[FF] Sayonara Part 3
Aku membuka lebar pintu tralis yang
tadinya hanya terbuka sedikit. Mataku tertuju ke seseorang yang sedang berdiri
dipagar pembatas.
“Sura.. Apa itu kau?”
Ia menoleh lalu tersenyum. Aku
menghampirinya dan berdiri tepat disisi kirinya.
“Mmhh.. Mengenai dua hari yang
lalu. Aku minta maaf. Aku langsung pergi begitu saja. Kau marah ya padaku?” Aku
menoleh
“Kenapa kau beranggapan kalau aku
marah? Aku sama sekali tidak marah padamu. Aku yang seharusnya minta maaf.
Karena saranku, kau jadi sakit karena terus memikirkannya.”
“Dari mana kau tau tentang hal
itu?” Tanyaku mendelik
“Tidak penting aku mengetahuinya
dari mana.”
“Tapi.. Setelah kupikir-pikir,
sepertinya aku akan mengikuti saranmu.”
“Mwoya?”
“Kau benar. Percuma jika aku terus
berlatih setiap hari diatap tanpa sebuah tujuan yang pasti. Aku akan tampil
dalam acara pentas seni nanti. Aku akan menunjukkan kalau aku bisa jauh lebih
hebat dari Youngmin. Aku akan menampilkan kemampuanku didepan semua orang. Aku
ingin membuktikan kalau aku memiliki bakat yang selama ini kupendam. Terima
kasih banyak Sura..”
Sura tersenyum. “Aku senang kau
memiliki semangat seperti itu. Kuharap, kau bisa berlatih lebih giat lagi, dan
tentunya dengan sungguh-sungguh.”
“Aku akan melakukan semua itu,
asalkan kau mau menemaniku untuk berlatih. Bagaimana?”
Sura mengangguk. “Aku mau.”
Aku tersenyum. Aku lega karena
ternyata Sura tidak marah padaku. Dan aku senang karena Sura mau menemaniku berlatih
dance hingga dua bulan kedepan. Disini. Di atap. Berdua bersama Sura.
***
Sesuai janjinya, Sura terus
menemaniku berlatih dance di atap. Aku senang Sura bisa menemaniku. Selain ada
teman untuk mengobrol, Sura bisa
menjadi penyemangat diluar diriku. Itu akan berdampak baik
untukku.
“Aku lelah..” Kataku saat
menelesaikan gerakan terakhir.
Aku duduk disamping Sura yang
tersenyum kepadaku.
“Fighting! Kau masih memiliki satu
bulan lagi untuk terus berlatih.”
“Hhmm.. Geurae..”
Mataku memandang lurus kedepan.
“Apa kau akan tetap menemaniku
berlatih dance disini satu bulan mendatang?”
“Jika kau meminta begitu, aku tidak
akan pernah menolak.”
“Jinjja? Kenapa kau mau melakukan hal itu padaku?”
Sura terdiam sejenak. “Aku harus
segera pergi.” Ia bangkit, “Besok aku akan menemuimu lagi disini.” Lalu
berjalan pergi menjauh dariku. Aku menatap kepergiannya.
Aku merebahkan tubuhku di atas
tempat tidur sepulangnya latihan dance di atap.
“Satu bulan terakhir kau selalu
pulang sore. Dan kau selalu pergi ke atap. Apa yang kau lakukan disana?”
Youngmin masuk ke dalam kamarku lalu duduk disisi tempat tidurku.
“Tidak ada.”
“Geotjimal.”
Aku bangkit dan duduk disampingnya.
“Hyung..”
Youngmin menoleh.
“Pernahkah kau merasakan jatuh
cinta?”
“Mworago? Apa kau sedang merasakannya?”
“Sepertinya begitu.” Jawabku
membuang muka
“Aku tidak menyangka, adikku yang
selalu pendiam dikelas ini sedang jatuh cinta. Siapa yeoja yang mampu
mengalihkan perhatian adik kembarku ini?”
“Seorang yeoja yang sering mengunjungi atap.”
“Jadi itu sebabnya kenapa kau
selalu pergi ke atap?”
“Itu alasan keduaku sesudah aku
mengenalnya. Dia cantik. Senyuman manisnya tidak pernah lepas dari pikiranku.
Ada satu hal yang membuatku makin mengaguminya padanya. Mungkinkah aku
harus menyatakan padanya kalau aku menyukainya, Hyung?”
“Tidak ada salahnya jika kau
mencoba untuk mengungkapkan perasaanmu padanya.”
“Lalu, jika ia marah setelah aku
menyatakan perasaanku padanya, bagaimana?”
“Minta maaflah padanya. Kau seorang
namja. Dan kau yang memiliki perasaan itu padanya. Aku yakin kau bisa
mengatasinya.”
“Geuraeyo?”
Youngmin mengangguk dan berdiri.
“Jadilah pemberani. Untuk
mengungkapkan perasaanmu kepada yeoja yang kau suka. Jangan biarkan kau terus memendam perasaanmu
itu.”
“Gomawo hyung..”
“Cheonmaneyo.”
Aku kembali merebahkan tubuhku.
Hyung benar. Aku harus mengatakan perasaanku pada Sura. Mungkin secepatnya aku
akan mengatakan padanya.
***
Aku berjalan menuju atap dengan
buru-buru. Kulirik jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 14:00 siang.
Semoga Sura tidak menungguku lama.
“Ku kira kau tidak akan datang.”
“Sura.. Mianhae, aku sudah
membuatmu menunggu lama ya? Tadi ada tugas yang harus kuselesaikan. Jadi aku
agak telat kesini.”
“Ani. Gwaenchana. Sudah siap
berlatih dance lagi hari ini?” Tanyanya bersemangat
“Siap!”
“Bagaimana dance ku hari ini?”
Kataku sambil mengatur nafas
“Dance mu jauh lebih baik dari
sebelumnya. Aku yakin, semua murid disini yang melihatmu nanti akan terpukau
dengan penampilan dancemu.”
“Geuraeyo?”
Sura mengangguk dengan senyumannya
yang manis. Aku ikut tersenyum. Tiba-tiba ponselku berdering. Ternyata ada
email dari Youngmin. Aku membalas email darinya dan masih terpaku pada
ponselku.
“Kau ini.. Ayo latihan lagi!”
Perintah Sura sambil mengambil posel dari genggamanku dan membawanya pergi
menjauh dariku
“Hey, kembalikan ponselku!!”
“Tidak mau!” Sura terus berlari
menjauh dariku.
Aku berusaha berlari mengejarnya
untuk meraih ponselku yang berada digenggamannya. Ternyata Sura berlari dengan
sangat cepat. Dan aku lelah. Akhirnya kuputuskan untuk berhenti berlari dan
kubaringkan tubuhku dilantai.
“Payah..” Sahut Sura yang sudah
berdiri tepat didepanku.
Aku tersenyum jahil. Perlahan aku
bangun dan berhasil menangkapnya.
“Kena kau..”
“Hahaha lepaskan aku!!”
“Wwoooahh..”
Aku berusaha meraih ponselku, tapi
kami kehilangan keseimbangan hingga aku dan Sura terjatuh. Aku merasakan
bibirku menyentuh bibir lain. Oh, mungkinkah itu bibir Sura? Apa kami berciuman
secara tidak sengaja? Jantungku berdebar kencang. Apa Sura merasakan hal yang
sama denganku? Mataku menatap kedua mata Sura yang kini mulai berbinar.
“M-mianhaeyo.. Biar kubantu.” Kata
Sura membuyarkan lamunanku.
Aku bangkit dibantu Sura untuk
menarik tanganku.
“Ini ponselmu. Sekali lagi aku
minta maaf.”
“Gwaenchana.” Aku meraih ponselku.
Seketika kami
terdiam.
Angin berhembus menerbangkan rambut
Sura hingga sedikit berantakan. Dan Sura membiarkannya begitu saja. Membuat
Sura terlihat jauh lebih cantik. Aku makin terpesona dengannya.
“Sebaiknya kau pulang dan
beristirahat.” Ucap Sura memecah keheningan. Ia pun berbalik badan. “Sampai
jumpa.” Dan pergi berlalu dariku yang masih berdiri mematung.
Kuusap perlahan bibirku. Rasanya
ada yang berbeda. Kutatap lagi kedepan, meskipun Sura sudah tidak terlihat lagi
dimataku. Aku memtuskan untuk pulang dan beristirahat. Seperti apa yang
disarankan oleh Sura.
Malam harinya aku tidak bisa tidur.
Apa yang akan dipikirkan oleh Sura setelah ciuman tak disengaja itu ya? Aku
semakin gelisah. Tapi walau bagaimanapun itu adalah kesalahan yang Sura buat
sendiri. Ia yang mengambil ponselku dan membawanya menjauh dariku, hingga
akhirnya kami terjatuh, dan ciuman tidak disengaja itupun terjadi.
“Aigoo...” Aku memukul kepalaku
sendiri.
“Kwangmin-ah..”
“H-hyung..” Aku terkejut saat tiba-tiba Youngmin
masuk ke dalam kamarku.
“Kau kenapa? Aku tidak sengaja
melihat kau memukul kepalamu sendiri. Apa kau merasa sakit dibagian kepalamu?”
Tanya Youngmin mengkhawatirkanku. Aku sangat senang jika Youngmin
mengkhawatirkanku seperti ini.
“Ani.” Jawabku singkat.
Haruskah aku menceritakan semua
yamg terjadi tadi sore di atap saat bersama Sura? Aku bingung. Aku malu.
“Ku kira kau kenapa. Baiklah, aku
akan kembali ke kamarku. Jangan tidur malam-malam. Arraseo!?”
Aku mengangguk. Kuperhatikan
kepergian Youngmin hingga pintu itu tertutup. Tapi hatiku menjadi semakin
gelisah. Rasanya aku ingin berteriak agar kegelisahan dihatiku sirna. Tapi
tidak mungkin jika aku berteriak dirumahku sendiri. Yang ada orang-orang seisi
rumah bisa menggeretakku. Akhirnya kuputuskan untuk pergi ke kamar Youngmin.
“Hyung.. Apa kau sudah tidur?”
Tanyaku, membuka pintu kamar Youngmin dengan pelan.
“Aku belum tidur. Masuklah! Waeyo
Dongsaeng?”
Aku berjalan pelan memasuki kamar
Youngmin. Ia memang belum tidur. Youngmin
tengah merapihkan buku-buku pelajarannya ditempat tidur.
“Mmhh, aku ingin menceritakan
sesuatu.”
“Jinjja? Tentang yeoja yang sedang
kau sukai itu? Sini, duduk disampingku.”
“Sebenarnya aku malu untuk
menceritakannya padamu. Tapi, hatiku gelisah. Dan aku bingung harus
mengutarakan semuanya kepada siapa.”
“Kau datang ke orang yang tepat
Dongsaeng. Aku kan sudah pernah bilang, kalau kau ingin bercerita, kepadaku
saja. Kau bisa mempercayaiku Dongsaeng.”
“Baiklah.. Mmhh.. Tadi sore, saat
di atap aku dan dia bertemu seperti biasa. Aku melakukan sesuatu hal dan ia
menemaniku. Sampai ia mengambil ponselku secara paksa dan membawanya menjauh
dariku. Aku tau ia hanya ingin bercanda, karena selama ini aku terlalu serius
melakukan sesuatu hal itu. Ia terus berlari menjauh dariku. Sampai aku berhasil
menangkapnya, lalu berusaha mengambil ponselku kembali. Tapi.. Kami kehilangan
keseimbangan hingga kami terjatuh. Lalu..”
“Lalu apa? Ayo teruskan! Apa yang terjadi setelah
itu?” Youngmin terlihat sangat antusias dengan ceritaku
“Mmhh.. Lalu, kami tidak sengaja
berciuman, Hyung..” Tuturku sembari menundukkan kepalaku
“Mworago? Kalian berciuman? Aigoo..
Aku saja belum pernah melakukan hal itu.”
“Tapi kan kami melakukannya secara
tidak sengaja Hyung..” Aku membela
“Ne, arraseo. Baiklah, lantas apa
yang kau permasalahkan?”
“Aku juga tidak mengerti Hyung..
Hatiku merasakan kegelisahan yang luar biasa. Dan ia hanya menyuruhku untuk
pulang dan beristirahat setelahnya. Lalu ia pergi. Aku takut dia tidak bisa
menerima kejadian itu.”
“Mungkin ia juga mengerti kalau
kejadian itu terjadi karena faktor ketidak sengajaan. Lagi pula dia sendiri
yang memulai. Jadi itu bukan sepenuhnya kesalahanmu. Geuraeyo?”
“Aku juga berpikir seperti itu.”
“Jika ia marah, minta maaflah padanya. Oh ya, kau
sudah mengatakan kalau kau menyukainya?”
Aku menggeleng dengan cepat.
“Waktunya belum tepat. Terlalu cepat.”
“Kau harus segera mengatakannya,
walau bagaimanapun juga. Aku hanya tidak ingin kau menyesal nantinya!” Youngmin
menatapku dengan serius.
Aku memikirkan kata-katanya itu
sepanjang malam. Mungkinkah aku harus mengatakan secepatnya kepada Sura? Tapi
kan aku baru menyukainya!? Ah, sepertinya akan kupikir lagi nanti. Aku mematikan lampu kamarku dan sgera
memejamkan mata.
***
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar