Title: Sayonara
Author: Han Rae Hwa
Rating: T
Genre: Romance
Main Cast:
- Kim
Sura (OC)
- Jo
Kwangmin ‘BoyFriend’
- Jo
Youngmin ‘BoyFriend’
Kwangmin POV
Namaku Jo Kwangmin. Aku memiliki
saudara kembar bernama Jo Youngmin, yang terlahir enam menit lebih dulu dari
aku. Aku dan Youngmin juga memiliki seorang adik laki-laki bernama Jo Hyunmin,
yang usianya hanya berbeda dibawah kami sedikit. Appa ku masih bekerja di salah
satu perusahan ternama di Seoul, warisan yang diberikan oleh Kakekku. Sementara
Eomma hanya sebagai Ibu rumah tangga. Eomma pernah bilang padaku dan juga yang
lainnya. Baginya, pekerjaan menjadi seorang Ibu lebih berarti dari
pekerjaan-pekerjaan lainnya. Itu sebabnya Eomma lebih senang jika hanya dirumah
dan mengurusi suami juga ketiga anak laki-lakinya.
Aku masih duduk dibangku kelas dua
SMA. Bersama dengan Youngmin, kami berada dikelas yang sama semenjak kami
memasuki kelas satu SMA.
“Kwangmin-ah, cepat habiskan
sarapanmu. Kita akan berangkat sekolah.” Perintah Youngmin padaku.
Aku mengangguk dan segera menghabiskan sarapanku. Setelah menghabiskan
satu gelas penuh susu putih hangat, aku segera menyusul Youngmin yang meninggalkan ruang makan.
Kuraih sepedaku dan meghampiri Youngmin yang menungguku didepan halaman rumah.
Kebetulan jarak rumahku menuju sekolah tidak terlalu jauh. Hanya memerlukan
waktu sekitar lima belas menit untuk sampai dengan menggunakan sepeda.
Aku menaruh tasku diatas meja
sesampainya dikelas. Youngmin pun melakukan hal yang sama denganku. Beberapa
temanku yang baru saja datang menyambut Youngmin dengan ramah. Beberapa
diantaranya juga menyapaku.
Songsaengnim masuk ke dalam kelas
saat bel dibunyikan dari lima menit yang lalu. Kami memulai pelajaran pertama.
“Perpindahan Jihyun ke sekolah baru
membuat kelas ini tidak memiliki ketua kelas. Adakah yang berminat untuk
menggantikan posisi Jihyun menjadi ketua kelas?” Tanya Songsaengnim, selaku
wali kelas kami saat pelajaran selesai dibahas.
Aku melirik ke arah teman-temanku
yang saling bertanya siapakah yang pantas untuk menggantikan posisi Jihyun
sebagai ketua kelas.
“Bagaimana dengan Youngmin? Dia kan
ketua tim basket. Sepertinya dia juga mampu menjadi ketua dikelas. Menurut
kalian bagaimana?” Ujar salah satu temanku
“Aku setuju. Youngmin pasti dapat
diandalkan. Dia kan cerdas.” Sahut temanku yang lainnya
“Bagaimana Youngmin? Apa kau mau
menjadi ketua kelas, untuk menggantikan Jihyun?”
“Bagaimana jika Kwangmin saja? Aku
yakin ia memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.”
Aku terkejut. Secara tiba-tiba Youngmin
memilihku untuk menjadi ketua kelas. Lagi pula tidak ada yang memihakku jika
aku menjadi ketua kelas.
“Ani hyung. Benar kata teman-teman
yang lain. Kau kan ketua tim basket. Jadi kau sudah terbiasa menjadi pemimpin
untuk anggota tim basketmu. Kukira kau juga mampu memimpin kami. Jadi, lebih
baik kau saja yang menjadi ketua kelas.”
“Baiklah, kalau begitu aku putuskan
kau untuk menjadi ketua kelas Youngmin-ah.”
Aku tersenyum getir. Aku cukup
senang karena Youngmin sempat mengajukan aku untuk menjadi ketua kelas. Meski
pada akhirnya ia sendiri yang menjadi ketua kelas. Youngmin memang bisa
diandalkan. Selain baik, ia juga terkenal disini. Sebagai ketua tim basket, tak
jarang banyak yeoja yang selalu berusaha untuk mendapatkan perhatiannya. Bahkan banyak juga yang berusaha untuk
mendekatinya. Tapi yang kutau, Youngmin tidak mudah tertarik dengan yeoja-yeoja
yang selalu mencari perhatiannya itu.
Sepulang sekolah, aku menyempatkan
diri untuk pergi ke atap. Masih digedung yang sama dimana kelasku berada. Aku
membuka pintu tralis yang tertutup. Kurentangkan kedua tanganku dan menghirup
udara segar sembari memejamkan kedua mataku. Tempat ini menjadi tempat
favoritku semenjak dua bulan terakhir. Aku merasa nyaman jika berada disini.
Rasanya aku bisa melakukan apapun disini tanpa ada yang mengetahui.
Kuraih saku celanaku dan merogohnya
untuk mengerluarkan ponsel. Aku membuka aplikasi musik dan menyalakan sebuah lagu. Seperti
biasanya, aku melakukan pemanasan sebelum aku memulai latihan dance. Ya, sudah
dua bulan terakhir aku mencoba untuk melatih kemampuan dance ku. Entah kenapa,
aku sangat tertarik dengan dunia dance. Ku kira aku tidak memiliki bakat. Tapi
setelah aku berlatih dance, rasanya duniaku ada disana. Maka dari itu, aku
selalu berlatih dance sepulang sekolah di atap. Aku masih belum berani jika
berlatih dance dirumah. Mungkin karena aku malu jika aku mengungkapkan bakat
terpendamku kepada semua keluargaku. Maka kuputuskan memilih atap untuk menjadi tempat berlatih
danceku.
“Wooahh..”
Seorang yeoja tengah berdiri tepat
dihadapanku. Dan hal itu membuat aku terkejut hingga aku kehilangan
keseimbangan dan akhirnya terjatuh.
“Ah, mianhaeyo.. Biar aku bantu..”
Yeoja itu membantuku untuk berdiri.
“Gomawo. Kau siapa?” Tanyaku sembari
membersihkan bajuku yang sedikit kotor.
“Aku Kim Sura. Kedatanganku mengejutkanmu
ya? Sekali lagi aku minta maaf.” Yeoja itu membungkukkan badannya.
“Gwaenchana. Ku kira, hanya aku yang tau
tempat ini.”
Aku mematikan musik diponselku lalu
duduk menghadap ke arah lapangan. Yeoja itu duduk disampingku.
“Tidak sedikit yang mengetahui
tempat ini. Tapi hanya beberapa yang membuat tempat ini menjadi tempat
favoritnya. Termasuk aku. Kau juga ya? Apa kau sering kesini?”
Aku mengangguk. “Tempat ini menjadi
tempat yang nyaman bagiku. Aku beruntung bisa menemukan tempat senyaman ini.
Tapi, sepertinya aku harus membagi tempat ini denganmu ya!?”
Yeoja bernama Sura itu tertawa
kecil. “Sepertinya begitu.”
“Tawamu lucu sekali Sura.” Sebuah kata yang
tiba-tiba saja kulontarkan dari bibirku. Aku sedikit menunduk.
“Jinjja? Aku jadi malu.”
Aku tersenyum.
“Namamu siapa?”
Aku menoleh. “Kau tidak mengenalku
ya?” Kualihkan lagi pandanganku darinya. “Aku Kwangmin. Jo Kwangmin. Ternyata
tidak semua murid disini mengenalku, ya!?”
“Mworago?”
“Saudara kembarku lebih terkenal
dari pada aku. Selain tampan, baik dan pintar, ia adalah seorang ketua tim
basket disekolah. Memiliki lebih banyak teman dari pada aku. Ia juga digilai
oleh banyak yeoja disini. Dan yang paling menyebalkan, murid-murid disini
mengenalku karena aku adik kembarnya Youngmin. Karena nama Youngmin yang
dikenal banyak orang. Tidak seperti aku.”
“Geurae..”
“Terkadang aku iri dengannya. Ia
seperti makhluk yang begitu sempurna. Walaupun sebenarnya aku sangat bangga
memiliki hyung seperti dirinya. Apa kau juga menyukainya seperti yeoja-yeoja
yang lainnya?” Tanyaku ingin tahu.
Sura menggeleng.
“Kukira kau sama dengan yang
lainnya.”
“Kau ini, baru pertama kali kenal
denganku tapi sudah berpendapat seperti itu.”
“Mianhae.. Aku tidak bermaksud
seperti itu.”
Kami mulai terdiam. Tak lama
ponselku bergetar.
“Yeoboseyo. Waeyo Hyung?”
Youngmin menghubungiku lewat
ponsel. Ia bilang aku harus segera pulang kerumah karena hari sudah mulai sore.
“Baiklah, aku akan segera pulang
kerumah.” Jawabku lalu menutup telepon. “Mianhae Sura. Aku harus segera pulang
kerumah.” Aku bangkit lalu mengambil tasku.
Sura mengangguk.
“Apa kau tidak pulang?”
“Kau duluan saja.”
“Tidak apa-apa jika aku tinggalkan
kau disini sendirian?”
“Gwaenchana.”
“Baiklah, kalau begitu aku pulang
dulu.”
Sura mengangguk lagi lalu
tersenyum. Ia melambaikan
tangannya ke arahku. Aku tersenyum lalu membalas lambaian tangannya.
Benar saja, hari sudah semakin
sore. Langit yang tadinya berwarna biru muda kini berganti warna menjadi
jingga. Warna yang indah sekali. Sepanjang perjalanan, terbayang senyuman Sura
yang terngiang-ngiang dipikiranku. Aiishh, ada apa dengan diriku ini? Kenapa
aku selalu terbayang wajahnya, dengan senyumannya yang
manis itu? Mungkinkah aku jatuh cinta padanya? Aigoo.. Aku
kan baru pertama kali bertemu dengannya. Tidak mungkin aku langsung jatuh cinta padanya hanya
karena senyumannya yang membuatku selalu memikirkannya seperti ini.
Saat hendak berbelok, sepedaku
tiba-tiba oleng dan akhirnya menabrak tiang listrik lalu terjatuh.
“Aaawww..”
Aku sempat mendengar langkah kaki
dari sebuah rumah tak jauh dari tempatku terjatuh.
“Kwangmin-ah.. Neo gwaenchanayo?”
Ternyata suara langkah kaki yang
kudengar tadi adalah Youngmin. Aku
terjatuh tak jauh dari rumahku sendiri. Dan betapa
bodohnya aku, aku sama sekali tidak menyadari hal itu sejak tadi. Kalau saja aku tidak jatuh seperti ini, mungkin aku bisa melewati rumahku sendiri karena bayangan wajah Sura
yang terngiang dipikiranku.
“Kakiku sakit.. Sikutku juga..”
Rengekku
“Ayo, biar ku bantu!” Youngmin
mengulurkan tangannya dan menopang tubuhku. Youngmin membawaku masuk kedalam
rumah.
“Kwangmin Hyung.. Kau kenapa?” Tanya Hyunmin saat ia membuka pintu
“Hyunmin-ah, tolong bawa sepeda
Kwangmin masuk. Dan simpan didalam garasi.” Perintah Youngmin.
Hyunmin mengangguk dan langsung
bergegas keluar.
Youngmin membaringkanku disofa
panjang yang ada diruang tengah.
“Kenapa kau bisa seperti ini, eoh?”
Tanya Youngmin
Eomma datang dan duduk disampingku.
“Kwangmin-ah.. Apa yang terjadi
padamu?” Tanyanya khawatir.
“Ng..”
Aku bingung dibuatnya. Tidak
mungkin kan,
aku bilang kepada mereka kalau aku menabrak
tiang listrik dan akhirnya terjatuh hanya karena aku
sedang memikirkan Sura!?
“Ng.. Aku hanya tidak hati-hati
saat hendak belok dipertigaan. Aku hilang keseimbangan dan akhirnya aku
terjatuh.”
“Aigoo.. Untung saja kau tidak terluka parah. Biar Eomma obati lukamu.”
Setelah selesai diobati, Youngmin
memapah tubuhku ke kamar. Ia membaringkanku ke tempat tidur.
“Jika kau butuh bantuan, kau
panggil aku saja. Aku akan membantumu. Oh
ya, besok, kau naik sepeda bersamaku. Aku akan
memboncengmu. Kakimu masih belum pulih.”
Aku mengangguk. “Gomawo hyung..”
Pikiranku kembali memikirkan Sura.
Ah, tidak. Bukan memikirkannya. Melainkan hanya terpikirkan. Senyuman manis itu
tidak bisa menghilang dari pikiranku. Sepertinya sudah mulai melekat
dipikiranku.
“Aiishh.. Aku ini kenapa sih!?”
Tapi jika kupikir, Sura memang
cantik. Senyumannya yang manis itu membuat wajahnya terlihat makin cantik.
Dengan postur tubuh yang ideal membuatnya semakin sempurna.
“Omo!! Kwangmin-ah.. Berhenti
memikirkannya!!”
Kututup wajahku menggunakan bantal.
Berusaha untuk menghilangkan pikiranku tentangnya. Kupejamkan mataku hingga aku
benar-benar tertidur.
***
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar