Jumat, 07 November 2014

[FF] Say Goodbye Part 2




Say Goodbye part 2

                Tidak terasa waktu terus berlalu. Ternyata benar, dua minggu bukanlah waktu yang lama. Bisa dihitung dengan menggunakan jari.
                Hari ini aku akan mengikrarkan janji bersama Bora. Yeoja yang sangat aku cintai. Namun yejoa yang tak pernah mencintaiku. Aku tersenyum getir saat seseorang memakaikan jas hitam ketubuhku.
                Kulangkahkan kakiku menuju ruang rias pengantin perempuan diujung ruang rias pengantin pria. Langkahku tiba-tiba saja terhenti. Senyumku merekah. Yeoja yang selama ini sering kulihat hanya memakai kaos dan rok atau celana jeans pendek, kini ia memakai gaun yang panjang berwarna putih dengan rambut yang terurai panjang dan hitam. Ia sangat cantik. Aku hendak melanjutkan langkahku tapi Bora terlebih dahulu menoleh ke arahku dengan tatapan sendu.
YongHwa POV end

Bora POV
                Hari ini adalah hari pernikahanku bersama YongHwa. Laki-laki yang sama sekali tidak aku cintai, menyukainya saja pun tidak. Apalagi mencintai dan menyayanginya. Entah kenapa aku tidak bisa membuka hatiku untuknya. Paling tidak memberi sedikit celah untuk bisa masuk ke dalam hatiku. Aku benar-benar tidak bisa. Ada seseorang yang sudah terlanjur mencuri hatiku. Sejak beberapa tahun yang lalu. Saat aku selalu setia menunggunya hingga ia kembali dari Amerika setelah mengenyam pendidikan disana. Dan ternyata dia juga setia padaku. Ia sama sekali tidak berhubungan dengan wanita manapun saat di Amerika. Bahkan ia selalu menghubungiku untuk sekedar menanyakan kabarku. Aku bahagia.
                Tapi semuanya berubah saat kedua orang tuaku menjodohkanku dengan laki-laki pilihannya. Aku sudah berusaha untuk menolak. Tapi mereka bilang, mereka melakukan itu demi kebaikanku. Bagaimana hal itu bisa menjadi yang terbaik bagiku!? Sementara aku saja tidak merasakan kebahagiaan apa-apa dengannya. Dia satu universitas denganku saat kami masih kuliah. Aku tau YongHwa adalah orang yang sangat baik.  Tapi ada satu hal yang benar-benar membuatku tidak bisa menerimanya.
Bora POV end

YongHwa POV
                Ia menghampiriku dan berdiri dihadapanku sekarang. Tatapan itu justru semakin sendu. Aku tidak ingin melihatnya sedih. Aku tidak bisa melihatnya seperti itu. Bagiku itu cukup menyakitkan bagiku. Biarkan aku yang merasakan sakit itu. Jangan Bora. Aku terlalu menyayanginya. Aku terlalu mencintainya.
                “Kumohon jangan menatapku seperti itu. Aku tidak ingin melihatmu sedih.”
                “Geotjimal!”
                “Mwo?”
                “Kau bilang kau akan membatalkan pernikahan ini!? Nyatanya, kenapa kau masih tetap diam saja!? Kau tetap ingin menikahiku, eoh!?”
                Aku tertawa kecil. “Kau ini tidak sabar sekali.” Kuusap kepalanya lalu kusimpulkan sebuah senyuman terindahku untuknya. Tapi Bora justru terlihat heran.
                “Pergilah..”
                “Mwo?”
                “Aku melepasmu untuknya. Aku merelakanmu untuk bersama JongHyun. Nan gwaenchana. Berbahagialah bersamanya. Bersama laki-laki yang kau cintai.”
                “Jinjja?”
                Aku menganguk.
                “Cepat pergi! Jangan sampai orang lain mengetahuinya!”
                Bora tersenyum. Ia memelukku dan sempat mencium pipiku meskipun hanya sebentar. Ini adalah kali pertama ia memelukku dan mencium pipiku. Aku senang.

                Ia berlari sembari memegangi gaunnya yang sepertinya akan menghambatnya untuk berjalan. Tapi demi meraih cintanya, ia terus berjalan tanpa merasa gaun itu sebagai bebannya. Aku menatap kepergiannya dengan senyum getir.
                Kulangkahkan kakiku menuju halaman depan. Tapi JungShin dan MinHyuk berhasil mencegahku. Aku agak terkejut dengan kehadiran mereka secara tiba-tiba.
                “Kalian mengagetkanku. Ada apa?”
                “Kau melepasnya. Demi JongHyun?” Tanya MinHyuk tak percaya
                “Cinta tak mesti harus memiliki kan!? Semuanya akan percuma jika kau memiliki cintamu, namun kau tidak bisa melihat ia bahagia saat bersamamu. Itu akan melukai perasaanku sendiri.”
                “Kau memang namja yang baik Jung YongHwa. Kau rela melepaskan cintamu demi orang lain. Kau rela mengorbankan perasaanmu demi JongHyun.” Puji JungShin
                “Sudahlah.. Tak usah kalian pikirkan. Aku akan bicara dengan orang tua kami.”
                Aku berlalu dari mereka yang ternyata mengikutiku dari belakang.

                Dengan mencoba untuk tenang, aku menjelaskan semuanya kepada orang tuaku dan juga orang tua Bora. Semuanya kujelaskan dan tanpa terkecuali. Awalnya mereka sempat heran. Namun sepertinya mereka merasa menyesalinya sekarang. Akhirnya mereka mengambil keputusan untuk membatalkan pernikahan kami. Aku menyunggingkan senyumku. Mereka meminta maaf padaku karena telah memaksaku untuk menikah dengan Bora. Begitu juga sebaliknya. Sebenarnya mereka hanya perlu meminta maaf kepada Bora. Karena sejujurnya aku tidak masalah jika harus menikah dengan Bora. Karena aku mencintainya. Tapi tak apa, aku harus bisa membuat yeoja yang kucintai bahagia. Meskipun bukan denganku. Meskipun harus mengorbankan perasaanku sendiri.
YongHwa POV end

***
Author POV

                MinHyuk mencari-cari keberadaan Hyung nya yang dari semalam belum keluar kamar. Awalnya ia mengira mungkin YongHwa masih lelah. Makanya ia membiarkannya untuk istirahat. Tapi perasaannya semakin tidak enak. Akhirnya ia memutuskan pergi ke kamar YongHwa untuk memastikan keadaannya. Ia membuka pintu kamar YongHwa yang berwarna putih itu. Matanya seketika terbelalak.
                “Aaaaaaaaaaaaa………”
                Teriakkan MinHyuk sontak membuat kaget kedua orang tuanya yang langsung menghampiri MinHyuk.
                “OMO!! YongHwa!!”
                Eomma YongHwa dan MinHyuk menutup mulutnya dengan menggunakan salah satu tangannya. Kedua matanya mulai berbinar. Air mata mulai jatuh membasahi pipinya.
                Mereka bertiga menghampiri YongHwa yang tergeletak dilantai dengan darah yang berlumuran dari bagian perutnya. Sebilah pisau tergenggam ditangan YongHwa dengan selembar kertas disampingnya yang bertuliskan ‘Selamat tinggal. Aku akan baik-baik saja.’ dengan menggunakan darah.
                Eomma nya berteriak histeris, bahkan lebih histeris dari pada MinHyuk tadi. Ia jatuh dalam dekapan suaminya yang juga sempat histeris.
                MinHyuk menjatuhkan dirinya ke lantai. Ia mengepalkan kedua tangannya. Air mata dengan derasnya membasahi pipi chubby nya. Ia tak peduli sekalipun matanya akan terlihat tambah sipit.

                Duka menyelimuti keluarga YongHwa. Satu hari setelah hari pernikahannya yang dibatalkan, YongHwa ditemukan tewas dikamarnya dengan sebuah kertas yang sengaja ia tulis diperuntukkan kepada orang-orang yang ia sayangi juga yang menyayanginya.
                JungShin terus mendekap MinHyuk yang masih terus menangis. JungShin pun tidak mampu membendung air matanya ketika mayat YongHwa diangkat dan dibawa oleh para tim medis ke ambulans untuk segera dilakukan ototpsi di Rumah Sakit. Garis polisi membatasi kamar YongHwa.
                “Aku tidak menyangka Hyung akan berbuat seperti ini. Ku kira dia bisa tegar dengan keputusan yang ia ambil. Tapi.. Kenapa..” Tangis MinHyuk makin menjadi
                “Sudahlah.. Mungkin ini jalan yang terbaik untuknya. Aku juga belum bisa mencerna semuanya. Kejadian ini terlalu cepat. Hhhh..” JungShin menghela napas panjang.

(Dirumah Bora)
                Bora tersenyum puas dihadapan foto YongHwa yang sudah tersayat-sayat. Digenggamannya terdapat sebuah pisau kecil yang tajam. Ia mengalihkan pandangannya ke langit-langit atap kamarnya.

Flashback
                Seseorang diam-diam masuk ke dalam sebuah rumah seperti maling. Dengan wajah yang tertutup oleh sebuah topeng. Perlahan tapi pasti, ia masuk ke sebuah kamar. Ternyata seseorang yang memiliki kamar itu belum tidur. Ia menoleh ke arah seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya, dengan menggunakan topeng.
                “Jung YongHwa..” Seseorang itu membuka topengnya dan membiarkan rambutnya terurai panjang
                “B-bora!?”
                Seseorang bernama Bora itu mendekati YongHwa sembari memainkan sebilah pisau.
                “Kau tau, apa maksud kedatanganku kesini?”
                “Nan molla..” Gumam YongHwa pelan dengan rasa takut yang menghinggapi dirinya
                “Aku ingin segera menghabisi nyawamu! Nyawa keluargamu!” Tegas Bora
                “M-mwoya? Maksudmu apa? Kenapa kau ingin membunuhku, eoh!?”
                “Karena kau dan keluargamu telah membuat JongHyun sengsara. Kalian telah mengambil kebahagiaan mereka. Karena keluargamu telah membuat seluruh saham yang dimiliki oleh perusahaan mereka jatuh ke perusahaan Appa mu. Mereka bangkrut dan harus pindah ke Amerika untuk meminta bantuan kepada keluarga mereka yang ada disana.”
                “Mworago!?”
                “Kenapa? Kau kaget? Memang seperti itu kenyataannya. Kau tidak tau apa-apa karena kau tidak berusaha untuk mengetahuinya. Semenjak saat itu aku sangat membenci keluargamu. Karena aku sangat mencintai JongHyun! Dan kau tau!? Karena perjodohan itu JongHyun sempat tak ingin kembali kesini!”
                “Bora, tenanglah.. Sekarang kau kan sudah mendapatkan JongHyun.. Kau akan bahagia bersamanya. Lagi pula sekarang keluarga JongHyun telah berjaya kembali, kan!?”
               
                “Ya, aku akan bahagia bersamanya. Dan JongHyun memang sudah mendapatkan seluruh hartanya kembali. Tapi aku akan tetap menghabisi nyawa keluargamu. Termasuk JungShin!”
                “Ani! Kau tidak boleh membunuh JungShin! Kau juga tidak boleh membunuh keluargaku!”
                YongHwa mengepalkan kedua tangannya. Ia menghela napas panjang. Tatapan matanya tertuju ke tatapan mata Bora.
                “Bunuh aku.. Tapi berjanjilah untuk tidak mengusik keluargaku. Dan juga JungShin. Biarkan mereka semua menjalani hidup mereka ke depan.”
                “Jinjja? Apa kau benar-benar serius!?” Tanya Bora masih memainkan pisau yang ia pegang.
                YongHwa mengangguk. “Tapi kumohon.. Tepatilah janjimu. Biarkan mereka hidup bahagia. Kumohon..” Ujarnya dengan suara yang mulai serak
                “Baiklah jika itu yang kau mau.”
                Bora menusukkan pisau yang ia pegang ke bagian perut YongHwa. Mata YongHwa membulat. Tidak butuh waktu lama, darah mulai mengucur. Tubuh YongHwa seketika rapuh dan jatuh tergeletak dilantai. Ia mengambil sebuah kertas dan menulis beberapa kata dengan menggunakan darah YongHwa, dan meninggalkan kertas itu disamping tubuh YongHwa. Bora tersenyum puas. Setelah itu ia langsung pergi meninggalkan rumah YongHwa tanpa jejak.
Flashback end

                JongHyun menghampiri Bora dan memeluknya dari belakang. Bora menaruh pisau itu dimeja dan meraih lengan JongHyun. Mereka berdua tersenyum penuh kebahagiaan. Kebahagiaan diatas kematian seseorang.

The end………………………………..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength