Senin, 01 September 2014

[FF] Alarm

Title: Alarm
Author: Han Rae Hwa
Rating: T
Genre: Romance, songfict
Main Cast:
- Jo Kwangmin 'Boyfriend' as Kwangmin
- Jo Youngmin 'Boyfriend' as Youngmin
- Jung Eunji 'A Pink' as Eunji
- Son Naeun 'A Pink' as Naeun

  
Author POV

   'Aku masih seperti ini
Aku tidak tahu mengapa.

   Alarm yang berbunyi di telingaku dan aku membangunkanmu. Ketika aku mengingatnya, air mataku jatuh dan aku menundukkan kepalaku.'

   Kwangmin termenung dijendela. Matanya terus memperhatikan kesetiap bulir air hujan yang turun. Malam ini sangat dingin. Hingga membuat mulut Kwangmin mengeluarkan sedikit udara yang mengepul. Ia menggosok-gosokkan kedua tangannya. Berharap hal itu dapat membuatnya merasa sedikit lebih hangat.
   Tertiba Kwangmin menunduk. Sedikit goresan senyum diwajahnya muncul.

   "Kaja Chagiya.. Pegang tanganku. Terus kau usap hingga kau bisa merasa lebih hangat."
   "Ne, aku sudah melakukannya. Tapi aku masih merasa kedinginan."
   Perlahan Kwangmin merentangkan kedua tangannya ke hadapan Eunji. Kini tubuh Eunji dilindungi oleh kedua tangan kokoh itu. Eunji berusaha memejamkan mata dengan senyum manis diwajahnya.
   Kwangmin tersenyum sebelum ia mengecup hangat pipi chubby Eunji.
   "Gomawo chagiya. Ini sudah lebih baik. Hehehe.." Tawa khas Eunji membuat senyum Kwangmin tambah lebar.

   Kwangmin menyunggingkan senyumnya lagi.

  'Aku sudah berjanji untuk tidak mengingat itu. Alarm kembali berbunyi. Hatiku benar-benar hancur. Aku tidak bisa menganggap semuanya baik-baik saja. Aku, aku serius dan kau.. Kau tidak mengetahui itu. Kau sangat dingin hingga akhir dan meninggalkanku tanpa hati.'

   "Kau pasti sedang melamunkan Eunji. Apa kau melakukannya setiap saat, eoh?" Tanya Youngmin yang baru saja datang dan duduk disalah satu sofa.
   Kwangmin tersenyum kecut ke arah hyung nya. Ia menjauh dari jendela lalu duduk disofa yang berbeda dengan Youngmin.
   "Kau tau, aku tidak bisa melupakan seseorang yang berarti dihidupku, hanya dalam waktu singkat."
   "Lantas? Eunji sudah pergi. Dan kau sendiri pun tidak tau apa dia akan kembali atau tidak."
   "Dia akan kembali! Aku yakin itu!" Tatap Kwangmin
   "Lalu kapan ia akan kembali? Saat dirinya sudah menemukan pengganti dirimu?" Balas tatap Youngmin, "Jika dia memang benar-benar mencintaimu, dia tidak akan pergi meninggalkanmu seperti ini Dongsaeng!"
   "Dia memiliki alasan yang jelas kenapa dia pergi meninggalkanku!" Bela Kwangmin
   "Tapi tak haruskah dia memutuskan hubungan kalian?" Tatap Youngmin lagi.
   Kali ini Kwangmin tidak berani menatap tatapan mata hyung nya. Ia hanya menunduk.

   Youngmin bangkit, "Besok aku akan mengenalkanmu kepada seseorang. Aku yakin kau tidak akan menyesal."

   Kwangmin menatap kepergian hyung nya. Ia kembali menundukkan kepalanya sebelum ia kembali ke kamarnya.

***

   Kwangmin membuka matanya dengan perasaan gelisah. Ia masih memikirkan kata-kata Youngmin tadi malam. Hingga ia tertidur agak larut semalam.

   Kwangmin membuka selimutnya lalu bangkit dari tempat tidur. Sinar matahari pagi yang menyorotnya lewat jendela membuat matanya silau. Ia berusaha menutupi wajahnya. Tapi sebuah bayangan membuatnya menghentikannya. Ia terus menatap bayangan itu. Yang semakin lama semakin mendekat.
   "Eunji-ya.."

   "Kwangmin-ah.." Panggil Youngmin yang membuat Kwangmin terkejut.
   "Cepatlah mandi. Aku sudah membuatkan sarapan untukmu. Nanti siang, Naeun akan datang kerumah kita."
   "Jadi, orang yang kau maksud adalah Naeun?" Tanya Kwangmin dengan suara yang agak serak
   "Ne.. Kau pasti sudah mengenalnya kan!?"
  "Bukankah kau menyukainya sejak pertama kali melihatnya?"
   "Kau bercanda? Itu sudah dua tahun silam. Cepat mandi! Aku tunggu kau dibawah."

   Kwangmin sempat tertegun saat Youngmin keluar dari kamarnya, sebelum ia memutuskan untuk mandi dan sarapan. Seperti apa yang disuruh oleh hyung nya.

   Siangnya..

   Youngmin membuka pintu yang baru saja diketuk oleh seseorang. Wajahnya merekah saat seseorang itu tersenyum kepadanya.
   "Annyeonghaseyo.." Sapanya lembut
   "Annyeonghaseyo.. Kaja!"
   Youngmin menarik lengan yang ternyata adalah Naeun, dan membawanya masuk kedalam rumah.

   "Kwangmin-ah.. Lihat, Naeun sudah datang."
   Kwangmin menoleh ke arah Naeun yang tersenyum manis ke arahnya.
   "Annyeonghaseyo Kwangmin-ah.. Senang bisa bertemu denganmu lagi."
   "Ahh.." Kwangmin bangkit, "Annyeonghaseyo Naeun-ah.. Senang bertemu denganmu juga."
   "Mulai hari ini, Naeun akan tinggal dirumah kita."
   "Mworago? Kau tidak bilang sebelumnya padaku, kalau Naeun akan tinggal disini."
   "Mianhae.. Orang tuanya harus pergi ke Amerika. Jadi mereka menitipkan Naeun padaku. Tidak apa-apa kan?"
   "Ne.. Gwaenchana."

   Kwangmin berdiri dan berlalu pergi meninggalkan Youngmin dan Naeun yang terdiam dan saling bertatapan.

***

   "Kau sudah bangun Dongsaeng?" Tanya Youngmin saat Kwangmin turun dari tangga
   "Aku dan Youngmin sudah menyiapkan makan malam." Sahut Naeun
   Kwangmin menenggak sedikit jus jeruk digelas yang ia ambil dari meja makan.
   "Kau masak apa?"
   "Makanan kesukaanmu."

   Kwangmin mengalihkan pandangannya. Ia menatap kelangit-langit atap.

   "Chagiya, kaja! Aku sudah menyiapkan makan malam." Ucap Eunji yang sibuk menghidangkan makanan di meja makan
   "Ne, chagiya. Kau masak apa?"
   "Tentu saja aku masak makanan kesukaanmu."
   "Waah, pasti makanan yang kau buat rasanya enak."
   "Tentu saja. Aku kan membuatnya dengan penuh perasaan. Habiskan yaa.."
   "Baiklah.. Tapi kau harus menemaniku makan!"
   Eunji tersenyum, "Baiklah.."

   Kwangmin tersenyum. Dan hal itu membuat Naeun tercengang.
   "Kwangmin memang seperti itu."
   "Heh?" Naeun menoleh
   "Apa kau pernah merasa kehilangan seseorang yang sangat berarti dihidupmu?"
   Naeun mengangguk.
   "Seperti itu lah seseorang yang belum bisa melupakan seseorang yang sudah pergi. Dia selalu terbayang akan masa lalunya bersama Eunji."
   Naeun mengalihkan pandangannya ke Kwangmin. Segurat senyuman terlihat diwajah cantiknya.

   Naeun menghampiri Kwangmin yang sedang termenung dijendela. Seperti kebiasaannya. Naeun tersenyum dengan pandangan lurus kedepan.
   "Kau sering seperti ini ya?"
  "Heh?" Kwangmin menoleh
   "Kira-kira, bagaimana kabar Eunji sekarang ya?"
   Kwangmin mengalihkan pandangannya.
   "Aku sudah berusaha untuk melupakannya. Tapi, disini.." Kwangmin meraba dadanya, "Rasanya sakit."
   "Kau tidak bisa terus menerus seperti ini Kwangmin-ah.."
   "Lalu aku harus bagaimana? Aku lelah dengan semua ini!! Aku sudah berusaha untuk tidak memikirkannya. Tapi hal itu justru membuatku semakin tidak bisa melupakannya!" Tegas Kwangmin dengan mata yang menatap Naeun bagai karang kokoh yang hampir terkikis.
   Naeun terdiam. Ia tidak berani menatap mata Kwangmin yang indah itu. Ia menundukan kepalanya.
   "Kalau begitu.. Aku mau menjadi pengganti Eunji. Aku mau menjadi kebahagiaan baru dihidupmu."
   "Heh?" Kwangmin mengerutkan keningnya. Masih menatap Naeun
   "Otteokhae?" Tanya Naeun pelan.

   Pandangan Kwangmin beralih kelangit yang penuh bintang.

   'Jika itu bisa membuatku untuk tidak memikirkanmu lagi....' Batin Kwangmin dengan kalimat yang menggantung.
   "Baiklah."
   Naeun menoleh. Rasanya tak percaya bisa dengan mudah meluluhkan hati Kwangmin. Pikir Naeun seperti itu.

   Senyuman lebar terlihat diwajah keduanya. Perlahan Kwangmin mulai merangkul Naeun. Sementara Naeun menyenderkan kepalanya dibahu Kwangmin.

***

   "Annyeonghaseyo.. Youngmin-ah.." Sapa Naeun dengan senyumannya yang indah.
   Youngmin duduk dikursi yang kosong lalu mengambil salah satu sandwich dipiring dan hendak memakannya.
   "Jangan makan yang itu!! Itu milik Kwangmin."
   "Ah, mianhae.." Youngmin menaruh kembali roti itu ke piring. Sementara tangannya yang lain mengambil gelas yang berisi susu putih hangat.
   "Aku dan Kwangmin sudah resmi berpacaran."
   "Uhukk.. Uhuk.." Youngmin sedikit menumpahkan susu yang ada dimulutnya ke meja, "Mworago? Kau dan Kwangmin sudah berpacaran?"
   Naeun mengangguk, tersipu malu.

   Youngmin mengalihkan pandangannya. Salah satu tangannya menyentuh dadanya.

   "Waeyo Youngmin-ah?"
   "Ah, ani." Jawab Youngmin singkat dan berlalu meninggalkan ruang makan sebelum ia membersihkan tumpahan susu dimeja dan juga disekitar mulutnya.

   'Mengapa? Mengapa? Mengapa ini sangat susah? Mengapa aku masih seperti ini?'

   Youngmin duduk di kursi teras halaman belakang rumahnya. Kedua tangannya mengusap wajahnya yang tampan. Matanya berpandang lurus kedepan. Dihatinya ada sesuatu yang janggal. Membuat ia merasa kesakitan.

   Kwangmin datang dan duduk disebelah Youngmin.
   "Kau kenapa? Naeun bilang, kau langsung pergi saat ia bilang padamu kalau aku dengannya sudah berpacaran."
   "Gwaenchana."
   Youngmin bangkit dan meninggalkan Kwangmin yang memperhatikan kepergiannya dari belakang.

***

   Kwangmin dan Naeun saling berpandangan dan tersenyum. Mereka seperti merasakan kebahagiaan baru.

   "Hyung.. Aku dan Naeun ingin jalan-jalan. Kau mau ikut?"
   Youngmin menggeleng lemah tanpa menoleh.
   "Neo gwaenchanayo Youngmin-ah? Apa kau sakit?"
   "Ani. Kalau kalian mau pergi, cepat keluar!"
   "B-baiklah. Kalau begitu kami pergi dulu."

   Youngmin menatap pintu yang baru saja ditutup oleh Kwangmin. Ia merebahkan dirinya disofa. Berusaha memejamkan matanya. Tapi seketika ia merasa matanya basah. Bulir air mata pun mulai membasahi pipinya.

   "Kau mau naik wahana apa?" Tanya Kwangmin sambil berjalan mengitari Lotte World bersama Naeun
   "Terserah kau saja."
   "Dulu, aku dan Eunji sering menaiki wahana yang itu." Tunjuk Kwangmin ke salah satu wahana, "Kau mau naik?"
   Naeun mengangguk.

   Kwangmin membeli dua buah tiket diloket tak jauh dari wahana yang akan mereka naiki. Setelah mendapatkan dua buah tiket, mereka segera menaiki wahana yang mereka pilih itu.

   Tak sampai setengah jam, Kwangmin dan Naeun turun. Mereka sepakat untuk mengunjungi taman. Masih di aera Lotte World.

   Kwangmin menunjuk ke salah satu kursi taman yang kosong.
   "Kita duduk disana ya.."
   Naeun mengangguk sambil tersenyum.

   "Indah sekali pemandangannya.." Ucap Naeun saat mereka sudah duduk
   "Ne. Dulu aku dan Eunji sering mengunjungi taman ini. Ia sangat senang bermain dengan beberapa kelinci yang ada disini. Ng.. Kau haus tidak? Aku belikan minum ya.."
   Tanpa menunggu jawaban dari Naeun, Kwangmin bangkit lalu pergi.

  

   Youngmin kembali ke kamarnya. Diambilnya sebuah album foto didalam lemari nya. Salah satu tangannya membuka album itu dengan mata yang terus memperhatikan setiap foto didalamnya. Ia tersenyum. Bukan senyum kebahagiaan. Melainkan senyum kekecewaan.

   Kwangmin kembali dengan dua buah minuman kaleng. Ia kembali duduk dikursi seperti sebelum ia pergi.
   "Ini untukmu."
   Naeun meraih minuman kaleng dari tangan Kwangmin. Matanya memperhatikan kemasan minuman kaleng itu.
   "Rasa strawaberry.."
   "Waeyo?" Kwangmin menenggak minumannya, "Dulu Eunji sangat menyukai minuman rasa strawberry. Kupikir, kau akan menyukainya juga. Sama seperti Eunji.
   Naeun menoleh sebentar ke arah Kwangmin. Perlahan ia membuka tutup kaleng itu lalu meminumnya sedikit.

   Youngmin melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, setelah ia membiarkan begitu saja album foto yang tergeletak diatas tempat tidurnya.
   Wajahnya terpantul lewat bayangan cermin. Matanya terus memperhatikan wajah sayu itu. Perlahan ia menyalakan keran dan mengadahkan tangannya. Ia membasuk wajahnya dengan air yang ia tadahkan tadi.

   "Lagu apa yang kau favoritkan?" Tanya Kwangmin memecah keheningan
   "Mmhh.. Alarm. Lagu milik Boyfriend."
   "Jinjja? Aku juga menyukainya. Aku jadi lebih sering mendengarkan lagu itu setelah Eunji pergi. Kalau Eunji sangat menyukai lagu I Want To Dream With You Forever milik Girls Generation."
   Dengan cepat, Naeun menoleh.
   "Ia juga menyukai lagu I Still Love You. Lagu solo milik Suzy Miss A. Bahkan, ia pernah memintaku untuk menyanyikan lagu itu. Padahal dia tau kalau aku tidak jago bernyanyi. Tapi ia tetap memaksaku untuk bernyanyi." Kwangmin tertawa kecil
   "Lantas, apa yang kau lakukan pada saat itu?"
   "Aku tetap bernyanyi. Tapi bernyanyi dengan lagu yang lain. Walaupun begitu, Eunji tetap menyukainya. Setelah itu, ia mendekap tubuhku dengan tersenyum. Senyumannya yang sangat indah."

   Naeun mengalihkan pandangannya. Kini ia menunduk. Ia mengepalkan kedua tangannya.
  

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength