, mendahului Kwangmin dan Naeun.

 TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength