Selasa, 12 Agustus 2014

[FF] TWINS part 3




Note: Maaf kalo ada typo yang bertebaran dan mungkin jalan ceritanya membingungkan atau mungkin agak tijel mohon dimaklumi ;;)

Happy reading Chingu-deul ^^



TWINS part 3



   "Mwo? Aku terpilih menjadi pemeran utama dalam pentas drama? Bersama Chorong? Tunggu-tunggu, Chorong itu? Ahh, sepertinya dia yeoja yang waktu itu menjatuh kan buku-bukuku. Ne, aku sering bertemu dengannya."
   "Geuraeyo? Huuh, kau sudah membohongiku hyung. Kau bilang, kau tidak bisa berakting. Tapi nyatanya sekarang kau justru menjadi pemeran utama dalam pentas drama itu."
   "Ahh..." Youngmin merebahkan dirinya dilantai
   "Kau harus memainkan peran itu Hyung. Kupercayakan pada mu." Kwangmin menepuk pundak hyung nya dan tersenyum.
   Youngmin hanya menatap Kwangmin dengan tatapan penuh arti.

Author POV end

***

Youngmin POV
(Youngmin di sekolah Kwangmin)

   Aku berjalan gontai dilorong sekolah menuji kelasku. Sungguh, aku tak habis pikir. Kwangmin menyuruhku untuk tetap mengikuti pentas drama itu. Dan aku juga tidak habis pikir, kenapa harus aku yang terpilih menjadi pemeran utamanya. Hhh.. Menyusahkan saja.
   "Hey, jangan lupa datang untuk latihan dance besok sore, ne!?" Minwoo mengingatkan, dan aku hanya mengangguk.

   Siang ini latihan pertama drama dimulai. Dengan malas aku memasuki ruang latihan, masih dengan earphone yang terpasang di telingaku.
   Songsaengnim memberikan naskah drama kepada semua anggota. Termasuk aku dan Chorong yang duduk bersebelahan. Dan ini secara tidak disengaja. Setelah dibagikan naskah drama, Songsaengnim memulai latihannya, dengan memaparkan semua peran juga karakteristiknya seperti yang ada didalam naskah. Selang satu jam, Songsaengnim justru menyuruhku untuk lebih mengenal Chorong agar kami mendapatkan feeling saat pementasan drama nya nanti. Dan ini membuatku kesal. Kenapa aku harus latihan hanya berdua dengan Chorong!? Lalu songsaengnim justru bersama anggota lain yang hanya menjadi figuran dan sebagainya. Ah, ani! Aku tidak boleh berpikiran negative tentang hal itu. Dia kan profesional. Mungkin Songsaengnim sedang membicarakan tentang logistik dan lainnya untuk persiapan pementasan drama nanti.

   "Jadi, mulai dari mana?"
   "Terserah kau saja." Jawabku tanpa menoleh sambil menatap layar handphone ku
   "Bisakah kita mulai sekarang!?" Tanya nya lagi
   "Tentu saja."
   "Bagaimana bisa kita mulai jika kau terus memainkan handphone mu!?"
   Aku menatap Chorong yang baru saja menggretakku. Aku berdiri dan mendekatkan wajahku ke wajahnya. Wajah lugunya menampakkan ketakutan.
   "Ayo, kita mulai!" Tatapku sinis.
   Aku senang karena sekarang Chorong tidak banyak omong, karena sepertinya dia takut dengan tatapanku. Hahaha.

Youngmin POV end~

Author POV
(Kwangmin di sekolah Youngmin)

   Naeun menghampiri Kwangmin di depan kelasnya yang sedang mendengarkan lagu lewat earphone. Naeun duduk disebelah Kwangmin dan menepuk pundaknya dengan pelan.
   "Oppa.. Aku membawakan ini untukmu." Naeun memberikan sebuah kotak makan berwarna merah muda ke hadapan Kwangmin.
  Kwangmin melepaskan earphone dari telinganya.

   "Apa ini?" Kwangmin membuka kotak itu, "Wah, cokelat.."
   "Ini pertama kalinya aku membuat cokelat. Semoga kau menyukainya."
   "Geuraeyo? Kau yang membuatkan cokelat ini untukku? Waah, kelihatannya enak. Aku coba ya.." Kwangmin mengambil sebuah cokelat berbentuk love dan memakannya
   "Wooahh, rasanya manis. Dan rasa cokelatnya enak. Kau pandai membuat cokelat ini Naeun.."
   "Geuraeyo? Gomawo Oppa. Lain kali, aku akan membuatkan makanan yang lain."
   Kwangmin tersenyum dan memakan kembali cokelat-cokelat yang ada di dalam kotak makan itu.

Author POV end~

Youngmin POV
(Youngmin di sekolah Kwangmin)

   Aku memulai gerakkan dance. Di naskah drama, ada bagian dimana aku harus menunjukkan kemampuan dance ku. Chorong nampaknya terpukau dengan dance ku. Dia tak henti-henti nya menatapku saat aku memulai dancenya. Ah, aku terlalu percaya diri.
   "Baru kali ini aku melihatmu menampilkan bakat dance mu. Selama ini kau selalu enggan untuk menunjukkan bakatmu itu."
   "Geuraeyo?" Jawabku sembari mengatur nafas
   "Adegan apa lagi yang harus kita pelajari?"
   Chorong membaca naskahnya dengan seksama, "Masih banyak lagi. Salah satunya kita.. Mwo? Kita harus berciuman?" Chorong menatapku.
   Aku mengerutkan kedua alisku, "Mwo? Berciuman? Kau bercanda? Ah, aku tau. Kau pasti hanya mengada-ada saja kan!?" Aku menunjuk ke arahnya
   "Mworago? Kau pikir aku ini yeoja seperti apa, eoh!? Seenaknya kau menuduhku seperti itu. Kau baca saja naskahnya!” Chorong memberikan naskah dramanya padaku dengan kasar
 Chorong benar. Ternyata ia tidak mengada-ada. Di naskah dramanya tertulis kalau namja nya akan pergi ke Jepang untuk meneruskan study nya. Dan sang yeoja sepertinya tidak rela jika namja nya pergi dan harus meninggalkan yeoja ini. Dan namja itu menciumnya, lalu memeluknya.
   "Aigoo.." Aku menepuk keningku dengan kesal, "Baiklah..." Aku hanya bisa pasrah
   "Heh?"
   Angin berhembus dengan perlahan. Dedaunan ikut berterbangan bersamanya. Jantungku mulai berdebar-debar saat wajahku mulai mendekati wajahnya. Dan kali ini lebih dekat dari yang tadi. Tanganku menyentuh rahang sebelah kanan Chorong. Dan bibirku..

   "Hatchiiii...." Chorong bersin tepat di depan wajahku saat bibirku mulai menyentuh bibirnya. Sungguh, ini sangat menyebalkan.
   "Chorooooong!! Kau ini yeoja yang sangat menyebalkan yang pernah aku kenal!!"
   "M-mianhaeyo, aku tidak sengaja. Jeongmal mianhae. Biar kubersihkan wajahmu.."
   Chorong mengeluarkan sapu tangan berwarna pink dari saku roknya. Dan ia mulai mengelap wajahku dengan perlahan. Rasanya teduh saat menatap matanya. Wajahnya yang lugu mulai menarik perhatianku.
   "Sudahlah.. Kita lanjutkan besok saja. Aku lelah.. Dan aku ingin pulang!"
   "Baiklah. Ini naskah mu. Jangan lupa untuk dihapalkan, ne!? Aku benar-benar minta maaf atas kejadian ini." Chorong membungkukkan badannya dihadapanku.
   Aku mengangguk dan meninggalkan Chorong sendirian di taman sekolah.

Youngin POV end~

***

Author POV
(Youngmin di sekolah Kwangmin)

   Youngmin berjalan dengan malas menuju kelasnya. Chorong berlari menghampiri Youngmin yang hampir memasuki kelas.
   "Kwangmin Oppa.. Songsaengnim menyuruh kita untuk latihan drama lagi nanti siang."
   "Mwo? Nanti siang? Aku tidak bisa! Ada latihan dance dan aku tidak mau melewatkannya sekalipun untuk latihan drama itu!"
   Chorong menautkan jari telunjuknya didagunya, "Bukankah dari dulu kau lebih menyukai latihan drama dari pada latihan dance? Bahkan, kau sering sekali membolos saat latihan dance."
   Youngmin mendekatkan wajahnya ke wajah Chorong.
   "Lalu? Apa itu sebuah masalah untukmu? Ini hidupku, dan kau tidak perlu mengurusi kehidupanku yeodongsaeng!" Youngmin memasuki kelasnya dan meninggalkan Chorong yang melotot dengan mulut sedikit menganga.

(Kwangmin di sekolah Youngmin)
   Kwangmin mengantar Naeun ke kelasnya.
  "Nanti malam ada acara tidak? Aku ingin mengajakmu untuk makan malam. Tapi hanya berdua."
   Naeun mengangguk. "Aku mau. Lagi pula tidak ada acara khusus untuk perayaan ulang tahun ku."
   "Kenapa tidak dirayakan?"
   "Aku kan bukan anak kecil lagi. Lagi pula semalam keluargaku sudah memberikanku kejutan dan hadiah."
   "Baiklah. Nanti malam aku jemput jam 19.00."
   "Ne, Youngmin oppa."

(Youngmin di sekolah Kwangmin)
   Youngmin memulai pemanasan terlebih dahulu sebelum latihan dance bersama teman-temannya dimulai. Youngmin sangat antusias mengikuti latihan dance, dan perkembangannya semakin hari semakin membaik. Semua teman-temannya merasa senang dengan kemajuan yang dialami temannya. Padahal mereka semua tau jika dari awal Kwangmin (yang sekarang bertukar tempat dengan Youngmin), sangat tidak tertarik dengan dunia dance. Tapi semenjak mengikuti perlombaan dan memenangkannya, ia nampak antusias.
   Dan teman-temannya mengira karna kemenangan itulah yang membuat Kwangmin menjadi lebih bersemangat. Sayangnya mereka semua tidak tau, jika yang sanga antusias dan yang berada dengan mereka sekarang itu adalah Youngmin, bukan Kwangmin.

   "Aku pulang duluan. Bye.." Ucap Youngmin sambil melambaikan tangan kanannya ke arah teman-temannya.
   Saat keluar dari ruang latihan, Youngmin merasa kepalanya sangat pusing dan terasa sangat berat. Ia terus memegangi kepalanya. Tak lama, Youngmin jatuh pingsan. Chorong yang tidak sengaja lewat melihatnya, membawa Youngmin ke klinik sekolah dengan dibantu oleh teman-temannya.
   Chorong memperhatikan namja yang sedang terbaring itu. Ia tersenyum.
   'Seandainya aku bisa mengenalmu lebih dekat lagi. Aku pasti akan merasa sangat senang.' Batin Chorong.

   Hampir 15 menit akhirnya Youngmin sadar. Ia menatap Chorong sebentar dan hendak berlalu darinya.
   “Kau mau kemana?”
   Namun kepalanya yang masih terasa pusing membuat Youngmin jatuh duduk dilantai. Hidungnya mimisan. Chorong membantu membaringkan Youngmin di tempat tidur namun Youngmin menolaknya. Ia hanya duduk disisi tempat tidur.
   "Neo gwaenchanayo Kwangmin-ah? Tadi aku menemukanmu pingsan. Jadi aku membawamu kesini. Apa kau sedang sakit?"
   "Apa pedulimu jika aku sakit?"
   "Aku kan hanya..."
   "Hanya apa?" Tatap Youngmin sambil menahan darah yang keluar dari hidungnya
   "Ah, tunggu sebentar.." Chorong mengeluarkan sapu tangan dari dalam tasnya, "Biar kubantu membersihkan darahnya.." Perlahan Chorong mengusap darah itu.
   Youngmin menggenggam tangan Chorong. Ia kembali menatap yeoja yang ada dihadapannya. Sementara Chorong hanya terpaku dan membalas tatapan Youngmin dengan gemeteran. Lagi-lagi Youngmin mendekatkan wajahnya ke wajah Chorong. Matanya berusaha terpejam. Dengan perlahan, Youngmin menempelkan bibirnya di bibir mungil Chorong. Mata Chorong membulat. Jantungnya berdebar dengan kencang. Selang beberapa menit, Younmin menjauhkan bibirnya dari bibir Chorong dan berlalu sambil membawa pergi sapu tangan milik Chorong.
   Chorong masih diam dan tak berkutik. Baginya, ini adalah ciuman pertama dihidupnya. Bersama cinta pertamanya.
   Youngmin menyenderkan dirinya ditembok depan klinik. Ia kembali memejamkan matanya. Perlahan senyum kecil mulai merekah diwajahnya, sebelum ia pergi.

***

  TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Strength

My Strength