Oppa, Please Reply My
Tweet!!
Cindai
mengibas-ngibaskan salah satu tangannya tepat didepan wajahnya. Langkah kakinya
terus bergerak menjauhi lobi sekolah menuju kelasnya.
Ia menaruh tas diatas meja lalu duduk dibangkunya. Pandangannya teralihkan ke sahabatnya yang sedang sibuk dengan handphonenya.
"Ckckck.." Cindai berdecak sambil beberapa kali menggelengkan kepalanya, "Masih pagi kali. Udah sibuk aja sama tuh handphone. Lagi ngapain sih?"
"Eh elo udah dateng.." Jira menoleh sebentar lalu kembali menatap layar handphone nya, "Lagi ngetweet nih. Ngucapin selamat pagi ke Youngmin."
"Yaampun, gue kira lo lagi melakukan hal yang lebih berguna dari pada hal itu."
"Yee ini juga berguna tau. Siapa tau dia bales tweet gue. Kan kalo dia bales tweet gue, itu bisa bikin hari-hari gue tambah bersemangat.." Ucap Jira dengan mata yang berbinar
"Yeee itu sih berguna buat lo doang. Tapi gak berguna buat nusa dan bangsa."
"Siapa bilang gak berguna? Berguna juga tau. Nanti kan gue menjadi orang yang beruntung yang mendapatkan balasan tweet dari artis Korea. Dan itu bisa membanggakan nama baik negara kita."
"Hahaha ada-ada aja sih lo.." Cindai tertawa sambil kembali menggelengkan kepalanya lalu mengeluaran buku tugas Kimia, "Ra.. Liat PR Kimia dong.. Gue lupa ngerjain semalem. Hehehe.." Pinta Cindai memelas lalu tertawa kecil.
Jira menoleh ke arah sahabatnya yang sedang tersenyum lebar.
"Kebiasaan. Emang kemaren malem lo ngapain aja?"
Jira mengeluarkan buku tugas Kimia nya dari dalam tas lalu memberikannya ke Cindai.
"Biasalah.. Lo kayak gak tau kebiasaan gue aja.."
"Baca novel lagi? Gak bosen apa lo baca novel mulu? Ntar yang ada otak lo tuh penuh sama cerita fiksi tau gak.."
"Yee biarin! Dari pada lo berharap mulu tweet nya dibales sama Youngmin."
Jira menatap Cindai dengan sinis. Sementara yang ditatap hanya cengengesan dan mulai menyalin PR Kimia milik Jira.
Ia menaruh tas diatas meja lalu duduk dibangkunya. Pandangannya teralihkan ke sahabatnya yang sedang sibuk dengan handphonenya.
"Ckckck.." Cindai berdecak sambil beberapa kali menggelengkan kepalanya, "Masih pagi kali. Udah sibuk aja sama tuh handphone. Lagi ngapain sih?"
"Eh elo udah dateng.." Jira menoleh sebentar lalu kembali menatap layar handphone nya, "Lagi ngetweet nih. Ngucapin selamat pagi ke Youngmin."
"Yaampun, gue kira lo lagi melakukan hal yang lebih berguna dari pada hal itu."
"Yee ini juga berguna tau. Siapa tau dia bales tweet gue. Kan kalo dia bales tweet gue, itu bisa bikin hari-hari gue tambah bersemangat.." Ucap Jira dengan mata yang berbinar
"Yeee itu sih berguna buat lo doang. Tapi gak berguna buat nusa dan bangsa."
"Siapa bilang gak berguna? Berguna juga tau. Nanti kan gue menjadi orang yang beruntung yang mendapatkan balasan tweet dari artis Korea. Dan itu bisa membanggakan nama baik negara kita."
"Hahaha ada-ada aja sih lo.." Cindai tertawa sambil kembali menggelengkan kepalanya lalu mengeluaran buku tugas Kimia, "Ra.. Liat PR Kimia dong.. Gue lupa ngerjain semalem. Hehehe.." Pinta Cindai memelas lalu tertawa kecil.
Jira menoleh ke arah sahabatnya yang sedang tersenyum lebar.
"Kebiasaan. Emang kemaren malem lo ngapain aja?"
Jira mengeluarkan buku tugas Kimia nya dari dalam tas lalu memberikannya ke Cindai.
"Biasalah.. Lo kayak gak tau kebiasaan gue aja.."
"Baca novel lagi? Gak bosen apa lo baca novel mulu? Ntar yang ada otak lo tuh penuh sama cerita fiksi tau gak.."
"Yee biarin! Dari pada lo berharap mulu tweet nya dibales sama Youngmin."
Jira menatap Cindai dengan sinis. Sementara yang ditatap hanya cengengesan dan mulai menyalin PR Kimia milik Jira.
Siangnya, Jira dan Cindai pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah
didemo besar-besaran oleh cacing-cacing diperut mereka yang kelaparan.
Cindai memesan dua porsi somay dan dua jus jeruk untuk mereka.
Cindai memesan dua porsi somay dan dua jus jeruk untuk mereka.
Jira
mengeluarkan handphone nya dari dalam saku.
"Pasti mau ngetweet lagi deh.."
Jira mengangguk sembari tersenyum lebar.
"Kebiasaan. Gak dimana-mana, lagi sama siapa, lagi ngapain pun lo rajin banget ngetweet ke twitter nya Youngmin. Berharap banget supaya dibales.."
Jira menoleh dan menatap Cindai. Tak lama pesanan makan siang mereka pun datang. Jira segera menyimpan kembali handphone nya di saku lalu menyantap makanannya.
"Pasti mau ngetweet lagi deh.."
Jira mengangguk sembari tersenyum lebar.
"Kebiasaan. Gak dimana-mana, lagi sama siapa, lagi ngapain pun lo rajin banget ngetweet ke twitter nya Youngmin. Berharap banget supaya dibales.."
Jira menoleh dan menatap Cindai. Tak lama pesanan makan siang mereka pun datang. Jira segera menyimpan kembali handphone nya di saku lalu menyantap makanannya.
Itulah
kebiasaan Jira setiap harinya. Membuka aplikasi twitter di handphone nya, lalu
mentweet ke twitter Youngmin, idol Kpop nya.
Jira mulai menyukai dunia Kpop sejak satu tahun yang lalu. Lebih tepatnya menyukai salah satu Boy-group yang bernama Boyfriend. Dan Jira mulai jatuh cinta kepada salah satu membernya, Jo Youngmin. Salah satu member kembar di Boyfriend.
Jira mulai menyukai dunia Kpop sejak satu tahun yang lalu. Lebih tepatnya menyukai salah satu Boy-group yang bernama Boyfriend. Dan Jira mulai jatuh cinta kepada salah satu membernya, Jo Youngmin. Salah satu member kembar di Boyfriend.
Semenjak
Jira menyukai Boyfriend terlebih Youngmin, ia menjadi sering membuka akun
twitternya lalu mentweet kesetiap membernya atau bahkan hanya mentweet ke
twitter nya Youngmin saja. Jira selalu berharap salah satu tweetnya bisa
dibalas oleh sang idola.
***
Jira
menaruh gelas yang berisi susu cokelat hangat dimeja. Matanya masih terus
menatap layar handphone. Kedua tangannya masih sibuk mengetik beberapa kata
pada layarnya. Sementara ia sendiri tengah duduk disamping Kakak laki-lakinya
yang sedang menonton televisi.
"Youngmin lagi?"
Jira mengangguk tanpa menoleh.
"Nggak bosen apa, tiap hari yang diurusin Youngmin melulu."
"Ya enggak lah. Youngmin itu kan penyemangat aku."
"Makanya cari pacar, biar ada yang nyemangatin!"
Jira menoleh ke kakaknya.
"Kak, seorang Kpopers itu gak takut ngejomblo ya!? Jadi walaupun gak punya pacar, yang penting masih ada bias (sebutan untuk Idola Korea yang paling disuka)!"
"Bias aja dipikirin. Kayak dia mikirin kamu aja."
Jira melotot ke arah Kakaknya.
"Biarin kenapa sih.. Sirik amat!"
"Youngmin lagi?"
Jira mengangguk tanpa menoleh.
"Nggak bosen apa, tiap hari yang diurusin Youngmin melulu."
"Ya enggak lah. Youngmin itu kan penyemangat aku."
"Makanya cari pacar, biar ada yang nyemangatin!"
Jira menoleh ke kakaknya.
"Kak, seorang Kpopers itu gak takut ngejomblo ya!? Jadi walaupun gak punya pacar, yang penting masih ada bias (sebutan untuk Idola Korea yang paling disuka)!"
"Bias aja dipikirin. Kayak dia mikirin kamu aja."
Jira melotot ke arah Kakaknya.
"Biarin kenapa sih.. Sirik amat!"
Jira
bangkit lalu pergi berlalu ke kamarnya. Ia membanting pintu dengan agak kasar
hingga menimbulkan suara keras.
Seperti
itulah jika Jira ngambek kalau sudah diledeki oleh kakaknya sendiri. Jira
paling kesal kalau ada yang meledekinya tentang Kpop Idolnya. Bahkan Jira bisa
ngambek berhari-hari sama Kakaknya. Seperti sekarang ini.
"Kenapa sih nggak suka banget gue jadi Kpopers. Salah gue apaan sih!? Cuma
suka sama Idol Kpop aja kayaknya salah banget. Sampe dibully mulu.!! Yang
penting kan gue masih melakukan hal yang masih terbilang positif. Dari pada gue
main gak jelas keluar rumah, mending gue kayak begini!!" Gumam Jira dengan
kesal.
Jira merebahkan tubuhnya ke kasur. Matanya beralih ke poster Youngmin disisi kanan kamarnya.
"Youngmin..... Salahku tuh apa sih?? Bingung deh.. Dimana sih letak kesalahan aku? Emangnya salah yaa, kalau aku suka sama kamu? Salah kalau aku selalu mensupport kamu? Hhfftt.."
Jira berganti posisi. Ia memeluk bantal guling kesayangannya lalu memejamkan matanya.
Jira merebahkan tubuhnya ke kasur. Matanya beralih ke poster Youngmin disisi kanan kamarnya.
"Youngmin..... Salahku tuh apa sih?? Bingung deh.. Dimana sih letak kesalahan aku? Emangnya salah yaa, kalau aku suka sama kamu? Salah kalau aku selalu mensupport kamu? Hhfftt.."
Jira berganti posisi. Ia memeluk bantal guling kesayangannya lalu memejamkan matanya.
***
Mungkin
ini sudah yang ke berapa ribu kali Jira mentweet ke twitter Youngmin. Dengan
harapannya yang masih sama. Berharap tweet nya dibalas oleh sang idola. Tapi
selama kurang lebib saru tahun ini, Jira sama sekali belum mendapatkan balasan.
Jira
merasa kecewa, merasa putus asa dan kesal. Sampai kapan ia harus melakukan hal
itu setiap saat!? Sementara ia sendiri tau kalau sang Idol Kpop nya sama sekali
belum atau bahkan tidak meresponnya.
"Gue mau berenti aja ngetweet ke twitter Youngmin nya!!"
Jira menaruh handphone nya dimeja. Ia menautkan telapak tangan dirahangnya.
"Loh, emangnya kenapa? Bukannya selama ini lo selalu optimis buat mendapatkan balasan tweet dari Youngmin?"
"Ya sampe kapan Cin? Gue capek."
"Kenapa Jira yang gue kenal jadi berubah gini ya?"
"Ah elo.."
Jira menyuap stick kentang ke dalam mulutnya.
Jira menaruh handphone nya dimeja. Ia menautkan telapak tangan dirahangnya.
"Loh, emangnya kenapa? Bukannya selama ini lo selalu optimis buat mendapatkan balasan tweet dari Youngmin?"
"Ya sampe kapan Cin? Gue capek."
"Kenapa Jira yang gue kenal jadi berubah gini ya?"
"Ah elo.."
Jira menyuap stick kentang ke dalam mulutnya.
Jira
pulang ke rumah dengan lesu. Ia masuk ke dalam kamarnya dengan mata yang
sayup-sayup. Tak lama tubuhnya rapuh dan jatuh ke lantai.
"Jira...."
Kakak
Jira menemukan adiknya terkapar dilantai kamarnya. Dengan sigap, ia
membaringkan adiknya ke tempat tidur.
***
Sepulang
sekolah, Cindai berkunjung ke rumah Jira. Ia mengetahui dari kakak Jira kalau
Jira tidak masuk sekolah karena sakit. Maka dari itu Cindai menjenguk Jira
dirumahnya.
"Jira nya dimana kak?"
"Ada dikamar Cin. Masuk aja."
"Ada dikamar Cin. Masuk aja."
Cindai
masuk kedalam rumah. Langkahnya terus bergerak menuju kamar Jira.
Terlihat
dari bola matanya, seorang perempuan yang sangat Cindai kenal. Cindai menyunggingkan
senyumnya dan duduk disisi tempat tidur.
"Hai Ra. Gimana keadaan lo?"
"Gue baik-baik aja kok Cin. Thanks ya lo udah mau jengukin gue."
"Yaa jelas lah gue jengukin lo. Lo kan sahabat gue. Lagian kok lo bisa sih sampe pingsan gitu!?"
"Gue cuma kecapean aja kok Cin."
"Makanya jangan ngetweet mulu."
"Yee rese lo.."
"Hai Ra. Gimana keadaan lo?"
"Gue baik-baik aja kok Cin. Thanks ya lo udah mau jengukin gue."
"Yaa jelas lah gue jengukin lo. Lo kan sahabat gue. Lagian kok lo bisa sih sampe pingsan gitu!?"
"Gue cuma kecapean aja kok Cin."
"Makanya jangan ngetweet mulu."
"Yee rese lo.."
Jira
meraih handphone nya dimeja. Seperti biasa, ia membuka aplikasi twitter
dihandphone nya dan mulai mengetik.
Mata Cindai mendelik, "Tuh kan, baru gue bilang. Udah twitteran lagi aja."
"Yang terakhir kalinya kok."
Jira selesai mengetik beberapa kata ditwitternya.
"Lagian gue juga bakalan berenti jadi Kpopers."
"Hah, lo serius? Kenapa?" Tanya Cindai dengan kaget
"Capek gue di ledekin terus sama orang-orang. Gue juga udah pikirin ini mateng-mateng."
"Lo sakit pasti karena mikirin hal ini. Iya kan!? Lagian ngapain sih pake berenti jadi Kpopers segala!? Udah lah Ra, lo gak perlu nanggepin apa kata orang tentang lo yang menjadi seorang Kpopers?"
"Yaudah lah Cin.."
Jira tersenyum.
Mata Cindai mendelik, "Tuh kan, baru gue bilang. Udah twitteran lagi aja."
"Yang terakhir kalinya kok."
Jira selesai mengetik beberapa kata ditwitternya.
"Lagian gue juga bakalan berenti jadi Kpopers."
"Hah, lo serius? Kenapa?" Tanya Cindai dengan kaget
"Capek gue di ledekin terus sama orang-orang. Gue juga udah pikirin ini mateng-mateng."
"Lo sakit pasti karena mikirin hal ini. Iya kan!? Lagian ngapain sih pake berenti jadi Kpopers segala!? Udah lah Ra, lo gak perlu nanggepin apa kata orang tentang lo yang menjadi seorang Kpopers?"
"Yaudah lah Cin.."
Jira tersenyum.
Setelah
makan malam, Jira membuka aplikasi twitter lagi. Sembari merebahkan tubuhnya
ditempat tidur. Ia melihat beberapa mention dari teman-temannya yang memberikan
support dan mengucapkan agar Jira cepat sembuh atas sakitnya. Jira
menyunggingkan senyum manisnya. Sampai ia membaca salah satu mention yang
membuat matanya terbelakak, dan jantungnya berdetak lebih kencang.
Mulut
Jira sedikit terbuka. Ia menutupinya dengan salah satu tangannya. Matanya masih
terbelakak melihat salah satu mention itu.
"Iyeeeeeyy.. Wooohhhooo.... Yeaaayy...." Jira bangkit lalu
meloncat-loncat diatas tempat tidurnya. Masih menggenggam handphone nya.
Dari
balik pintu, kakak Jira melihat dengan heran kelakuan adiknya itu. Perlahan ia
membuka pintunya lalu masuk kedalam kamar Jira.
"Kamu kenapa de? Kayaknya seneng banget."
"Kamu kenapa de? Kayaknya seneng banget."
Jira
berhenti meloncat-loncat lalu tersenyum lebar dan berlari menuju kakaknya. Ia
merentangkan tangannya lalu memeluk sang kakak dengan erat.
"Kakak.. Aku seneng banget. Seneeeeng banget!!" Jira merenggangkan pelukannya
"Yaa senengnya karena apa?"
"Youngmin membalas tweet aku kak!! Youngmin membalas tweet aku!!"
"Are you serious?"
Jira mengangguk dengan senyum lebarnya.
"Waaah beruntung banget kamu de. Congrattulation yaaa.."
"Iya kak hehe.."
"Kakak.. Aku seneng banget. Seneeeeng banget!!" Jira merenggangkan pelukannya
"Yaa senengnya karena apa?"
"Youngmin membalas tweet aku kak!! Youngmin membalas tweet aku!!"
"Are you serious?"
Jira mengangguk dengan senyum lebarnya.
"Waaah beruntung banget kamu de. Congrattulation yaaa.."
"Iya kak hehe.."
Jira
menutup pintu setelah sang kakak keluar dari kamarnya. Ia naik ke atas tempat
tidur lalu merebahkan tubuhnya lagi. Senyumnya belum hilang dari wajah
cantiknya.
Jira
mengatur nafasnya, lalu mengetik beberapa kata ditwitternya. Seperti
kebiasaannya selama ini. Setelah
puas, Jira menaruh handphone nya dimeja, mematikan lampu tidurnya lalu
memejamkan mata. Jira tidak sabar untuk menceritakan kepada sahabatnya.
***
Keadaan
Jira sudah mulai membaik. Ia memutuskan untuk kembali bersekolah setelah dua
hari Jira absen karena sakit.
Jira
tersenyum lebar saat masuk kedalam kelas yang masih kosong. Hanya terlihat ada
Cindai yang sedang memainkan handphone nya.
"Cindaaaai..." Sapa Jira agak berteriak
"Jira!? Lo masuk sekolah hari ini? Gue pikit lo ketagiham gak masuk sekolah."
"Yee enggak lah.. Bosen gue dirumah. Gue kan kangen sama lo."
Jira duduk dibangkunya dan menaruh tasnya dimeja.
"Lo tau gak?"
"Nggak tau. Kan lo belom kasih tau gue."
"Iihh elo.. Gue kan belom selesai ngomong!"
"Hahaha iya iya. Yaudah, apaan?"
"Youngmin bales tweet gue di twitter." Jawab Jira sedikit berbisik.
"What? Are you serious? Lo pasti boong kan sama gue? Kemaren kan lo bilang kalo lo mau berenti ngetweet ke twitternya Youngmin. Terus lo juga bilang kalo lo mau berenti jadi Kpopers."
"Yaampun, gue gak bohong!! Masa gue bohong sama sahabat gue sendiri sih.."
Jira mengambil handphone nya lalu membuka aplikasi twitter.
"Nih, liat aja sendiri.."
Cindai mengambil handphone dari tangan Jira.
"Jira!? Lo masuk sekolah hari ini? Gue pikit lo ketagiham gak masuk sekolah."
"Yee enggak lah.. Bosen gue dirumah. Gue kan kangen sama lo."
Jira duduk dibangkunya dan menaruh tasnya dimeja.
"Lo tau gak?"
"Nggak tau. Kan lo belom kasih tau gue."
"Iihh elo.. Gue kan belom selesai ngomong!"
"Hahaha iya iya. Yaudah, apaan?"
"Youngmin bales tweet gue di twitter." Jawab Jira sedikit berbisik.
"What? Are you serious? Lo pasti boong kan sama gue? Kemaren kan lo bilang kalo lo mau berenti ngetweet ke twitternya Youngmin. Terus lo juga bilang kalo lo mau berenti jadi Kpopers."
"Yaampun, gue gak bohong!! Masa gue bohong sama sahabat gue sendiri sih.."
Jira mengambil handphone nya lalu membuka aplikasi twitter.
"Nih, liat aja sendiri.."
Cindai mengambil handphone dari tangan Jira.
Seketika
matanya terbelakak.
"Ini beneran tweet lo dibales sama Youngmin? Ini asli twitternya Youngmin?"
"Iya lah beneran."
"Eh, ini dia bilang apaan ke lo? Pake hangul lagi balesnya. Mana gue ngerti coba tuh orang ngomong apaan."
"Hahaha... Dia bilang ke gue, kalo dia minta maaf karena baru bales tweet gue. Soalnya dia masih belum sempet bales tweet gue karena jadwal Boyfriend yang padat. Terus dia bilang terima kasih banyak ke gue karena gue udah mau mensupport dia dan juga Boyfriend. Dan dia bilang GWS ke gue.."
"Jangan bilang kalo lo juga bilang ke Youngmin kalo lo lagi sakit!?"
Jira tidak menjawab. Ia hanya tersenyum lebar.
"Yaampun, lo tuh yaa.."
"Eh iya. Dia juga bilang Saranghae loh ke gue. Duuhh. Jadi enak dicintai sama Youngmin."
"Ih elo pede banget. Pasti dia juga bilang kayak gitu ke semua fans-fansnya."
"Biarin yee.." Jira menjulurkan lidahnya
"Terus lo bales lagi gak ke dia?"
"Iya. Gue bilang aja sama-sama. Terus gue bilang kalo gue akan tetap mensupport dan juga akan tetap mencintai mereka semua."
"Terus, gak jadi berenti jadi Kpopers dong.."
Lagi-lagi Jira hanya tersenyum lebar.
"Dasar lo.. Udah dapet balesan tweet dari Youngmin aja, gak jadi deh berenti jadi Kpopers."
"Biarin deh.. Yang penting sekarang gue seneng karena dia udah bales tweet gue. Gue bahagia banget."
Jira tersenyum.
"Lagian bener kata lo. Gak usah peduli sama orang-orang yang ngeledekin gue, tentang gue yang menjadi seorang Kpopers. Toh menjadi seorang Kpopers bukan perbuatan yang hina kan!? Jadi, gue akan tetap menjadi seorang Kpopers dan tetap mensupport Boyfriend." Ucap Jira yang membulatkan tekadnya dengan mata yang berbinar-binar
"Nah, gitu dong.. Itu baru sahabat gue.."
Cindai merangkul sahabatnya yang sedang tersenyum.
"Gansahamnida chingu.."
"Cheonmaneyo chingu.."
Mata Jira terbelakak menatap Cindai.
"Sejak kapan lo bisa bahasa Korea?"
"Sejak lo jadi Kpopers. Hehehe.."
Cindai tertawa lebar diikuti Jira. Mereka tertawa bersama dipagi hari itu.
"Ini beneran tweet lo dibales sama Youngmin? Ini asli twitternya Youngmin?"
"Iya lah beneran."
"Eh, ini dia bilang apaan ke lo? Pake hangul lagi balesnya. Mana gue ngerti coba tuh orang ngomong apaan."
"Hahaha... Dia bilang ke gue, kalo dia minta maaf karena baru bales tweet gue. Soalnya dia masih belum sempet bales tweet gue karena jadwal Boyfriend yang padat. Terus dia bilang terima kasih banyak ke gue karena gue udah mau mensupport dia dan juga Boyfriend. Dan dia bilang GWS ke gue.."
"Jangan bilang kalo lo juga bilang ke Youngmin kalo lo lagi sakit!?"
Jira tidak menjawab. Ia hanya tersenyum lebar.
"Yaampun, lo tuh yaa.."
"Eh iya. Dia juga bilang Saranghae loh ke gue. Duuhh. Jadi enak dicintai sama Youngmin."
"Ih elo pede banget. Pasti dia juga bilang kayak gitu ke semua fans-fansnya."
"Biarin yee.." Jira menjulurkan lidahnya
"Terus lo bales lagi gak ke dia?"
"Iya. Gue bilang aja sama-sama. Terus gue bilang kalo gue akan tetap mensupport dan juga akan tetap mencintai mereka semua."
"Terus, gak jadi berenti jadi Kpopers dong.."
Lagi-lagi Jira hanya tersenyum lebar.
"Dasar lo.. Udah dapet balesan tweet dari Youngmin aja, gak jadi deh berenti jadi Kpopers."
"Biarin deh.. Yang penting sekarang gue seneng karena dia udah bales tweet gue. Gue bahagia banget."
Jira tersenyum.
"Lagian bener kata lo. Gak usah peduli sama orang-orang yang ngeledekin gue, tentang gue yang menjadi seorang Kpopers. Toh menjadi seorang Kpopers bukan perbuatan yang hina kan!? Jadi, gue akan tetap menjadi seorang Kpopers dan tetap mensupport Boyfriend." Ucap Jira yang membulatkan tekadnya dengan mata yang berbinar-binar
"Nah, gitu dong.. Itu baru sahabat gue.."
Cindai merangkul sahabatnya yang sedang tersenyum.
"Gansahamnida chingu.."
"Cheonmaneyo chingu.."
Mata Jira terbelakak menatap Cindai.
"Sejak kapan lo bisa bahasa Korea?"
"Sejak lo jadi Kpopers. Hehehe.."
Cindai tertawa lebar diikuti Jira. Mereka tertawa bersama dipagi hari itu.
The end............
"Gak usah peduli sama orang-orang yang ngeledekin gue, tentang gue yang
menjadi seorang Kpopers. Toh menjadi seorang Kpopers bukan perbuatan yang hina
kan!? Jadi, gue akan tetap menjadi seorang Kpopers dan tetap mensupport
Boyfriend."
Youngpooh··
Tidak ada komentar:
Posting Komentar