Hari ini melelahkan. Masing-masing
pelajaran memberi kami tugas. Dan yang paling menyebalkan, sudah diberi tugas,
masih saja kami diberi PR. Entah aku sempat atau tidak mengerjakan PR-PR itu.
Seperti biasa, sepulang sekolah aku
mengunjungi atap. Tapi aku terpaksa hanya bisa duduk melihat pemandangan dari
atas sini, karena kakiku masih terlalu sakit jika harus berlatih dance. Untung
saja Youngmin berbaik hati mau mengantarkanku kesini. Ia sedang latihan basket
dilapangan bersama tim basketnya. Dari atas sini pun bisa terlihat. Aku
memintanya untuk menjemputku disini setelah ia selesai bermain basket.
“Kukira kau sedang berlatih dance
lagi.”
Aku menoleh. Ternyata Sura. Ia
duduk disisi kiriku.
“Kemarin aku mengalami kecelakaan.
Hanya kecelakaan kecil. Dan hal itu membuat kakiku mengalami sedikit cedera.”
“Aigoo.. Tapi kau baik-baik saja
kan!?”
Aku mengangguk. Kuperhatikan
wajahnya yang manis itu. Raut wajahnya seperti menampakkan kekhawatiran. Aku
senang.
“Kenapa kau melihatku seperti itu?”
“Ah..” Pertanyaannya membuyarkan
lamunanku. Aku jadi salah tingkah dibuatnya.
Ponselku tiba-tiba bergetar.
Ternyata ada email masuk dari Youngmin. Ia bilang kalau latihan basketnya
sebentar lagi selesai. Secepatnya ia akan menemuiku disini.
“Mmhh.. Sepertinya aku harus segera
pergi.” Sura bangkit lalu berlari kecil
“Kau mau kemana?”
Sura tak menghiraukan pertanyaanku.
Ia justru terus berlari.
Lima belas menit aku menunggu
kedatangan Youngmin sembari bernyanyi-nyanyi kecil.
“Mianhae sudah membuatmu menunggu
lama.”
“Gwaenchana. Ayo kita pulang. Aku
ingin tidur.”
Youngmin mengangguk lalu membantuku
berdiri.
***
Tiga hari setelah kecelakaan itu,
membuatku harus absen untuk mengunjungi atap. Dan aku mulai merindukan Sura.
Entah kenapa aku rindu dengan suara lembutnya. Aku rindu dengan senyumannya
yang manis hingga membuat aku kecelakaan dan aku harus beristirahat dirumah
selama beberapa hari. Apa Sura juga merindukanku? Pasti tidak.
Hari ini aku mengunjungi atap lagi.
Aku terus melatih kemampuan dance ku disini. Hingga segurat senyum muncul
diwajahku. Sura datang.
“Tiga hari semenjak kecelakaan itu
sudah berlalu, dan sekarang kau sudah mulai berlatih dance lagi. Apa itu tidak
memperburuk keadaan kakimu?”
“Ani. Lagi pula, jika aku terus
berdiam diri dirumah, aku merasa bosan. Aku sangat merindukan latihan dance.
Dan..” Aku tidak berani melanjutkan kata-kataku
“Dan apa?”
Aku menggeleng dengan cepat.
“Memangnya kau akan mengikuti
sebuah perlombaan ya? Kau berlatih dance setiap harinya. Apa kau tidak merasa
lelah?”
Aku mematikan musik diponselku lalu
duduk menghadap ke arah lapangan, seperti biasa.
“Sebenarnya tidak ada. Aku hanya
ingin mengasah kemampuan dance ku saja. Lelah? Justru latihan dance membuatku
jadi tambah bersemangat untuk melakukan aktivitas yang lainnya.”
“Kenapa kau tidak ikut tampil di acara
pentas seni nanti? Kau bisa menunjukkan kemampuan dance mu didepan seluruh
murid yang ada disini. Kau bisa membuktikan kepada mereka jika kau memiliki
kemampuan yang tidak kalah keren dengan Hyung mu. Kau akan menjadi terkenal
seperti Youngmin. Hyung mu pasti akan bangga padamu.”
“Geuraeyo? Kurasa tidak. Kemampuan
dance ku belum seberapa.”
“Pentas seni akan diadakan dua
bulan lagi. Apa waktu dua bulan kurang untuk memantapkan setiap gerakan dance
mu? Aku yakin usahamu tidak akan sia-sia! Lagi pula percuma jika kau terus
berlatih dance diatap setiap hari, jika kau tidak memperlihatkan kemampuanmu
kepada orang banyak.” Tegas Sura.
Aku tersentak. Kata-kata Sura
seperti sebuah tamparan yang mampu membangunkanku.
“Ayolah.. Kau pasti bisa!”
“Entahlah..” Aku bangkit dan
berlalu dari Sura.
Hari ini aku menjadi tidak
bersemangat. Dan kata-kata Sura tadi terus terngiang-ngiang dipikiranku. Aku
tidak bisa mencerna semuanya.
“Aku pulang..”
“Kwangmin-ah.. Kau pasti habis dari
atap lagi.”
Aku mengangguk. Entah kenapa
perutku terasa mual. Kepalaku tiba-tiba terasa sangat berat dan pusing.
Perlahan mataku terpejam, dan tubuhku mulai terhuyung ke lantai.
“Kwangmin-ah..”
Tak ada yang memaksaku untuk membuka
kedua mataku selain cahaya yang menerangi ruang kamarku. Kepalaku masih terasa pusing. Aku melihat Youngmin yang
duduk disisi ranjang sembari memperhatikanku. Raut wajahnya mengisyaratkan kekhawatiran padaku.
Ia tersenyum saat aku bangun.
“Kau sudah sadar? Bagaimana
keadaanmu?”
“Kepalaku masih pusing. Dimana Eomma?”
“Eomma harus pergi ke Busan.
Ahjumma Hyemi baru saja melahirkan. Ia memerlukan bantuan Eomma. Mungkin Eomma
akan tinggal untuk beberapa hari disana. Apa kau sedang sakit? Kenapa kau tidak
bilang padaku?”
“Aku hanya tidak enak badan.
Mungkin aku kelelahan dan ada beberapa hal yang sedang kupikirkan.”
“Jika ada apa-apa, kau bisa cerita
padaku. Kau bisa mempercayaiku untuk menjaga rahasiamu.”
Aku mengangguk. “Gomawo hyung. Aku
ingin istirahat. Bisakah kau tinggalkanku sendiri?”
“Baiklah. Jika kau butuh sesuatu,
atau kau ingin bercerita, kau bisa mengandalkanku.”
Youngmin bangkit lalu keluar dari
kamarku.
Mianhae Hyung. Aku belum bisa menceritakan semuanya
padamu saat ini. Menurutku waktunya belum tepat. Tapi aku janji, aku akan menceritakan semuanya padamu. Yaksokhae.
Aku kembali memikirkan kata-kata
Sura saat diatap tadi sore. Tapi kepalaku justru tambah terasa sakit. Akhirnya
aku memutuskan untuk tidur.
Keesokan harinya..
Hari ini aku meminta Youngmin
mengizinkanku untuk tidak masuk sekolah. Kepalaku masih terasa sakit. Aku tidak
bisa bangun dari tempat tidur. Itu artinya aku tidak bertemu dengan Sura hari ini.
Tapi, aku takut kalau Sura marah padaku. Karena kemarin aku langsung pergi
meninggalkannya begitu saja. Apa yang akan terjadi jika Sura marah padaku?
Pasti ia tidak akan mau bertemann denganku lagi. Padahal kan ia hanya mencoba
untuk memberiku saran. Dan sarannya pun cukup membuatku hingga terus
memikirkannya.
“Semoga kau tidak marah padaku
Sura.”
Kubenamkan wajahku diantara
bantal-bantal, lalu memejamkan mataku.
***
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar