Sabtu, 08 November 2014

[FF] Sayonara Part 2


[FF] Sayonara Part 2



             Hari ini melelahkan. Masing-masing pelajaran memberi kami tugas. Dan yang paling menyebalkan, sudah diberi tugas, masih saja kami diberi PR. Entah aku sempat atau tidak mengerjakan PR-PR itu.
             Seperti biasa, sepulang sekolah aku mengunjungi atap. Tapi aku terpaksa hanya bisa duduk melihat pemandangan dari atas sini, karena kakiku masih terlalu sakit jika harus berlatih dance. Untung saja Youngmin berbaik hati mau mengantarkanku kesini. Ia sedang latihan basket dilapangan bersama tim basketnya. Dari atas sini pun bisa terlihat. Aku memintanya untuk menjemputku disini setelah ia selesai bermain basket.
             “Kukira kau sedang berlatih dance lagi.”
             Aku menoleh. Ternyata Sura. Ia duduk disisi kiriku.
             “Kemarin aku mengalami kecelakaan. Hanya kecelakaan kecil. Dan hal itu membuat kakiku mengalami sedikit cedera.”
             “Aigoo.. Tapi kau baik-baik saja kan!?”
             Aku mengangguk. Kuperhatikan wajahnya yang manis itu. Raut wajahnya seperti menampakkan kekhawatiran. Aku senang.
             “Kenapa kau melihatku seperti itu?”
             “Ah..” Pertanyaannya membuyarkan lamunanku. Aku jadi salah tingkah dibuatnya.
             Ponselku tiba-tiba bergetar. Ternyata ada email masuk dari Youngmin. Ia bilang kalau latihan basketnya sebentar lagi selesai. Secepatnya ia akan menemuiku disini.
             “Mmhh.. Sepertinya aku harus segera pergi.” Sura bangkit lalu berlari kecil
             “Kau mau kemana?”
             Sura tak menghiraukan pertanyaanku. Ia justru terus berlari.

             Lima belas menit aku menunggu kedatangan Youngmin sembari bernyanyi-nyanyi kecil.
             “Mianhae sudah membuatmu menunggu lama.”
             “Gwaenchana. Ayo kita pulang. Aku ingin tidur.”
             Youngmin mengangguk lalu membantuku berdiri.

***
             Tiga hari setelah kecelakaan itu, membuatku harus absen untuk mengunjungi atap. Dan aku mulai merindukan Sura. Entah kenapa aku rindu dengan suara lembutnya. Aku rindu dengan senyumannya yang manis hingga membuat aku kecelakaan dan aku harus beristirahat dirumah selama beberapa hari. Apa Sura juga merindukanku? Pasti tidak.
             Hari ini aku mengunjungi atap lagi. Aku terus melatih kemampuan dance ku disini. Hingga segurat senyum muncul diwajahku. Sura datang.
             “Tiga hari semenjak kecelakaan itu sudah berlalu, dan sekarang kau sudah mulai berlatih dance lagi. Apa itu tidak memperburuk keadaan kakimu?”
             “Ani. Lagi pula, jika aku terus berdiam diri dirumah, aku merasa bosan. Aku sangat merindukan latihan dance. Dan..” Aku tidak berani melanjutkan kata-kataku
             “Dan apa?”
             Aku menggeleng dengan cepat.
             “Memangnya kau akan mengikuti sebuah perlombaan ya? Kau berlatih dance setiap harinya. Apa kau tidak merasa lelah?”
             Aku mematikan musik diponselku lalu duduk menghadap ke arah lapangan, seperti biasa.
             “Sebenarnya tidak ada. Aku hanya ingin mengasah kemampuan dance ku saja. Lelah? Justru latihan dance membuatku jadi tambah bersemangat untuk melakukan aktivitas yang lainnya.”
             “Kenapa kau tidak ikut tampil di acara pentas seni nanti? Kau bisa menunjukkan kemampuan dance mu didepan seluruh murid yang ada disini. Kau bisa membuktikan kepada mereka jika kau memiliki kemampuan yang tidak kalah keren dengan Hyung mu. Kau akan menjadi terkenal seperti Youngmin. Hyung mu pasti akan bangga padamu.”
             “Geuraeyo? Kurasa tidak. Kemampuan dance ku belum seberapa.”           
             “Pentas seni akan diadakan dua bulan lagi. Apa waktu dua bulan kurang untuk memantapkan setiap gerakan dance mu? Aku yakin usahamu tidak akan sia-sia! Lagi pula percuma jika kau terus berlatih dance diatap setiap hari, jika kau tidak memperlihatkan kemampuanmu kepada orang banyak.” Tegas Sura.
             Aku tersentak. Kata-kata Sura seperti sebuah tamparan yang mampu membangunkanku.
             “Ayolah.. Kau pasti bisa!”
             “Entahlah..” Aku bangkit dan berlalu dari Sura.

             Hari ini aku menjadi tidak bersemangat. Dan kata-kata Sura tadi terus terngiang-ngiang dipikiranku. Aku tidak bisa mencerna semuanya.

             “Aku pulang..”
             “Kwangmin-ah.. Kau pasti habis dari atap lagi.”
             Aku mengangguk. Entah kenapa perutku terasa mual. Kepalaku tiba-tiba terasa sangat berat dan pusing. Perlahan mataku terpejam, dan tubuhku mulai terhuyung ke lantai.
             “Kwangmin-ah..”


             Tak ada yang memaksaku untuk membuka kedua mataku selain cahaya yang menerangi ruang kamarku. Kepalaku masih terasa pusing. Aku melihat Youngmin yang duduk disisi ranjang sembari memperhatikanku. Raut wajahnya mengisyaratkan kekhawatiran padaku. Ia tersenyum saat aku bangun.
             “Kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu?”
             “Kepalaku masih pusing. Dimana Eomma?
             “Eomma harus pergi ke Busan. Ahjumma Hyemi baru saja melahirkan. Ia memerlukan bantuan Eomma. Mungkin Eomma akan tinggal untuk beberapa hari disana. Apa kau sedang sakit? Kenapa kau tidak bilang padaku?”
             “Aku hanya tidak enak badan. Mungkin aku kelelahan dan ada beberapa hal yang sedang kupikirkan.”
             “Jika ada apa-apa, kau bisa cerita padaku. Kau bisa mempercayaiku untuk menjaga rahasiamu.”
             Aku mengangguk. “Gomawo hyung. Aku ingin istirahat. Bisakah kau tinggalkanku sendiri?”
             “Baiklah. Jika kau butuh sesuatu, atau kau ingin bercerita, kau bisa mengandalkanku.”
             Youngmin bangkit lalu keluar dari kamarku.

             Mianhae Hyung. Aku belum bisa menceritakan semuanya padamu saat ini. Menurutku waktunya belum tepat. Tapi aku janji, aku akan menceritakan semuanya padamu. Yaksokhae.

             Aku kembali memikirkan kata-kata Sura saat diatap tadi sore. Tapi kepalaku justru tambah terasa sakit. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur.


Keesokan harinya.. 

             Hari ini aku meminta Youngmin mengizinkanku untuk tidak masuk sekolah. Kepalaku masih terasa sakit. Aku tidak bisa bangun dari tempat tidur. Itu artinya aku tidak bertemu dengan Sura hari ini. Tapi, aku takut kalau Sura marah padaku. Karena kemarin aku langsung pergi meninggalkannya begitu saja. Apa yang akan terjadi jika Sura marah padaku? Pasti ia tidak akan mau bertemann denganku lagi. Padahal kan ia hanya mencoba untuk memberiku saran. Dan sarannya pun cukup membuatku hingga terus memikirkannya.
             “Semoga kau tidak marah padaku Sura.”
             Kubenamkan wajahku diantara bantal-bantal, lalu memejamkan mataku.

***
 
TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength