Senin, 08 September 2014

[FF] Alarm part 3

Alarm part 3

   'Aku mencoba bertemu orang lain tetapi, sebelum aku tahu itu.. Alarm kembali berbunyi. Duniaku sudah berhenti. Aku tidak bisa menemukan cinta yang baru. Hidup sendiri, aku tidak bisa mewujudkan harapanku.'

  Youngmin mengajak Naeun dan Kwangmin pergi ke salah satu mall terbesar di kota Seoul.
   Naeun memilih-milih baju disalah satu butik.

   "Naeun-ah.. Lihat baju ini."
   Kwangmin menghampiri Naeun dengan membawa baju pilihannya.
   "Bagus. Tapi aku tidak menyukai warnanya. Terlalu mencolok."
   Naeun memperhatikan baju pilihan Kwangmin yang berwarna merah menyala.
   "Jinjja? Tapi baju ini bagus. Dulu Eunji selalu membeli baju dengan warna-warna seperti ini. Ia sangat menyukainya. Aku yakin kau akan terlihat lebih cantik." Sahut Kwangmin lalu pergi.
  Naeun memanyunkan bibirnya. Baju itu memang terlihat manis. Apalagi jika Naeun yang memakainya. Tapi bagi Naeun, warna baju itu terlalu mencolok hingga membuat Naeun tidak terlalu menyukainya. Terlebih saat mendengar alasan lain kenapa Kwangmin memilihkan baju itu untuknya.

   "Naeun-ah.. Ku kira baju ini sangat bagus jika kau mengenakannya. Kau masih menyukai warna merah muda kan!?"
   Youngmin menghampiri Naeun dan memperlihatkan baju pilihannya.
   "Aigoo.. Bajunya terlihat sangat cantik. Sampai saat ini pun kau masih mengetahui hal sekecil itu?"
   Youngmin mengangguk lalu tersenyum dan tersipu malu
   "Kau akan membeli baju merah itu?" Tanya Youngmin saat pandangannya tertuju ke baju yang dipegang Naeun.
   Naeun terdiam. Ia terus memperhatikan baju yang dipilihkan oleh Kwangmin itu.
   "Molla. Kwangmin bilang, aku akan terlihat cantik jika mengenakan baju ini." Ucap Naeun dengan murung.
   "Lalu kenapa kau nampak murung. Apa kau tidak menyukainya?"
   Naeun mengangguk.
   Youngmin menepuk pundak Naeun dengan pelan.
   "Kau tidak harus memakai baju itu jika kau memang tidak menyukainya. Kau akan terlihat cantik jika kau selalu bersikap baik kepada semua orang. Tak mesti dengan baju itu."
   "Tapi.."

   "Naeun-ah.. Youngmin-ah.. Setelah ini kita nonton bioskop ya!? Ada film baru. Temanku bilang film nya sangat bagus! Kalian mau kan?"
   Naeun dan Youngmin mengangguk.

   Setelah membayar beberapa baju yang dibeli oleh Naeun, mereka bertiga segera pergi ke bioskop dilantai paling atas. Kwangmin membeli tiket sementara Naeun menemani Youngmin untuk membeli camilan.
   "Kaja." Ajak Kwangmin memasuki ruang teater 1.

   Naeun duduk diantara kedua namja kembar itu. Kwangmin duduk disisi kanannya sementara Youngmin duduk disisi kirinya.
   Awalnya Naeun masih bisa mencerna film yang ia tonton. Tapi memasuki setengah jam pemutaran filmnya, Naeun nampak ketakutan. Ia tidak tau jika film yang ia tonton adalah film bergenre horor. Dan Naeun sangat tidak menyukainya.

   Beberapa kali ia harus menutupi kedua matanya dengan menggunakan tangan.
   "Neo gwaenchanayo Naeun-ah?" Kwangmin menoleh
   "N-nan gwaenchana."
   Jawaban Naeun membuat Kwangmin lega. Ia justru meneruskan menonton lanjutan film itu tanpa tau apa yang Naeun rasakan.

   Naeun mulai tegang. Film yang ia tonton membuat jantungnya berpacu lebih cepat dibadingkan saat ia menaiki wahana-wahana ekstrim di beberapa tempat hiburan.

   "Aaaarrrggghhhhh...."
   Teriakan keras yang bersumber dari pengeras suara membuat Naeun terkejut. Dengan refleks, ia memalingkan wajahnya ke pundak Youngmin.
   Youngmin menoleh dengan cepat saat Naeun menutupi wajahnya tepat dipundak sebelah kanannya. Ia merasakan kekhawatiran yang berlebih terhadap Naeun. Karena Youngmin tau kalau Naeun sangat tak menyukai film horor.

   "Neo gwaenchana Naeun-ah?"
   Naeun menggeleng dengan pelan, "Bawa aku pergi dari sini. Aku mohon!" Ringis Naeun
   "Kwangmin-ah.. Aku dan Naeun menunggumu diluar." Bisik Youngmin pada Kwangmin
   "Wae?"
   "Naeun merasa tidak enak badan. Aku ingin membawanya keluar."
   "Ah, baiklah."

   Perlahan Youngmin menopang tubuh Naeun keluar dari ruang teater 1. Youngmin membawa Naeun duduk disalah satu kursi tak jauh dari bioskop. Ia membelikan air mineral untuk Naeun yang masih terliat pucat.
   "Minumlah.. Kuharap kau bisa lebih tenang."
   Naeun meraih botol mineral itu lalu membukanya dengan tangan gemeteran.
   "Ahh.."
   Saat meminumnya, Naeun justru tak sengaja menumpahkan air dari dalam botol ke bajunya.
   "Kau ini ceroboh sekali. Sini, biar kubersihkan."
   Dengan lembut Youngmin mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya dan membersihkan tumpaham air dibaju Naeun.
   "Gomawo."
   "Aku tegaskan sekali lagi. Jika kau tidak menyukai sesuatu hal, jangan pernah kau melakukannya meskipun ada unsur paksaan. Aku mohon Naeun! Aku tidak mau kau seperti ini! Kedua orang tuamu menitipkanmu padaku. Jadi aku harus bertanggung jawab atas kau."
   Mereka saling bertatapan. Dan seketika langsung berbinar. Tanpa terasa, air mata Naeun mulai membasahi pipi chubby nya.
   "Kau benar.. Tidak seharusnya aku seperti ini terus. Aku tidak boleh lemah. Aku tidak boleh terus menerus memaksakan kehendak Kwangmin. Dan berhenti melakukan hal yang tidak aku sukai!" Tegas Naeun dengan pancaran mata yang kuat bagai karang
    "Mworago? Memaksakan kehendak Kwangmin? Apa selama ini Kwangmin selalu mendesakmu untuk melakukan suatu hal yang membuatmu tidak merasa nyaman?"
   Naeun menunduk lalu mengangguk dengan pelan.

   "Hey, aku sudah selesai. Film nya kurang menantang. Seharusnya yeoja yang menjadi pemeran utamanya meninggal karena dibunuh oleh setan itu."
   "Kita pulang sekarang. Kaja!"
   Youngmin bangkit sambil menggenggam tangan Naeun dan berjalan mendahului Kwangmin.
   "Hey, tunggu! Kau ini! Aku kan pacarnya Naeun! Kenapa justru kau yang menggandeng tangan Naeun? Hey!!" Teriak Kwangmin dan terus berlari mengejar Youngmin dan Naeun yang mulai menjauh.

   Naeun tertidur karena merasa lelah. Youngmin membiarkan yeoja itu istirahat dikamarnya.

   "Kau keterlaluan!" Gumam Youngmin didepan Kwangmin
   "Mwoya? Kau ini bicara apa, eoh?"
   "Aku membiarkanmu untuk memilikinya. Dan untuk menjaganya. Tapi kau justru mengecewakanku!"
   "Aku sudah menjaganya. Apa yang kurang?"
   "Tapi kau tidak pernah menjaga hati dan perasaannya Kwangmin-ah!! Aku membiarkan Naeun menjadi milikimu agar ia bahagia. Tapi kau selalu menyangkut pautkan Eunji dengan Naeun."
   "M-mwoya?" Tanya Kwangmin terkejut
   "Kau selalu menyangkut pautkan Eunji kedalam hubunganmu bersama Naeun! Dan itu membuat Naeun merasa sakit!"
   "Kenapa kau bisa menyimpulkan seperti itu?"
   "Aku sangat mengerti perasaan Naeun." Youngmin terus menatap mata adiknya, "Semua yang kau lakukan padanya. Semua barang yang kau belikan untuknya yang sama sekali tidak disukai Naeun. Kau pikir aku tidak tau kesukaan Eunji? Aku selalu memperhatikan kalian meskipun kalian tidak pernah mengetahuinya."
   Kwangmim menunduk.
   "Kau masih terpaku dengan Eunji! Aku mohon, berhentilah melukai perasaan Naeun!"
   Youngmin mengakhiri kalimatnya lalu pergi ke kamarnya. Sementara Kwangmin masih terpaku dengan rasa bersalah.

***

   'Seperti korek api yang terbabkar. Cinta kita tak bisa bersinar lagi. Aku tahu ini.. Namun mengapa aku menjaganya!? Menggambar wajahmu, sebelum aku menyadari.'

  

   Naeun berjalan mengikuti arah langkah Kwangmin didepannya. Sampai Kwangmin berhenti di pagar perbatasan taman dengan danau buatan yang indah.

   Kwangmin sengaja membawa Naeun untuk pergi ke taman. Taman yang biasa ia kunjungi bersama Eunji dulu.

   "Apa kau membawaku kesini seraya memberitahuku kalau kau dan Eunji sering kesini?"
   "Bukankah kau sudah mengetahuinya beberapa hari yang lalu?"
   "Ah, ne. Miahae."
   "Jika kau tetap mengajukan pertanyaan itu, dan tetap memaksaku untuk menjawab.. Maka jawabannya adalah tidak."
   "Heh?" Naeun menoleh.
   Kwangmin tersenyum.

   'Aku menghela napas dan berpikir ini akan menjadi lebih baik. Ini sangat sakit! Tetapi perlahan akan hilang..
   Kenangan itu, kebetulan yang menakjubkan. Semuanya menjadi sakit dan tidak berarti.'

   Angin berhembus membuat udara ditaman menjadi sangat sejuk. Membuat rambut Naeun yang tertata rapih, kini berterbangan seiring arah semilir angin.

   "Aku merasa kalau hari ini, aku akan berpisah denganmu."
   "Heh? Kenapa kau berbicara seperti itu?" Tatap Kwangmin
   "Nan molla."
   Naeun menunduk.
   "Kukira.. Setelah aku menjadi kekasihmu, aku akan menemukan kebahagiaan baru dalam hidupku. Tapi ternyata dugaanku salah."
   Naeun mengangkat kepalanya dan menatap kedepan. Dengan mata yang berbinar.
   "Dan ku kira kau akan mencintaiku seperti kau mencintai Eunji. Tapi dugaanku sa.."
   "Aku mencintaimu! Seperti mencintai Eunji!" Tegas Kwangmin
   "Ani. Kau mencintaiku seakan-akan kau menganggapku seperi Eunji! Kau tidak mencintaiku sebagai Naeun! Tapi sebagai Eunji!" Tatap Naeun.
   Kwangmin menunduk dengan rasa penyesalan yang sangat besar.
   "Mianhaeyo.."
   "Kenapa kau meminta maaf padaku?" Tatap Kwangmin.

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength