Minggu, 17 Agustus 2014

[FF] How Many Times part 3

Note: Maaf kalo banyak typo yang bertebaran atau mungkin jalan ceritanya gak jelas dan ngebingungin ;;) *kecup basah* Youngpooh hanyalah manusia biasa yang tidak sempurna :P

Happy reading Chingu-deul ^^

Reviev How Many Times part 2

   "Apa kau menyukainya?" Tanya Youngmin lagi
   "Heh!?" Hyojin menjadi salah tingkah.

How Many Times part 3

   "Kau bercanda!?" Hyojin tertawa kecil, "Semua yeoja pasti menyukainya."
  "Tapi kau mempunyai perasaan yang berbeda kan kepada nya!?"
   Hojin terdiam.
   "Walaupun kau tidak bilang padaku secara langsung, tapi aku bisa membacanya dari binaran matamu."
   "K-kau ini ada-ada saja." Hyojin meneruskan mencari buku, "Kwangmin teman baikku. Jadi aku hanya menganggapnya sebagai sahabat. Tidak lebih."
   "Geotjimal.."
   Youngmin berlalu dari Hyojin.
   "Aku menunggu diluar."

   Youngmin menatap tajam dengan pandangan lurus ke depan. Youngmin ingin melampiaskan amarahnya namun sebisa mungkin ia tahan karena mengingat ia sedang bersama Hyojin.

   Tak lama Hyojin keluar dari toko buku.
   "Aku sudah selesai. Kau mau langsung pulang?"
   "Aku akan pulang setelah mengantarmu."
   "Apa tidak merepotkan?"
   "Kau pergi bersamaku. Jadi aku harus bertanggung jawab atas dirimu. Kaja." Youngmin kembali berlalu dari Hyojin. Hyojin mengikutinya dari belakang.

Author POV end~

Kwangmin POV
   Senyumku merekah saat melihat Youngmin yang habis mandi. Ia terlihat sangat tampan jika sehabis mandi.  Aku menuangkan jus jeruk ke dalam gelas dan hendak memberikannya ke Youngmin. Namun, saat aku berjalan menghampirinya, kakiku terselingkat karpet dan..
  Byuurr...
   "KWANGMIN-AH!!!"
   Jus jeruk yang kubawa terlempar hingga mengguyur seluruh tubuh Youngmin. Aku segera bangun namun ternyata aku terpeleset dan kembali terjatuh.. Menimpa Youngmin hyung.   "OMO!!"
  "M-mianhae.. Jeongmal mianhae hyung.."
   "Aish.. Seluruh tubuhku lengket karena jus jeruk buatanmu!! Dan.. Sikut ku sakit Jo Kwangmin!!" Youngmin hyung berusaha berdiri.  
   "Sungguh, aku benar-benar tidak sengaja! Mianhaeyo hyung.."
   "Ini yang kedua kalinya kau membuat sikut ku sakit! Dan kau juga membuat seluruh tubuhku basah dan lengket karena jus buatanmu Kwangmin-ah!! Dan kau tau!? Apa yang membuatku lebih marah lagi padamu?"
   Aku hanya menggeleng dengan pelan.
   "Karena Hyojin menyukaimu!!"
   "Heh?"
   "Ne! Hyojin menyukaimu. Kau sudah merebut yeoja yang selama ini aku suka Kwangmin-ah!! Karena kau, aku tidak bisa memilikinya!! Aku tidak habis pikir kenapa dia lebih menyukaimu!?"
   "T-tapi hyung.. Aku sama sekali tidak menyukainya. K-kami hanya bersahabat. Tidak lebih!"
   "Sudahlah.. Kau dan Eomma juga Appa sama menyebalkannya! Aku benci kalian semua! Aku membencimu Kwangmin!!" Youngmin hyung berlalu ke kamarnya.

  Sungguh, itu kata-kata paling menyakitkan yang pernah kudengar dari mulutnya. Aku menahan rasa sakit didadaku sambil terus menangis. Aku tidak menyangka Hyung ku sendiri membenciku.

  Aku berusaha membersihkan jus jeruk yang tumpah, dengan air mata yang terus mengalir. Aku tau Hyung tidak benar-benar membenciku. Mungkin dia hanya terbawa emosi.   Setelah membersihkan tumpahan jus, aku kembali ke kamar. Ku buka catatanku dan meneruskan tulisan demi tulisan yang belum terselesaikan.
   Malam semakin larut, dan mataku sudah semakin perih. Dan sudah berkali-kali aku menguap. Lagi-lagi aku tertidur diatas buku catatanku.

Kwangmin POV end~

***

Auhor POV

   Youngmin memakai seragamnya juga sepatunya dan mengambil tas lalu keluar dari kamarnya. Sebelum turun, ia sempat mengintip ke kamar Kwangmin. Adik kembarnya masih tertidur lelap. Youngmin hendak membangunkannya, namun ia tidak tega. Ia menutup pintup kamar Kwangmin lalu pergi ke sekolah.


    "Youngmin-ah.."
    "Panggil Hyojin."
   Youngmin menoleh ke sumber suara. Ia tersenyum.
   "Hyojin!? Waeyo?"
   "Kwangmin kemana? Aku tidak melihatnya hari ini. Dikelasnya juga tidak ada."
   Seketika senyumnya memudar.
   "Mollayo."
   "Heh? Jinja? Kau kan kakak kembarnya. Kau juga satu rumah dengannya. Jadi kau pasti tau kan kenapa Kwangmin tidak masuk!?"

   "Kubilang aku tidak tau. Lagi pula aku tidak ingin mengurusinya saat ini." 

Jawab Youngmin sekenanya dan langsung pergi dari Hyojin.


   Youngmin membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci. Ia merebahkan tubuhnya disofa ruang tengah. Setelah itu ia berlalu ke lantai atas untuk ke kamarnya. Saat melewati kamar Kwangmin, ia mengintip lewat sela-sela pintu yang tidak tertutup rapat. Matanya terbelakak saat melihat adik kembarnya tidak ada dikamarnya. Youngmin masuk ke dalam kamar Kwangmin dan menaruh tas nya dilantai. Ia mencari adiknya ke kamar mandi didalam kamar Kwangmin, namun ia tidak menemukannya.
   "Kwangmin-ah... Kwangmin-ah.. Kau dimana?" Teriak Youngmin saat keluar dari kamar Kwangmin dan mencarinya ke seluruh sudut rumah.
   "Kwangmin-ah...."

   Youngmin kembali ke ruang tengah setelah ia menyusuri setiap sudut rumahnya untuk mencari Kwangmin. Namun ia tidak berhasil menemukannya.
   Youngmin mengeluarkan handphone dari dalam saku almamaternya lalu menelpon Kwangmin. Tapi ternyata handphone Kwangmin tidak dibawa oleh pemiliknya. Terdengar dari suara handphone Kwangmin yang berbunyi dikamarnya saat Youngmin berusaha menelponnya.
   "Apa.. Kwangmin pergi? Karena sikap kasarku semalam padanya? Tapi tidak mungkin. Dia pasti hanya pergi sebentar. Lalu nanti ia akan pulang sebelum larut. Ne!! Tapi.. Aaarrgghh...."
   Youngmin mengacak-acak rambutnya sendiri.
   "Kau dimana Dongsaeng??"
   Karena kelelahan, akhirnya Youngmin tertidur disofa.

***

   Youngmin terbangun saat langit sudah mulai terang. Ia bangkit dan mengacak-acak rambutnya lalu beranjak ke kamarnya. Namun langkahnya berhenti saat melewati kamar sang adik kembarnya. Ia membuka pintunya dan kamar itu kosong. Ia melirik jam dinding dikamar Kwangmin, lalu Youngmin menutup pintunya dan kembali melangkah menuju ke kamarnya.


   Youngmin berjalan ke kelasnya dengan murung.
   "Annyeonghaseyo Youngmin-ah. Kau kenapa? Sepertinya kau terlihat sangat murung." Sapa Hyojin
   "Hhh... Nan gwaenchana." Youngmin berusaha tersenyum, "Aku ke kelas duluan ya.." lanjutnya lalu berjalan dengan cepat menuju kelasnya.
   Hyojin tersenyum kecut lalu melanjutkan langkahnya.


   Minwoo berlari menghampiri Youngmin yang hendak pulang ke rumah.
   "Youngmin hyung.. Hhhh.." Minwoo mengatur nafasnya
   "Minwoo-ya.. Waeyo?"
   "Kwangmin kemana? Tadi aku sempat ke kelasnya, tapi teman-temannya bilang dia tidak masuk."
   "Ah, ne.. Ng.." Youngmin menjadi salah tingkah, "Ng.. Kwangmin.. Dia sakit. Memangnya ada apa kau mencarinya?"
   "Aigoo.. Dia sakit!? Padahal aku ingin mengajaknya latihan dance lagi. Kau tau kan, perlombaan yang kami ikuti tinggal tiga minggu lagi!?"
   "Ah, ne.. Kau benar.."
   "Baiklah, kalau begitu aku titip salam untuknya. Semoga dia cepat sembuh dan bisa ikut latihan dance lagi. Kalau begitu, aku pergi dulu. Pai pai.." Minwoo berlari meninggalkan Youngmin yang hanya tersenyum kecut.

   Youngmin berjalan dengan malas menuju rumahnya. Langkahnya berhenti ketika ia melewati taman yang sering ia kunjungi bersama Kwangmin dan juga kedua orang tuanya saat ia dan Kwangmin masih kecil. Youngmin tersenyum kecut -lagi- lalu ia melanjutkan langkahnya.

   Youngmin duduk disofa dan mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia merebahkan tubuhnya lalu memejamkan mata.
   Tak lama handphone nya berdering. Ia mengambil handphone didalam tasnya dengan malas.
   "Yeoboseyo.."
   "Yeoboseyo. Youngmin-ah.. kau tidak lupa kan, kalau sore ini latihan dance seperti biasa!?" Tanya seseorang di seberang telepon
   "Ah.. Ne. Aku tidak lupa. Kita bertemu ditempat latihan pukul tiga sore nanti." Youngmin menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban dari teman satu grup dance nya.
   Youngmin bangkit dan membawa tasnya ke dalam kamarnya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength