Note: Maaf kalo ada
typo yang bertebaran dan mungkin jalan ceritanya membingungkan atau mungkin
agak tijel mohon dimaklumi ;;)
Happy reading
Chingu-deul ^^
TWINS part 3
"Mwo? Aku terpilih menjadi pemeran
utama dalam pentas drama? Bersama Chorong? Tunggu-tunggu, Chorong itu? Ahh,
sepertinya dia yeoja yang waktu itu menjatuh kan buku-bukuku. Ne, aku sering
bertemu dengannya."
"Geuraeyo? Huuh, kau sudah membohongiku
hyung. Kau bilang, kau tidak bisa berakting. Tapi nyatanya sekarang kau justru
menjadi pemeran utama dalam pentas drama itu."
"Ahh..." Youngmin merebahkan
dirinya dilantai
"Kau harus memainkan peran itu Hyung.
Kupercayakan pada mu." Kwangmin menepuk pundak hyung nya dan tersenyum.
Youngmin hanya menatap Kwangmin dengan
tatapan penuh arti.
Author POV end
***
Youngmin POV
(Youngmin di sekolah
Kwangmin)
Aku berjalan gontai dilorong sekolah menuji
kelasku. Sungguh, aku tak habis pikir. Kwangmin menyuruhku untuk tetap
mengikuti pentas drama itu. Dan aku juga tidak habis pikir, kenapa harus aku
yang terpilih menjadi pemeran utamanya. Hhh.. Menyusahkan saja.
"Hey, jangan lupa datang untuk latihan
dance besok sore, ne!?" Minwoo mengingatkan, dan aku hanya mengangguk.
Siang ini latihan pertama drama dimulai.
Dengan malas aku memasuki ruang latihan, masih dengan earphone yang terpasang
di telingaku.
Songsaengnim memberikan naskah drama kepada
semua anggota. Termasuk aku dan Chorong yang duduk bersebelahan. Dan ini secara
tidak disengaja. Setelah dibagikan naskah drama, Songsaengnim memulai
latihannya, dengan memaparkan semua peran juga karakteristiknya seperti yang
ada didalam naskah. Selang satu jam, Songsaengnim justru menyuruhku untuk lebih
mengenal Chorong agar kami mendapatkan feeling saat pementasan drama nya nanti.
Dan ini membuatku kesal. Kenapa aku harus latihan hanya berdua dengan Chorong!?
Lalu songsaengnim justru bersama anggota lain yang hanya menjadi figuran dan
sebagainya. Ah, ani! Aku tidak boleh berpikiran negative tentang hal itu. Dia
kan profesional. Mungkin Songsaengnim sedang membicarakan tentang logistik dan
lainnya untuk persiapan pementasan drama nanti.
"Jadi, mulai dari mana?"
"Terserah kau saja." Jawabku tanpa
menoleh sambil menatap layar handphone ku
"Bisakah kita mulai sekarang!?"
Tanya nya lagi
"Tentu saja."
"Bagaimana bisa kita mulai jika kau
terus memainkan handphone mu!?"
Aku menatap Chorong yang baru saja
menggretakku. Aku berdiri dan mendekatkan wajahku ke wajahnya. Wajah lugunya
menampakkan ketakutan.
"Ayo, kita mulai!" Tatapku sinis.
Aku senang karena sekarang Chorong tidak
banyak omong, karena sepertinya dia takut dengan tatapanku. Hahaha.
Youngmin POV end~
Author POV
(Kwangmin di sekolah Youngmin)
Naeun menghampiri Kwangmin di depan kelasnya
yang sedang mendengarkan lagu lewat earphone. Naeun duduk disebelah Kwangmin
dan menepuk pundaknya dengan pelan.
"Oppa.. Aku membawakan ini
untukmu." Naeun memberikan sebuah kotak makan berwarna merah muda ke
hadapan Kwangmin.
Kwangmin melepaskan earphone dari telinganya.
"Apa ini?" Kwangmin membuka kotak
itu, "Wah, cokelat.."
"Ini pertama kalinya aku membuat
cokelat. Semoga kau menyukainya."
"Geuraeyo? Kau yang membuatkan cokelat
ini untukku? Waah, kelihatannya enak. Aku coba ya.." Kwangmin mengambil
sebuah cokelat berbentuk love dan memakannya
"Wooahh, rasanya manis. Dan rasa
cokelatnya enak. Kau pandai membuat cokelat ini Naeun.."
"Geuraeyo? Gomawo Oppa. Lain kali, aku
akan membuatkan makanan yang lain."
Kwangmin tersenyum dan memakan kembali
cokelat-cokelat yang ada di dalam kotak makan itu.
Author POV end~
Youngmin POV
(Youngmin di sekolah
Kwangmin)
Aku memulai gerakkan dance. Di naskah drama,
ada bagian dimana aku harus menunjukkan kemampuan dance ku. Chorong nampaknya
terpukau dengan dance ku. Dia tak henti-henti nya menatapku saat aku memulai
dancenya. Ah, aku terlalu percaya diri.
"Baru kali ini aku melihatmu
menampilkan bakat dance mu. Selama ini kau selalu enggan untuk menunjukkan
bakatmu itu."
"Geuraeyo?" Jawabku sembari
mengatur nafas
"Adegan apa lagi yang harus kita
pelajari?"
Chorong membaca naskahnya dengan seksama,
"Masih banyak lagi. Salah satunya kita.. Mwo? Kita harus berciuman?"
Chorong menatapku.
Aku mengerutkan kedua alisku, "Mwo?
Berciuman? Kau bercanda? Ah, aku tau. Kau pasti hanya mengada-ada saja kan!?"
Aku menunjuk ke arahnya
"Mworago? Kau pikir aku ini yeoja
seperti apa, eoh!? Seenaknya kau menuduhku seperti itu. Kau baca saja
naskahnya!” Chorong memberikan naskah dramanya padaku dengan kasar
Chorong benar. Ternyata ia tidak mengada-ada.
Di naskah dramanya tertulis kalau namja nya akan pergi ke Jepang untuk
meneruskan study nya. Dan sang yeoja sepertinya tidak rela jika namja nya pergi
dan harus meninggalkan yeoja ini. Dan namja itu menciumnya, lalu memeluknya.
"Aigoo.." Aku menepuk keningku
dengan kesal, "Baiklah..." Aku hanya bisa pasrah
"Heh?"
Angin berhembus dengan perlahan. Dedaunan
ikut berterbangan bersamanya. Jantungku mulai berdebar-debar saat wajahku mulai
mendekati wajahnya. Dan kali ini lebih dekat dari yang tadi. Tanganku menyentuh
rahang sebelah kanan Chorong. Dan bibirku..
"Hatchiiii...." Chorong bersin
tepat di depan wajahku saat bibirku mulai menyentuh bibirnya. Sungguh, ini
sangat menyebalkan.
"Chorooooong!! Kau ini yeoja yang
sangat menyebalkan yang pernah aku kenal!!"
"M-mianhaeyo, aku tidak sengaja.
Jeongmal mianhae. Biar kubersihkan wajahmu.."
Chorong mengeluarkan sapu tangan berwarna
pink dari saku roknya. Dan ia mulai mengelap wajahku dengan perlahan. Rasanya
teduh saat menatap matanya. Wajahnya yang lugu mulai menarik perhatianku.
"Sudahlah.. Kita lanjutkan besok saja.
Aku lelah.. Dan aku ingin pulang!"
"Baiklah. Ini naskah mu. Jangan lupa
untuk dihapalkan, ne!? Aku benar-benar minta maaf atas kejadian ini."
Chorong membungkukkan badannya dihadapanku.
Aku mengangguk dan meninggalkan Chorong
sendirian di taman sekolah.
Youngin POV end~
***
Author POV
(Youngmin di sekolah
Kwangmin)
Youngmin berjalan dengan malas menuju
kelasnya. Chorong berlari menghampiri Youngmin yang hampir memasuki kelas.
"Kwangmin Oppa.. Songsaengnim menyuruh
kita untuk latihan drama lagi nanti siang."
"Mwo? Nanti siang? Aku tidak bisa! Ada
latihan dance dan aku tidak mau melewatkannya sekalipun untuk latihan drama
itu!"
Chorong menautkan jari telunjuknya
didagunya, "Bukankah dari dulu kau lebih menyukai latihan drama dari pada
latihan dance? Bahkan, kau sering sekali membolos saat latihan dance."
Youngmin mendekatkan wajahnya ke wajah
Chorong.
"Lalu? Apa itu sebuah masalah untukmu?
Ini hidupku, dan kau tidak perlu mengurusi kehidupanku yeodongsaeng!"
Youngmin memasuki kelasnya dan meninggalkan Chorong yang melotot dengan mulut
sedikit menganga.
(Kwangmin di sekolah
Youngmin)
Kwangmin mengantar Naeun ke kelasnya.
"Nanti malam ada acara tidak? Aku ingin
mengajakmu untuk makan malam. Tapi hanya berdua."
Naeun mengangguk. "Aku mau. Lagi pula
tidak ada acara khusus untuk perayaan ulang tahun ku."
"Kenapa tidak dirayakan?"
"Aku kan bukan anak kecil lagi. Lagi
pula semalam keluargaku sudah memberikanku kejutan dan hadiah."
"Baiklah. Nanti malam aku jemput jam
19.00."
"Ne, Youngmin oppa."
(Youngmin di sekolah
Kwangmin)
Youngmin memulai pemanasan terlebih dahulu
sebelum latihan dance bersama teman-temannya dimulai. Youngmin sangat antusias
mengikuti latihan dance, dan perkembangannya semakin hari semakin membaik.
Semua teman-temannya merasa senang dengan kemajuan yang dialami temannya.
Padahal mereka semua tau jika dari awal Kwangmin (yang sekarang bertukar tempat
dengan Youngmin), sangat tidak tertarik dengan dunia dance. Tapi semenjak
mengikuti perlombaan dan memenangkannya, ia nampak antusias.
Dan teman-temannya mengira karna kemenangan
itulah yang membuat Kwangmin menjadi lebih bersemangat. Sayangnya mereka semua
tidak tau, jika yang sanga antusias dan yang berada dengan mereka sekarang itu
adalah Youngmin, bukan Kwangmin.
"Aku pulang duluan. Bye.." Ucap
Youngmin sambil melambaikan tangan kanannya ke arah teman-temannya.
Saat keluar dari ruang latihan, Youngmin
merasa kepalanya sangat pusing dan terasa sangat berat. Ia terus memegangi
kepalanya. Tak lama, Youngmin jatuh pingsan. Chorong yang tidak sengaja lewat
melihatnya, membawa Youngmin ke klinik sekolah dengan dibantu oleh
teman-temannya.
Chorong memperhatikan namja yang sedang
terbaring itu. Ia tersenyum.
'Seandainya aku bisa mengenalmu lebih dekat
lagi. Aku pasti akan merasa sangat senang.' Batin Chorong.
Hampir 15 menit akhirnya Youngmin sadar. Ia
menatap Chorong sebentar dan hendak berlalu darinya.
“Kau mau kemana?”
Namun kepalanya yang masih terasa pusing
membuat Youngmin jatuh duduk dilantai. Hidungnya mimisan. Chorong membantu
membaringkan Youngmin di tempat tidur namun Youngmin menolaknya. Ia hanya duduk
disisi tempat tidur.
"Neo gwaenchanayo Kwangmin-ah? Tadi aku
menemukanmu pingsan. Jadi aku membawamu kesini. Apa kau sedang sakit?"
"Apa pedulimu jika aku sakit?"
"Aku kan hanya..."
"Hanya apa?" Tatap Youngmin sambil
menahan darah yang keluar dari hidungnya
"Ah, tunggu sebentar.." Chorong
mengeluarkan sapu tangan dari dalam tasnya, "Biar kubantu membersihkan
darahnya.." Perlahan Chorong mengusap darah itu.
Youngmin menggenggam tangan Chorong. Ia
kembali menatap yeoja yang ada dihadapannya. Sementara Chorong hanya terpaku
dan membalas tatapan Youngmin dengan gemeteran. Lagi-lagi Youngmin mendekatkan
wajahnya ke wajah Chorong. Matanya berusaha terpejam. Dengan perlahan, Youngmin
menempelkan bibirnya di bibir mungil Chorong. Mata Chorong membulat. Jantungnya
berdebar dengan kencang. Selang beberapa menit, Younmin menjauhkan bibirnya
dari bibir Chorong dan berlalu sambil membawa pergi sapu tangan milik Chorong.
Chorong masih diam dan tak berkutik. Baginya,
ini adalah ciuman pertama dihidupnya. Bersama cinta pertamanya.
Youngmin menyenderkan dirinya ditembok depan
klinik. Ia kembali memejamkan matanya. Perlahan senyum kecil mulai merekah
diwajahnya, sebelum ia pergi.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar