Sabtu, 08 November 2014

[FF] Sayonara Part 3



[FF] Sayonara Part 3
 


             Aku membuka lebar pintu tralis yang tadinya hanya terbuka sedikit. Mataku tertuju ke seseorang yang sedang berdiri dipagar pembatas.
             “Sura.. Apa itu kau?”
             Ia menoleh lalu tersenyum. Aku menghampirinya dan berdiri tepat disisi kirinya.
             “Mmhh.. Mengenai dua hari yang lalu. Aku minta maaf. Aku langsung pergi begitu saja. Kau marah ya padaku?” Aku menoleh
             “Kenapa kau beranggapan kalau aku marah? Aku sama sekali tidak marah padamu. Aku yang seharusnya minta maaf. Karena saranku, kau jadi sakit karena terus memikirkannya.”
             “Dari mana kau tau tentang hal itu?” Tanyaku mendelik
             “Tidak penting aku mengetahuinya dari mana.”
             “Tapi.. Setelah kupikir-pikir, sepertinya aku akan mengikuti saranmu.”
             “Mwoya?”
             “Kau benar. Percuma jika aku terus berlatih setiap hari diatap tanpa sebuah tujuan yang pasti. Aku akan tampil dalam acara pentas seni nanti. Aku akan menunjukkan kalau aku bisa jauh lebih hebat dari Youngmin. Aku akan menampilkan kemampuanku didepan semua orang. Aku ingin membuktikan kalau aku memiliki bakat yang selama ini kupendam. Terima kasih banyak Sura..”
             Sura tersenyum. “Aku senang kau memiliki semangat seperti itu. Kuharap, kau bisa berlatih lebih giat lagi, dan tentunya dengan sungguh-sungguh.”
             “Aku akan melakukan semua itu, asalkan kau mau menemaniku untuk berlatih. Bagaimana?”
             Sura mengangguk. “Aku mau.”
             Aku tersenyum. Aku lega karena ternyata Sura tidak marah padaku. Dan aku senang karena Sura mau menemaniku berlatih dance hingga dua bulan kedepan. Disini. Di atap. Berdua bersama Sura.

***

             Sesuai janjinya, Sura terus menemaniku berlatih dance di atap. Aku senang Sura bisa menemaniku. Selain ada teman untuk mengobrol, Sura bisa menjadi penyemangat diluar diriku. Itu akan berdampak baik untukku.
             “Aku lelah..” Kataku saat menelesaikan gerakan terakhir.
             Aku duduk disamping Sura yang tersenyum kepadaku.
             “Fighting! Kau masih memiliki satu bulan lagi untuk terus berlatih.”
             “Hhmm.. Geurae..”
             Mataku memandang lurus kedepan.
             “Apa kau akan tetap menemaniku berlatih dance disini satu bulan mendatang?”
             “Jika kau meminta begitu, aku tidak akan pernah menolak.”
             “Jinjja? Kenapa kau mau melakukan hal itu padaku?”
             Sura terdiam sejenak. “Aku harus segera pergi.” Ia bangkit, “Besok aku akan menemuimu lagi disini.” Lalu berjalan pergi menjauh dariku. Aku menatap kepergiannya.


             Aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidur sepulangnya latihan dance di atap.
             “Satu bulan terakhir kau selalu pulang sore. Dan kau selalu pergi ke atap. Apa yang kau lakukan disana?”
             Youngmin masuk ke dalam kamarku lalu duduk disisi tempat tidurku.
             “Tidak ada.”
             “Geotjimal.”
             Aku bangkit dan duduk disampingnya.
             “Hyung..”
             Youngmin menoleh.
             “Pernahkah kau merasakan jatuh cinta?”
             “Mworago? Apa kau sedang merasakannya?”
             “Sepertinya begitu.” Jawabku membuang muka
             “Aku tidak menyangka, adikku yang selalu pendiam dikelas ini sedang jatuh cinta. Siapa yeoja yang mampu mengalihkan perhatian adik kembarku ini?”
             “Seorang yeoja yang sering mengunjungi atap.”
             “Jadi itu sebabnya kenapa kau selalu pergi ke atap?”
             “Itu alasan keduaku sesudah aku mengenalnya. Dia cantik. Senyuman manisnya tidak pernah lepas dari pikiranku. Ada satu hal yang membuatku makin mengaguminya padanya. Mungkinkah aku harus menyatakan padanya kalau aku menyukainya, Hyung?”
             “Tidak ada salahnya jika kau mencoba untuk mengungkapkan perasaanmu padanya.”
             “Lalu, jika ia marah setelah aku menyatakan perasaanku padanya, bagaimana?”
             “Minta maaflah padanya. Kau seorang namja. Dan kau yang memiliki perasaan itu padanya. Aku yakin kau bisa mengatasinya.”
             “Geuraeyo?”
             Youngmin mengangguk dan berdiri.
             “Jadilah pemberani. Untuk mengungkapkan perasaanmu kepada yeoja yang kau suka. Jangan biarkan kau terus memendam perasaanmu itu.”
             “Gomawo hyung..”
             “Cheonmaneyo.”

             Aku kembali merebahkan tubuhku. Hyung benar. Aku harus mengatakan perasaanku pada Sura. Mungkin secepatnya aku akan mengatakan padanya.

***

             Aku berjalan menuju atap dengan buru-buru. Kulirik jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 14:00 siang. Semoga Sura tidak menungguku lama.
             “Ku kira kau tidak akan datang.”
             “Sura.. Mianhae, aku sudah membuatmu menunggu lama ya? Tadi ada tugas yang harus kuselesaikan. Jadi aku agak telat kesini.”
             “Ani. Gwaenchana. Sudah siap berlatih dance lagi hari ini?” Tanyanya bersemangat
             “Siap!”

             “Bagaimana dance ku hari ini?” Kataku sambil mengatur nafas
             “Dance mu jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku yakin, semua murid disini yang melihatmu nanti akan terpukau dengan penampilan dancemu.”
             “Geuraeyo?”
             Sura mengangguk dengan senyumannya yang manis. Aku ikut tersenyum. Tiba-tiba ponselku berdering. Ternyata ada email dari Youngmin. Aku membalas email darinya dan masih terpaku pada ponselku.
             “Kau ini.. Ayo latihan lagi!” Perintah Sura sambil mengambil posel dari genggamanku dan membawanya pergi menjauh dariku
             “Hey, kembalikan ponselku!!”
             “Tidak mau!” Sura terus berlari menjauh dariku.
             Aku berusaha berlari mengejarnya untuk meraih ponselku yang berada digenggamannya. Ternyata Sura berlari dengan sangat cepat. Dan aku lelah. Akhirnya kuputuskan untuk berhenti berlari dan kubaringkan tubuhku dilantai.
             “Payah..” Sahut Sura yang sudah berdiri tepat didepanku.
             Aku tersenyum jahil. Perlahan aku bangun dan berhasil menangkapnya.
             “Kena kau..”
             “Hahaha lepaskan aku!!”
             “Wwoooahh..”
             Aku berusaha meraih ponselku, tapi kami kehilangan keseimbangan hingga aku dan Sura terjatuh. Aku merasakan bibirku menyentuh bibir lain. Oh, mungkinkah itu bibir Sura? Apa kami berciuman secara tidak sengaja? Jantungku berdebar kencang. Apa Sura merasakan hal yang sama denganku? Mataku menatap kedua mata Sura yang kini mulai berbinar.
             “M-mianhaeyo.. Biar kubantu.” Kata Sura membuyarkan lamunanku.
             Aku bangkit dibantu Sura untuk menarik tanganku.
             “Ini ponselmu. Sekali lagi aku minta maaf.”
             “Gwaenchana.” Aku meraih ponselku. Seketika kami terdiam.

             Angin berhembus menerbangkan rambut Sura hingga sedikit berantakan. Dan Sura membiarkannya begitu saja. Membuat Sura terlihat jauh lebih cantik. Aku makin terpesona dengannya.
             “Sebaiknya kau pulang dan beristirahat.” Ucap Sura memecah keheningan. Ia pun berbalik badan. “Sampai jumpa.” Dan pergi berlalu dariku yang masih berdiri mematung.

             Kuusap perlahan bibirku. Rasanya ada yang berbeda. Kutatap lagi kedepan, meskipun Sura sudah tidak terlihat lagi dimataku. Aku memtuskan untuk pulang dan beristirahat. Seperti apa yang disarankan oleh Sura.

             Malam harinya aku tidak bisa tidur. Apa yang akan dipikirkan oleh Sura setelah ciuman tak disengaja itu ya? Aku semakin gelisah. Tapi walau bagaimanapun itu adalah kesalahan yang Sura buat sendiri. Ia yang mengambil ponselku dan membawanya menjauh dariku, hingga akhirnya kami terjatuh, dan ciuman tidak disengaja itupun terjadi.
             “Aigoo...” Aku memukul kepalaku sendiri.
             “Kwangmin-ah..”
             “H-hyung..” Aku terkejut saat tiba-tiba Youngmin masuk ke dalam kamarku.
             “Kau kenapa? Aku tidak sengaja melihat kau memukul kepalamu sendiri. Apa kau merasa sakit dibagian kepalamu?” Tanya Youngmin mengkhawatirkanku. Aku sangat senang jika Youngmin mengkhawatirkanku seperti ini.
             “Ani.” Jawabku singkat.
             Haruskah aku menceritakan semua yamg terjadi tadi sore di atap saat bersama Sura? Aku bingung. Aku malu.
             “Ku kira kau kenapa. Baiklah, aku akan kembali ke kamarku. Jangan tidur malam-malam. Arraseo!?”
             Aku mengangguk. Kuperhatikan kepergian Youngmin hingga pintu itu tertutup. Tapi hatiku menjadi semakin gelisah. Rasanya aku ingin berteriak agar kegelisahan dihatiku sirna. Tapi tidak mungkin jika aku berteriak dirumahku sendiri. Yang ada orang-orang seisi rumah bisa menggeretakku. Akhirnya kuputuskan untuk pergi ke kamar Youngmin.

             “Hyung.. Apa kau sudah tidur?” Tanyaku, membuka pintu kamar Youngmin dengan pelan.
             “Aku belum tidur. Masuklah! Waeyo Dongsaeng?”
             Aku berjalan pelan memasuki kamar Youngmin. Ia memang belum tidur.  Youngmin tengah merapihkan buku-buku pelajarannya ditempat tidur.
             “Mmhh, aku ingin menceritakan sesuatu.”
             “Jinjja? Tentang yeoja yang sedang kau sukai itu? Sini, duduk disampingku.”
             “Sebenarnya aku malu untuk menceritakannya padamu. Tapi, hatiku gelisah. Dan aku bingung harus mengutarakan semuanya kepada siapa.”
             “Kau datang ke orang yang tepat Dongsaeng. Aku kan sudah pernah bilang, kalau kau ingin bercerita, kepadaku saja. Kau bisa mempercayaiku Dongsaeng.”
             “Baiklah.. Mmhh.. Tadi sore, saat di atap aku dan dia bertemu seperti biasa. Aku melakukan sesuatu hal dan ia menemaniku. Sampai ia mengambil ponselku secara paksa dan membawanya menjauh dariku. Aku tau ia hanya ingin bercanda, karena selama ini aku terlalu serius melakukan sesuatu hal itu. Ia terus berlari menjauh dariku. Sampai aku berhasil menangkapnya, lalu berusaha mengambil ponselku kembali. Tapi.. Kami kehilangan keseimbangan hingga kami terjatuh. Lalu..”
             Lalu apa? Ayo teruskan! Apa yang terjadi setelah itu?” Youngmin terlihat sangat antusias dengan ceritaku
             “Mmhh.. Lalu, kami tidak sengaja berciuman, Hyung..” Tuturku sembari menundukkan kepalaku
             “Mworago? Kalian berciuman? Aigoo.. Aku saja belum pernah melakukan hal itu.”
             “Tapi kan kami melakukannya secara tidak sengaja Hyung..” Aku membela
             “Ne, arraseo. Baiklah, lantas apa yang kau permasalahkan?”
             “Aku juga tidak mengerti Hyung.. Hatiku merasakan kegelisahan yang luar biasa. Dan ia hanya menyuruhku untuk pulang dan beristirahat setelahnya. Lalu ia pergi. Aku takut dia tidak bisa menerima kejadian itu.”
             “Mungkin ia juga mengerti kalau kejadian itu terjadi karena faktor ketidak sengajaan. Lagi pula dia sendiri yang memulai. Jadi itu bukan sepenuhnya kesalahanmu. Geuraeyo?”
             “Aku juga berpikir seperti itu.”
             “Jika ia marah, minta maaflah padanya. Oh ya, kau sudah mengatakan kalau kau menyukainya?”
             Aku menggeleng dengan cepat. “Waktunya belum tepat. Terlalu cepat.”
             “Kau harus segera mengatakannya, walau bagaimanapun juga. Aku hanya tidak ingin kau menyesal nantinya!” Youngmin menatapku dengan serius.

             Aku memikirkan kata-katanya itu sepanjang malam. Mungkinkah aku harus mengatakan secepatnya kepada Sura? Tapi kan aku baru menyukainya!? Ah, sepertinya akan kupikir lagi nanti. Aku mematikan lampu kamarku dan sgera memejamkan mata.

***

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength